webnovel

158.) Liburan

Sampai di Marineford, bajak laut yang di tangkap langsung di kirim ke impel down.

"Dapat poin berapa?" tanya ku ke pencatat poin Marinir

Note : Tiap kali kru marine menangkap bajak laut, akan ada feed back poin, nantinya poin itu akan di gunakan sebagai uang, yang di tukar mungkin saja buah iblis, makanan, ataupun lainnya.

"Dengan total 350 juta berry, kalian mendapat 350 poin, jadi totalnya 24,500 poin"

"Siapa yang pertama?" tanya ku bangga

"Kru mu" balasnya

"Hahaha sudah biasa itu, yang lain hanya nubb, marinir abal abal" ucap ku

"Jangan di sombong, di bawah mu ada kepemimpinan Hina loh, dia 11 rb poin" ucapnya

"Itu terlalu jauh jaraknya" balas ku

"Lihat saja, nanti akan tersalip, tapi kamu kenapa tidak mengambil sepeser pun poin?" tanyanya

"Mau ku tukar, buah iblis Cut cut no mi milik Haruka" balas ku

"Mau ku tukar, buah yang kuat, contohnya logia" balas ku

"Tapi, kamu bisa menukarkan loh, logia hanya 800 - 2400  poin saja" balasnya

"Aku ingin buah cut cut no mi apa ada?" tanya ku

"Tidak ada"

"Ya sudah, poin ku simpan sampai buah itu ada" balas ku

.

Aku kembali ke pangkalan kapal ku.

"Ini uang 35 juta berry, bagikan ke prajurit" suruh ku ke Coby

"Anda sudah mengambil pak?" tanya Coby sebab komandannya ini jarang mengambil uang, hadiah poin pun ia tabung, sementara uang yang di bagikan adalah uang komandannya sendiri

"Sudah, bagikan saja sana" suruh ku

"Baik pak" balasnya

.

Coby membagikan ke kru ku, total orangnya adalah 70 orang termasuk dirinya.

Jadi masing masing 500 rb berry.

"Komandan tidak ambil lagi?" tanya Bawahan A

"Tidak, kamu sudah benar menjumlahkannya 350 kan?"

"Iya sudah ku jumlah, sampai dua kali"

Note : sudah ke sekian kali Haruka tidak ambil uang bagian hasil poin.

.

"Bagimana pesta saja?" tanya Coby

"Tidak mungkin Komandan akan hadir, komandan itu orangnya sopan, ia barbar di pertarungan, namun sangat baik dan sopan pada kita, menurut ku komandan Haruka itu, komandan terbaik" balasnya

"Kamu benar" balas Coby

.

Jam 3 sore.

Di Sabaody, satu hari sebelum pertemuan kru Mugiwara setelah 2 tahun.

"Halo" ucap ku pada Nami yang duduk di kedai

"Ada urusan apa, laksamana muda Haru mendatangi ku?" tanya Nami

"Boleh aku duduk?" tanya ku

"Jangan, jika kamu tidak ada urusan dengan ku" ucap Nami

"Ada urusan, ini (menyerahkan pedang ku yang di buat oleh Maki)" ucap ku

"Apa ini?" tanya Nami

"Pedang Haruka teman mu, ia ku kalahkan" balas ku

Nami kaget, lalu menatap ku.

"Jangan kaget, aku marinir kalian bajak laut, aku membasmi kalian, itulah tugas ku, namun aku bukan Marinir jahat, ia ku bunuh sebab membunuh para marinir saat perang, ia punya pesan juga sebelum kematiannya, katanya, tolong jangan menyesalkan bahwa kalian merekrutnya, serta untuk Lucy dan Maki tolong sampaikan ya, ia berkata maaf tidak bisa membalas cintanya" ucap ku

"Kamu becanda bukan? Haruka mati?" tanya Nami

"Tidak aku serius, baiklah semoga beruntung ya pertemuan kembali kru kalian, jika kita bertemu lagi di masa depan berhati hatilah kalian akan ku tangkap" ucap ku lalu pergi keluar kedai

.

Nami masih terdiam, sebab jujur saja dua tahun ini Nami tidak tau kabar kru lainnya.

.

Aku pergi ke kapal ku.

"Angkat jangkar, kita pergi" ucap ku

"Tugas kita tidak di sini Kapten?" tanya Coby

"Tidak, kita tidak ambil bagian di penangkapan kru Mugiwara, kita pergi patroli di kawasan kita" balas ku

"Baik pak" balas semua bawahan ku

.

"Misi terakhir, bunuh Kaido"

"Hmmm, aku hanya bisa diam jika di suruh melawan Yonko" pikir ku

.

Langsung ku buat panggilan ke Vice Admiral saat ini.

"Halo pak, saya Laksamana Muda Haru Shinomiya, ingin cuti selama 2 bulan" ucap ku

"Pencapaian mu banyak, tapi untuk apa kamu cuti selama 2 bulan?" tanyanya

"Ingin liburan pak" balas ku

"Hmmm, ku berikan kamu 1 bulan"

"Lebihkan pak, saya liburan ke east blue sebabnya" balas ku

"Baiklah 1,5 bulan" balasnya

"Baik pak itu sudah cukup" balas ku

"Nanti buat laporan, katakan sudah seizin ku" kata Sakazuki

"Baik pak" balas ku

.

Aku langsung ke dek kapal.

"Coby kumpulkan perwira" ucap ku

"Baik pak!"

.

Semuanya sudah terkumpul di depan ku.

"Baiklah, aku punya kabar baik untuk kalian" ucap ku

"Kalian tau apa itu?" tanya ku

"Tidak pak!" balas mereka

"Selamat, kalian selama 1,5 bulan akan mendapatkan pemimpin baru" ucap ku

Mereka bingung.

"Hmmm kalian tidak bisa tertawa sedikit ya" ucap ku

"Baiklah akan ku katakan, aku akan cuti untuk liburan, kalian akan bekerja di bawah komando Laksamana muda Hina dan itu mulai besok" ucap ku

"Pak, tapi kenapa tiba tiba?" tanya Coby

"Aku ingin istirahat sejenak, jika kalian mau ambil cuti bilang saja padaku nanti akan ku izinkan juga, namun paling lambat besok" ucap ku

Mereka bisa memahami alasannya, sebab diriku ini ketua tanpa ada libur, hari libur saja ku habiskan di kapal untuk ikut patroli.

.

"Kamu yakin mau liburan selama 1,5 bulan Haru?" tanya Gion sebagai atasan ku

"Yakin Bu" balas ku

"Yakin ini liburan?" tanya Gion memastikan

"Yap ini liburan, aku ingin liburan ke Wano"

Gion yang siap memberikan capnya terhenti.

"Tunggu sebentar itu di New World kamu tau bahwa itu ada di luar pengawasan Marinir kan?" tanya Gion sebab Haru ini di kenal perwira yang barbar dengan penjahat yang di temui namun tidak suka mengobrak abrik sarang penjahat semenjak kejadian di pulau Guru

"Saya tau Bu, keluarga saya katanya ada di sana" balas ku

"Ha? Keluarga mu siapa?" tanya Gion

"Keluarga ku Shinomiya" balas ku

"Duduk dan ceritakan dulu asal usulnya baru ku berikan capnya"

"Bisakah saya menolak?" tanya ku

"Tidak, ini perintah"

Aku duduk.

"Mulai cerita" suruh Gion

Haruka~

Saya seorang anak dari keluarga Shinomiya, yang katanya ku dapatkan info bahwa keluarga ku datang dari sana.

Namun karena suatu sebab aku terpisah dari keluarga ku di umur ku 5 tahun, tujuan ku ke sana ingin memastikan apa benar mereka keluarga ku.

Selesai

.

"Oh begitu maksudmu rupanya, baiklah ingin memastikan saja, tidak ada pertempuran, jangan sampai kamu kembali ke sini dengan luka" ucap Gion lalu memberikan cap ke dokumen ku

"Baik bu" balas ku

.

Aku kembali ke rumah tunjangan ku, ku kemasi barang ku ke dalam cincin penyimpanan, jam 6 sore aku pergi ke pembelian stok barang marnir, ku beli bahan pokok sebesar 20 juta ton beras, 20 juta ton gandum, 5 juta ton kacang uang senilai 1,2 miliar berry ku habiskan untuknya, selanjutnya beli kantung air sebanyak 1 juta kantung 5 literan, sampai rumah ku isi dulu kantung air dengab air tawar sampai satu juta kantung terisi penuh, tentunya tidak sendirian, 70 perwira ku membantu ku, mereka uniknya tidak banyak tanya, esoknya setelah sarapan aku pergi ke Wano menggunakan log pose abadi ke arah sana. (Gion yang memberikannya)

.

Naik kapal sudah biasa, jadi aku ingin lebih greget yaitu dengan geppo sampai sana.

"Tidak, itu bukan ide bagus" ucap ku dalam hati, jadilah aku naik kapal dulu menuju perairan terdekat, namun sayangnya perairan terdekat yang boleh di capai kapal marinir bahkan tidak sampai 1/2 perjalanan.

Jadilah geppo dari titik pemberhentian kapal ke Wano.

Perjalanan selama 3 hari 2 malam hingga aku sampai sana.

.

Aku bukan menuju ke perbatasan tapi melanjutkan pergi ke ibukota bunga, sebab ya perlu di ketahui Wano menggunakan emas sebagai alat tukar bukan berry, jadi berry sebanyak apapun di sini tidak berharga.

Aku ganti kostum dulu sebelum sampai sana dengan mengenakan Kimono, 3 pedang du pinggang kiri, lalu make up agar wajah ku tidak di kenali.

.

Di ibukota bunga, ku datangi tempat jual beli pedang.

"Permisi, aku ingin menjual pedang" ucap ku saat masuk kedai

"Hufff" pemilik kedai sedang merokok

"Bawa sini biar ku lihat dulu" ucapnya

Ku berikan 3 pedang gagal hasil buatan Maki untuk ku dulu, namun walaupun gagal ini masih tempaan ke 5,5.

"Lumayan bagus, ini masih baru juga, boleh ku cek?" tanya pemilik kedai

"Kamu bisa ilmu pedang kan?" tanya ku memastikan dulu, sebab tanpa ilmu pedang, pedang sebaik apapun akan jadi tumpul jika mereka pegang

"Tentu saja aku bisa, aku penjual pedang bukan pembuat pedang"

Pemilik kedai mengambil sepotong besi.

Lalu mengayunkan satu pedang ke arahnya.

Crash

Besinya terpotong sangat mudah.

"Baiklah aku percaya ini barang bagus mau di jual berapa?" tanyanya

"Yang lain tidak di cek?" tanya ku

"Tidak perlu, aku ini jeli dalam mengamati, jika aku benar dan kamu jujur, harusnya kedua pedang itu tingkat 5 ke 6 tempaan, namun tidak berani di naikan karena ya mungkin kurang bahan" ucapnya

"Kamu benar, lalu harga terbaik yang dapat kamu tawarkan berapa" balas ku

"Ini barang bagus 120 emas untuk satu pedangnya bagaimana?" tanyanya

"Naikan ke angka 150 emas" ucap ku

"Hmm aku tidak berani jika segitu, ini permasalahan adalah pedang ini buatan dari luar bukan dari sini, hasilnya sebanding dengan buatan sini tapi, ahhh baiklah 150 emas deal" ucap pemilik kedai

"Oke" balas ku

.

Aku keluar dari sana membawa 450 batang emas.

Selanjutnya pergi ke tempat judi.

Jika ku ingat pemilik tempat perjudian dadu di sini semuanya penipu, jadinya lebih baik berjudi dengan poker saja.

.

Dengan 450 batang, aku bisa langsung main ke meja taruhan besar, dengan minimal pasang adalah 30 emas.

Note : keunikan di sini saat bermain poker adalah tidak pakai chip, melainkan langsung pakai emas.

.

Di tempat judi poker.

Aku duduk di meja besar dimana 5 lawan ada di sana.

"Oh pendatang baru ya" ucap seseorang di samping ku

"Bukan tuan, saya dari kota barat, ingin mengadu nasib di sini" balas ku

"Hmm sesuai dengan pakaian mu, semoga beruntung" ucap nya

.

Permainan pertama aku lepas sebelum pasang, (Liat aja aturan poker)

.

Permainan ke dua ku lepas juga

.

Permainan ke tiga baru bermain sebab pasang pertama adalah diriku, tapi ku lepaskan kembali karena insting judi ku berkata kartu akan jelek nantinya.

.

Barulah saat permainan ke empat, dimana baru mulai ada yang all in 2300 emas, aku langsung ikut, sebab aku punya pair kartu 9, 2 lainnya all in, sementara dua lainnya lagi lepas.

.

A K 9 9 K

Yang all in duluan sangat senang karena mendapat Full House (Kartunya A dan K), tapi kesenangannya langsung ku patahkan dengan Four of Kind (9 dan 9, 4 sama), dua lainnya hanya one pair saja (Satu kartu yang sama).

420 emas dari 3 orang masuk ke diriku, sisanya masuk ke orang pertama yang all in.

Note : Haruka kalah emas, jadi ia tidak bisa mengambil semua emas di meja, ia hanya berhak mengambil emas senilai yang ia keluarkan saja.

.

Dua orang pergi dari meja, di gantikan 3 orang baru masuk.

Sekarang emas ku ada 1680.

.

1 jam kemudian berubah jadi 45.460 emas

Aku pemegang meas terbanyak di meja.

.

5 jam berikutnya, entah kenapa aku ingin saja bermain terus, sementara lawan ku ingin saja membuat ku bangkrut tapi hasilnya mereka sendiri yang bangkrut.

Aku keluar dari sana membawa 567 rb emas, ku masukan hampir semua ke dalam cincin penyimpanan, ku sisakan hanya 50 emas untuk ku pergi cari makan.

.

Namun saat di jalan semua orang berkerumum membuat barisan.

"Kumurasaki sama, Komurasaki sama!"

Aku melihat mendekat ke jalan utama.

"Oh Hiyori toh, lebih cantik juga Hiyori yang satunya (adik ku)" pikir ku

Namun saat ku lihat wajahnya dan pakaiannya.

"Gila, Hiyori ku tidak ada apa apanya bangke!" ucap ku dalam hati

.

Hiyori melihat ke arah ku lalu tersenyum.

"Dia melihat ke arah ku!" teriak laki laki di depan ku

"Tidak, itu aku!" kata laki laki di sampingnya

.

Aku pergi dari sana lalu makan dulu di restoran.

.

Harga makanan rata rata di sini adalah 1 sampai 3 perak.

Note : 1 emas sama dengan 100 perak sama dengan 1000 perunggu.

.

Ku pesan susu dan menu makan siang berat (Ada nasinya pokoknya)

Makan selama 30 menit lalu pergi ke tempat pelacuran Komurasaki.

.

"Pesan ruangan bersama Komurasaki" ucap ku

Resepsionisnya melihat ku dulu, seperti ia mengecek penampilanku dulu.

"Biayanya 1 emas per jam" balasnya

"Pelayanan apa yang ku dapat?" tanya ku

"Pelayanan yang sangat indah" balasnya

"Baiklah, ini 50 emas, tolong antarkan aku" ucap ku pada resepsionisnya

"Maksimal hanya dua jam Komurasaki sama melayani"

"Jadi dua emas ya?" tanya ku

"Kelilatan jam, berlaku dua kali lipat harganya"

"Baik 3 emas" balas ku

.

Aku di antar ke ruangan di tingkat paling atas, pintunya keren dengan gambaran tinta berwarna.

Ku lihat Komurasaki duduk di tengah tengah ruangan.

"Silahkan masuk" ucap resepsionisnya padaku

Aku masuk lalu ia menutup pintu.

Aku duduk di depannya.

"Selamat datang tuan" ucap Hiyori dengan senyum terbaiknya

"Wow memang cantik ya Komurasaki sama ini" ucap ku

"Terima kasih" balasnya lalu menuangkan teh padaku dan mulai menghidupkan lilin

.

Huff

Ku matikan api di lilin.

Curr

Ku jatuhkan air di gelas ku.

"Maaf aku tidak tertarik untuk di mabuk" ucap ku padanya

Komurasaki kaget namun mencoba tetap tenang.

"Lalu anda ingin pelayanan seperti apa?" tanya Hiyori

"Berapa uang yang harus aku keluarkan untuk sex dengan mu?" tanya ku langsung

.

Dalam hati Hiyori, ia langsung menggolongkan diriku sebagai anjing, yang taunya hanya ngewe dan ngewe.

"20 rb emas" balas Hiyori

"Hahaha mahalnya" ucap ku tertawa di awal lalu serius di akhir

"Jika tidak punya uang jangan meminta lebih tuan" kata Hiyori

"Bukannya tidak punya, tapi apa kamu yakin badan mu seharga 20 rb emas?" tanya ku

"Saya Komurasaki, jadi jangan merendahkan saya" ucap Hiyori tetap tenang

"Baiklah silahkan lepaskan bajumu" ucap ku menyerahkan 20 rb emas di depannya

"Eh anda punya?" tanya Hiyori kaget bukan main

"Yap aku punya, jadi silahkan lepaskan baju anda" balas ku

Hiyori ragu ragu memegang kimononya, ia ragu untuk membukanya.

"Anda terlalu lama, apa mau saya bantu?" tanya ku

"Tidak perlu, maaf saya tidak bisa menuruti anda silahkan ambil kembali uangnya" ucap Hiyori

"Hmm apa anda masih perawan?" tanya ku

"Masih"

"Ku tambahkan 80 rb emas, anda bersedia?" tanya ku

"Maaf saya harus menolak berapa pun uang yang anda berikan" balas Hiyori

"Lalu saya keluar dari sini tidak puas dong" ucap ku

"Saya meminta maaf, jika anda ingin melakukan sex saya akan memanggil bawahan saya langsung"

"Tidak perlu, saya akan keluar dari sini dan bilang bahwa Komurasaki sama mereka, hanya pelacur yang takut di setubuhi" ucap ku lalu menyimpan semua emas ku lagi

Aku berdiri.

Hiyori langsung berpikir, jika pelanggannya ini menyebarkan berita seperti itu, namanya akan buruk dan tempat ini akan jadi lebih buruk.

"Kenapa sih ada orang yang sekaya ini tanpa ku ketahui" pikir Hiyori

"Tuan tolong jangan keluar dulu, pelayanan belum selesai, saya bersedia bersetubuh dengan anda tapi dengan harga 100 rb emas" ucap Hiyori

Aku kembali duduk

"Dengar Komurasaki sama, kamu mungkin menggolongkan diriku anjing sebelumnya, kamu pasti berpikir aku seperti laki laki yang di otaknya hanya tau sex dan sex, tapi kamu apa tidak tau sekarang kamu seperti layaknya anjing yang menjilat majikan, ya seperti seorang yang lupa akan daratan mungkin" ucap ku padanya

Hiyori tidak pernah serendah ini di hadapan pelanggannya sebelumnya, ia merasa telah terjajah mental oleh Haruka, ia bingung harus menanggapi apa lagi.

.

"Saya tidak menggap anda sebagai anjing tuan" ucap Hiyori

"Benarkah, kamu pembohong besar Komurasaki sama, aku mungkin bukan laki laki baik tapi insting ku berkata kamu mengolok ngolok ku sebagai anjing, oh benar tepatnya saat aku meminta mu untuk bersetubuh dengan ku, benar bukan?" tanya ku padanya

Hiyori kaget karena tebakan orang ini sangat benar.

"Siapa anda?" tanya Komurasaki menatap ku dengan serius

"Saya bilang pun anda tidak akan tau, Hiyori chan" ucap ku memperlambat di akhir saat menyebut namanya

Hiyori mengeluarkan pisau hendak menusuk ku.

Clap!

Ku tangkap pergelangan tangannya lalu ku pelintir tangannya ke belakang tubuhnya.

"Aw aw lepaskan aku!" teriak Hiyori

Aku langsung membuang pisaunya dulu lalu ku bungkam mulutnya dengan mulut, lumayan lah 3 emas masa tidak di gunakan sebaik mungkin.

"Emmmpp!!!!" Hiyori mencoba melepaskan ciuman dengan memukul badanku

Ku lepaskan ciuman ku lalu ku bungkam mulutnya dulu.

"Maaf menciummu tiba tiba, aku laki laki normal yang tidak tahan akan bibir ranum mu, tapi aku tidak bermaksud jahat padamu Hiyori, aku dari Marinir code name Haru, aku sedang dalam misi membunuh Kaido" ucap ku membuat Hiyori kaget dan menatap ku

"Jangan teriak ya" ucap ku lalu melepaskan bungkaman padanya

.

Hiyori menatap ku.

"Maaf sudah mencium anda tuan putri Kozuki sama" ucap ku sambil bersujud

"Duduk dan katakan misimu" ucap Hiyori

"Boleh ku ulangi ciumannya dulu, ada yang belum tersentuh tadi" ucap ku masih bersujud

Plak!

Aku di tampar

.

Ku ceritakan misi ku pada Hiyori, misi simpel namun seperti misi impossible, tentunya dengan gambar tangan di pipiku.

.

"Kamu tidak akan menang melawan Kaido, ayah ku saja yang katanya samurai terkuat kalah oleh Kaido" ucap Hiyori

"Aku bisa menang, tapi tidak tau juga sih, jikalau ada peluang 1% kemenangan maka akan ku lakukan, sudah ya aku mau pergi" ucap ku

"Kamu tidak bisa pergi, kamu harus bertanggung jawab di masa depan" ucap Hiyori

"Gak aku pria lepas gak ada kata tanggung jawab" balas ku

"Aturan wanita di keluarga ku, jika ada laki laki yang menciumnya, ia tidak bisa menikah kecuali dengan orang yang menciumnya" ucap Hiyori

"Gak titik, aku gak tanggung jawab, aku mencium mu sebagai seorang Komurasaki bukan sebagai Hiyori" balas ku lalu pergi ke luar tempat pelacuran

.

Aku pergi ke Kuri ke tempat Tama, de nyansu

Pergi dengan mengendarai hewan aneh yang ku beli dari ibu kota bunga.

Perjalanan selama 4 jam.

"Gila, ini seperti di gurun" ucap ku saat melewati padang tandus

"Kamu kepanasan bruh?" tanya ku ke hewan yang ku tumpangi

"Huf huf" balasnya

"Berhenti dulu, kita minum" ucap ku

"Huf huf"

.

Ia ku berikan rumput gulung dan 5 liter air, maklum badannya besar.

20 menit kemudian.

"Oke lanjut?" tanya ku

"Huff"

.

Ku lanjutkan perjalanan.

Jam 6 petang aku baru sampai sana, namun aku pergi ke kedai teh milik Tsuru dulu saja.

"Permisi, ada makanan?" tanya ku

"Jika anda punya uang, makanan tentu ada" balasnya lalu menghampiri ku

"Ada, bisa aku menggunakan dapur mu?" tanya ku

"Kamu tidak membawa bahan makanan, apa yang ingin kamu masak?" tanyanya

"Nasi" balas ku

"Oh sini biar ku masakan saja jika berkenan"

"Ok baiklah"

Aku berbalik mengeluarkan beras 1 kantung 25 kg, dan 1 kantung air.

"Ini" ucap ku

Tsuru kaget karena sangat jarang menemui beras dalam kantung besar.

"Kamu mendapatkan ini dari mana?" tanya Tsuru

"Dari ibukota, tolong masak secukupnya saja, untuk ku 1 mangkuk penuh saja, lalu buatan 2 mangkuk penuh lagi namun di bungkus" suruh ku

"Um baiklah" balas Tsuru

"Sisanya untuk dirimu" ucap ku

"Eh sisanya banyak loh, beras mahal di sini, apa kamu tidak masalah?" tanya Tsuru

"Tidak masalah, aku punya banyak" balas ku

"Baiklah, terima kasih atas pemberiannya, kamu tidak perlu bayar"

"Oke"

.

Ku tunggu selama 20 menit, sesorang wanita tinggi besar datang mengantarkan makanan.

"Silahkan tuan" ucap Kiku menyerahkan nampan berisi satu mangkuk penuh nasi dengan lauk sayur dan kacang goreng

"Terima kasih" ucap ku

"Tentu"

.

Aku makan lalu kemudian Tsuru datang dengan membawa teh hijau. (Dimasak dengan air dari kantungnya Haruka)

"Ini minumnya"

"Ya"

.

Tsuru dan Kiku duduk di sebelah ku.

"Maaf tapi tolong jangan di lihat, jika kalian lapar makan saja beras yang ku berikan tadi" ucap ku karena risih dengan tatapan mereka

"Maaf maaf, tapi orang seperti mu kenapa datang ke Kuri jika aku boleh tanya" ucap Tsuru

"Maaf jangan tanya saat aku makan, itu adat dari daerah ku" balas ku

"Oh silahkan habiskan dulu"

.

10 menit kemudian.

Makanan dan minuman habis.

"Baiklah silahkan tanya" ucap ku

"Alasan mu datang ke Kuri apa?" tanya Tsuru mengulangi pertanyaan tadi

"Aku ingin mengunjunginya saja, aku ini petualang" balas ku

"Siapa nama mu?" tanya Tsuru

"Haru Shinomiya" balas ku

"Kamu Marinir?" tanya Tsuru kaget

"Oh kamu kenal aku ya" ucap ku sambil menggaruk kepala belakang ku

"Apa Misi mu kemari?" tanya Tsuru

"Tidak ada misi, aku liburan di sini" balas ku

"Oh ku kira anda ingin memberantas kekuatan utama di sini, sepertinya aku memang harus menunggu dulu sampai penyelamat lainnya datang ke sini" ucap Tsuru

"Itu tidak perlu" ucap ku

"Mana nasi lainnya?" tanya ku

Tsuru memberikannya padaku, lalu aku pamit pergi.

.

Aku pergi masuk ke dalam hutan bambu, dengan geppo ku cari tempat tinggal tama chan.

Setelah ku cari selama 10 menit akhirnya ketemu juga, rumahnya ada di dekat dengan sungai, tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dengan sungai juga sebenarnya.

Aku turun lalu masuk ke dalam rumah, tumah yang reot dan sudah tua.

.

Ada anak yany terbaring tidur dengan kelaparan, ia memang perutnya untuk menahan agar perutnya tidak berbunyi mungkin.

Aku kembali ke luar.

"Permisi" ucap ku sebelum masuk

"Permisi" ucap ku lagi

Tama datang.

"Ada apa Kakak datang kemari?" tanya Tama dengan muka cerah tanpa adanya tekanan karena lapar seperti tadi

"Aku datang karena ingin memberikan ini, Tenguyama menitipkan ini, katanya cari rumah di tengah hutan di Kuri, di sana ada anak perempuan yang kelaparan, nah ini makanan untuk mu" ucap ku

Tama menerimanya, di dalamnya ada sesuatu yang di bungkus daun.

"Apa ini?" tanya Tama

"Nasi, ini air bersih juga ada, jika kamu ada tempat dimana aku bisa memasak akan ku masakan juga telur" ucap ku

Tama berpikir sejenak karena ia belum sepenuhnya yakin dengan tamunya ini.

"Mau tidak?" tanya ku karena melihat Tama diam saja

"Mau!" balasnya cepat

.

Ia menghidupkan perapian dapur.

"Sudah terima kasih ya, mana wajan mu dan minyak" ucap ku

"Wajan ada minyak tidak ada" balas Tama

"Hmmm baiklah baik, kamu duduk di sana saja biar ku masak dengan cara ku"

"Baiklah"

.

Ku keluarkan butter dari penyimpan ku, sebenarnya aku tidak beli ini waktu di marinir, jadi tidak banyak dan mungkin ini butter terakhir ku.

.

Srenggg

Ki ceplok 2 telur, memasak selama 4 menit, lalu ku angkat.

.

"Kenapa belum di buka bungkusnya" ucap ku pada Tama

"Nasi ini terlalu banyak, aku tidak akan habis jadi mari makan bersama" ucap Tama

"Hmmm segera buka" suruh ku

.

Tama membuka bungkusnya, lalu ku taruh telur itu di atas nasinya.

.

Ku duduk di depanya.

"Makan, Tama chan" ucap ku

"Kakak tidak ikut makan?" tanya Tama

"Tadi aku sudah makan di kedai Tsuru san, ini nasi yang di masak dari sana juga sebenarnya" ucap ku

"Oh, jika begitu selamat makan" ucap Tama bahagia

.

Next...

Next chapter