webnovel

153.) Normal Life

Sekolah selesai jam 1.30 siang sebab hari ini jumat.

"Ayo kak kita karokean, kak Saki juga ikut" ajak Hiyori

"Tapi aku dan Haruka akan ada rapat menu baru di restoran" ucap Saki

"Berapa jam?" tanya Hiyori

"Paling 30 menit" balas Saki

"Ya sudah akan ku tunggu saja di restoran" ucap Hiyori

"Baiklah, kamu mau Haruka kun?" tanya Saki

"Boleh saja, toh besok libur" balas ku

.

Rapat di restoran, duduk Aku, Saki, Sayu (Perwakilan Koki), Takanashi (Perwakilan pelayan) dan yang berdiri Kyouko san.

"Aku sarankan tema kita kali ini, musim panas masih melekat" ucap Takanashi

"Lepaskan saja musim panas, kita sambut musim gugur" kata Sayu

"Aku sarankan kita pakai tema rendang" ucap ku

"Ah benar juga, kita kan belum kembali ke menu awal, aku setuju jika rendang" ucap Saki

"Boleh juga, yang lain setuju?" tanya Kyouko

"Kurasa setuju saja, sebab beberapa pelanggan ada yang menanyakan kapan rendang akan ada lagi" kata Takanashi

"Kurasa para koki setuju juga, rendang masaknya tidak sulit cuma butuh waktu saja" kata Sayu

"Baiklah kita pilih rendang" ucap Kyouko

"Minumnya kita pilih es mentimun ku rasa cocok" kata Sayu

"Rasanya apa itu?" tanya ku

"Rasanya leci sebab dari sirup, tapi ada potongan mentimun di dalamnya sebagai sensasi kres kres" kata Sayu

"Enak?" tanya ku

"Segar di mulut sih menurut ku" kata Sayu

"Baiklah kita testi saja dulu nanti, jika enak lanjut jika tidak cocok ganti, sekarang pilih plan b" ucap Kyouko

Rapat dilanjutkan hingga plan minuman sebanyak 6 buah.

.

45 menit kemudian kami keluar ruangan manager.

Lanjut ke karaoke.

"Kakak bayarkan" ucap Hiyori padaku

"Lah kamu yang ngajak tapi tidak mau bayar" ucap ku

"Sudah bayarkan saja jangan ribut" lerai Saki

.

"Satu jam untuk tiga orang sebesar 3500 yen tuan" ucap kasirnya

"Hey kenapa bisa begitu, satu orang satu ruangan hanya 1200 yen" tanya ku

"Peraturannya memang seperti itu tuan, sebab di sesuaikan dengan total mic dan minuman yang akan di antar nanti" balas kasirnya

"Oh begitu ya, baiklah ini" ucap ku menyerahkan uang 5000 yen

Kasir memberiku kembalian dan struk masuk ruangan.

.

"Baiklah aku duluan ya yang nyanyi, judul musiknya adalah blue bird, yang tau silahkan nyanyi bersama" ucap ku namun tidak ada yang peduli

"Baiklah aku akan nyanyi sendiri"

.

Habata i tara motorana i to ii te

.

..

.

.

"Aoi aoi bintang film!" teriak ku mengakhiri lagu

.

"Dasar mesum" ucap Hiyori

"Ayo duet kak Saki, pakai lagu i do adore" ajak Hiyori

"Baiklah, aku mulai duluan nanti jika ku suruh sambung sambung ya" kata Saki

"Baik"

.

Mereka menyanyi sementara aku duduk sembari main ponsel.

"Mau main trading tapi uang sudah banyak, mau beli cripto, tapi koin cripto ku juga sudah banyak, ya sudah boros saja sekarang" ucap ku

Aku pergi ke toko online, ku beli sepatu, baju, celana, kaos kaki, kaos dalam, kaos luar, kaos oblong, kaos gym,... Hingga pesanan ku sebanyak 150 buah tapi belum ku bayar hanya sedang ku pilih saja.

"Saki jas ku di rumah ada berapa?" tanya ku

"Ada 20 buah, 15 biji satu set termasuk dalamannya" balas Saki

"Sepatu di rumah?" tanya ku

"12 pasang"

"Oke" balas ku

.

Sepatu dan jas ku hapus dari belanjaan ku, lalu beberapa kaos ku hapus juga, jadilah sisa 2 biji.

"Sial ini bukan pemborosan!" teriak ku dalam hati

..

Dua biji barang itu tetap ku beli lalu ku chat ketua donasi Indonesia.

"Siang jika di Jepang pak" ketik ku dalam bahasa Indonesia

"Ada apa tuan Haruka?" tanyanya

"Saya mau donasi lagi, tidak terlalu besar tapi saya lupa no rekeningnya, jadi saya meminta kemana saya harus mengirimnya" balas ku

"No rekeningnya ini...,jika boleh saya tau berapa yang akan anda donasikan, bulan lalu anda sudah donasi dalam jumlah besar juga, kami selaku panitia ingin memberikan kenangan" ucapnya

"Apakah anda punya bank ini.. saja, sebab jika aku transfer beda bank akan ada limit pengiriman, lalu jika mau memberikan aku kenangan kenangan, silahkan kirim ke alamat ku ini..." balas ku

"Tunggu sebentar akan saya carikan ke panitia lain apa punya bank yang sama"

.

5 menit kemudian di kirimkanlah no rekening padaku.

Ku kirimkan uang sebanyak 1 miliar yen, lalu bukti transfernya ku ss lalu ku kirimkan ke nomor ketua itu.

"Terima kasih, tuan Haruka, sebenarnya jika saya punya kesempatan saya ingin bertemu dengan anda dan menyerahkan kenang kenangan secara langsung, namun keadaan yang membuat saya tidak bisa"

"Tidak masalah, yang terpenting tolong gunakan dana itu untuk mereka yang terdampak perang, saya tau halal haram, uang itu saya pastikan 100% halal sebab hasil jerih payah saya sendiri" balas ku

Note : uang itu hasil dari toko pakaian Haruka.

"Tentu tuan Haruka, kami percaya dengan anda, tunggu kira kira 1 minggu kenang kenangan dari kami akan datang ke alamat anda"

"Tentu akan ku tunggu"

.

Jam 3 sore kami kembali ke rumah keluarga.

"Kak perusahaan manga mu jadinya bulan oktober?" tanya Hiyori

"Sudah jadi sekarang, namun mulai beroperasi oktober" balas ku

"Ada kan foto untuk majalahnya?" tanya Hiyori

"Entahlah" balas ku

"Jika ada job katakan padaku"

.

Jam 3.30 tiba di rumah.

.

Besoknya kami berdua antara aku dan Saki liburan ke restoran dekat sawah di Oosaki.

Restoran keluarga boleh bawa bayi sebenarnya, namun ya aku dan Saki belum punya, jadi berdua saja.

"Lihat ke sini Saki chan biar ku foto" suruh ke, berfoto sembari menunggu makanan datang

Saki berpose dengan senyuman manis.

Crek

"Lumayan lumayan" ucap ku saat melihat hasilnya

"Haruka kun, dimana kamu mendapatkan rekomendasi tempat ini?" tanya Saki sebab tempatnya bagus, berhubung langit cerah, sawah pun terlihat jelas dan tampak hijau

"Dari youtube, bagus kan panoramanya, tapi sayang kita dapat tempat di pojokan, agak gelap di sini" balas ku

"Tidak masalah, gelap kan hanya dari kamera, nanti saja foto fotonya di luar" saran Saki

"Baiklah"

.

Beberapa menit kemudian makanan datang, kami hanya memesan burger katsu, serta minumnya es jeruk, di tambah ice cream beras.

"Ini enak" ucap ku saat mencoba burgernya

"Iya, harganya tadi berapa?" tanya Saki

"1200 yen" balas ku

"Murah juga, untuk porsinya yang besar"

.

"Haruka kun bukannya rumah sakit yang merawat adiknya Hinata ada di dekat sini" Saki bertanya sambil melihat ponsel

"Iya, paling dari sini 10 menit" balas ku

"Mau menjenguknya sekalian?"

"Boleh saja, nanti jam 11 siang saja, sekalian kita bawakan makanan" balas ku

"Baiklah, sekarang nikmati dulu liburannya" kata Saki

.

Setelah makan kami berfoto di hamparan sawah, maklum lah kita itu orang kota, jadi lihat sawah itu jarang, jadi sekali lihat bawaanya ingin foto saja.

.

Di sungai.

"Boleh turun kah?" tanya Saki padaku

"Boleh saja, mari ku pegangi" balas ku memegang tangannya

"Oke tapi hati hati, batunya mungkin licin"

.

Di sana kami juga bertemu fans, mereka minta foto bersama, kami tidak menolaknya, sebab hanya sedikit juga fans kami.

"Haruka, gaun ku basah bawahnya" kata Saki

"Tidak masalah, nanti juga kering sendiri, ayo kita pergi ke kuilnya"

"Kuil mana?"

"Yang di atas bukit itu" balas ku

"Oke oke"

.

Setelah dari kuil dan berdoa kami turun lagi, mengambil pesanan yang di bungkus di restorannya lalu pergi ke rumah sakitnya.

.

"Hinata, aku mau menjenguk adik mu, ia ada di kamar apa?" tulis pesan ku padanya

"Di kamar igd, kami sekeluarga hanya bisa menunggu dari ruang tunggu igd nya" balas Hinata

"Baiklah"

.

Sampai di rumah sakit, Hinata menyapa ku, lalu aku dan Saki pergi menyapa orang tuanya.

"Ini bibi, makanan untuk makan siang, tolong di terima" ucap Saki menyerahkan bingkisan

"Terima kasih ya" balas ibunya tak ragu menerima

"Bagimana keadaannya?" tanya ku pada ayah Hinata

"Kata dokter komanya mungkin bisa lama"

"Kenapa tidak di pindahkan ke ruang rawat?" tanya ku

"Kata resepsionis belum menemukan kamar kosong, sebenarnya ada di kelas vip, namun biaya per malamnya terlalu mahal"

Note e e

"Kenapa tidak di bawa ke rumah sakit, Shinomiya saja paman?" tanya ku

"Rumah sakit yang dulunya menerima anak ku merekomendasikannya ke sini untuk operasinya, jadi aku hanya bisa menerimanya saja" balas ayah Hinata

"Ku doakan semoga cepat sadar dan cepat sembuh paman" ucap ku

"Terima kasih dan untuk hutangnya maaf ya mungkin waktu dekat ini aku belum bisa membayarnya, namun aku berjanji akan membayar secepatnya" ucap Ayah Hinata sambil membungkuk padaku

"Tidak masalah, aku tidak kekurangan uang kok, bayar di waktu anda punya uang saja" balas ku

.

Jam 11.30 kami pamit dari sana.

"Mau kemana lagi Haruka kun?" tanya Saki

"Maunya kemana?" tanya ku

"Ayo pergi ke mall, pergi ke time zone" ajak Saki

"Ke mall beli pakaian saja" balas ku

"Pakaian di rumah sudah banyak, kamu juga punya toko baju kenapa harus beli" ucap Saki

"Lah lalu kenapa kamu juga beli dulu" tanya ku

"Itu pakaian penunjang kerja ku, seperti kamu yang pakai contohnya jas" balas Saki

.

Jadilah kami ke time zone.

Ku beli 100 koin permainan.

"Kamu 70 aku 30 saja" ucap ku

"Tidak tidak, kita main bersama saja Haruka kun" kata Saki

"Yakin kamu tidak mau main sendiri?" tanya ku

"Tidak, main saja bersama"

.

Akhirnya kami main bersama, bermain basket, tembak tembakan, dance, balapan, permainan capit.

"Dapat berapa tiketnya Haruka kun?" tanya Saki setelah semua koin habis

"Sebentar kita masukan di penghitung tiket saja" balas ku

.

Tiket masuk, terhitung sebanyak 3500 tiket.

"Mau di tukar apa?" tanya ku

"Tukar sepeda mini saja itu, untuk Rin chan" ucap Saki

Ku lihat sepeda kecilnya seharga 2500 tiket.

"Sepertinya jangan deh, aku bingung mau bawanya, kita di lantai 3 loh" balas ku

"Tukarkan saja, nanti di suruh antar ke rumah" ucap Saki

"Baik baik akan ku coba"

.

"Pak mau tukar sepeda kecil warna biru itu, tapi bisa di antar ke rumah kah?" tanya ku

"Bisa di antar, sebentar boleh ku tukarkan dulu tiketnya?"

Ku serahkan tiket ku.

.

"Ini mau di antar ke mana?" tanya pelayannya

"Antar ke alamat ini" ucap ku sambil menujukan alamat rumah ku di ponsel

"Bisa, ini dekat juga, biayanya 500 yen"

Ku bayarkan 500 yen, lalu sisa tiket ku tukar dengan boneka atas suruhan Saki, dengan 1000 tiket bisa mendapat 2 boneka besar dan 5 boneka sedang.

.

"Tidak muat sayang boneka besarnya" ucap ku pada Saki

"Taruh di atas mobil saja" saran Saki

"Baik baik" ku ambil tali lalu mengikat dua boneka besar di atas mobil

.

"Jika ada polisi aku kena loh ini" ucap ku saat perjalanan

"Tidak ada polisi, toh rumah kita paling hanya 10 menit dari sini"

.

5 menit kemudian.

"Anda kami tilang karena membawa barang, tanpa perlengkapan membawa barang lewat atas mobil" ucap polisi padaku

"Pak, anda kenal saya kan" tanya ku

"Saya kenal kamu, tapi tidak ada menyuap dan saya tidak akan menerimanya"

"Bukan, saya pilih sidang di tempat saja, tapi bisakah bapak membantu saya?" tanya ku

"Bantu apa?"

"Bantu bawa boneka ini ke rumah saya, di dalam ada istri ku yang ngidam pak, jika di tilang kan artinya tidak boleh melakukan lagi, padahal di dalam mobil ku sudah penuh boneka" ucap ku padanya

"Hmmm kamu ini ada ada saja, tapi tidak akan ku bantu kali ini, kami pahlawan juga di sekitar sini, tapi sebelum itu bayar dulu tilangnya"

"Baik pak"

.

Ku bayarkan denda sebesar 10 rb yen, lalu ku pindahkan dua boneka ke mobil polisi.

"Ikuti saya ya pak" ucap ku

"Iya" balas polisinya

.

Di dalam mobil ku.

"Tuh kan kena tilang" ucap ku pada Saki

"Hahahha maaf maaf ku kira tadi itu polisinya sedang istirahat" balas Saki sambil tertawa

.

Sampai di rumah 5 menit kemudian.

"Terima kasih pak atas bantuannya" ucap ku

"Sama sama, jangan di ulangi lagi ya"

"Oke pak"

.

Masuk ke rumah dua boneka besar masuk ke kamar kami, sementara 5 boneka ku berikan pada Rin chan.

.

Jam 4 sore sepedanya Rin chan datang.

"Sepeda ku" ucap Rin dengan mata berbinar

"Ucapkan terima kasih pada kakak mu" suruh ibu

"Terima kasih kak Haruka dan kak Saki" ucap Rin

"Sama sama" balas kami

.

Rin langsung mencoba sepedanya.

"Ibu istirahat saja, biar aku belajar mengayuh sendiri" kata Rin chan pada ibu

"Tapi bagaimana jika kamu jatuh?" tanya Ibu

"Ya jika jatuh tinggal bangun lagi"

"Hmmm baiklah, hati hati" ucap ibu sambil mengelus rambut Rin chan

.

Di kamar ku dan Saki.

"Kamu langsung main ps?" tanya Saki sebab ia melihat ku menghidupkan ps dan televisi

"Tidak boleh?" tanya ku

"Ya boleh sih, tapi tidak mandi dulu?"

"Kamu duluan saja, aku mau main game dulu"

"Nanti saja mainnya, mari mandi dulu" ajak Saki

"Tidak, kamu mandi duluan, jam 5.30 nanti aku baru mandi"

Saki menujukan tubuh telanjangnya.

"Yakin tidak mau bareng?" tanya Saki

Langsung ku datangi dirinya dan langsung ku gendong ke kamar mandi.

.

Berendam di bath up, selama 15 menit.

Setelahnya berpakaian dan main ps 6 ku.

"Aku mau masak dulu ya, kamu nanti jam 6 petang sudahi main psnya langsung ke ruang makan" suruh Saki

"Oke" balas ku yang sudah main main pes.

Note : pes adalah permainan sepak bola

.

Bermain secara online, sebanyak 5 pertandingan menang semua tanpa halangan.

"Lemah semua musuhnya" kritik ku

.

Ring!!

"Halo pak Philip ada apa?" tanya ku

"Gedung nomor 4 dan 5 akan jadi kira kira minggu depan, mohon di cek dulu sebelum kami finishing"

"Kapan harinya?" tanya ku

"Hari sabtu, jam 3 sore bagaimana?" balas pak Philip

"Oke, aku akan datang" balas ku

.

Jam 6 petang.

Duar!

"Sayang kenapa masih mainan juga!" Saki marah

"Baik akan ku matikan sekarang" balas ku cepat lalu mematikan ps dan televisi

.

"Sudah" ucap ku pada Saki yang masih menunggu di pintu

"Baiklah, mari makan malam"

.

Di ruang makan.

"Haruka, besok kamu apa ada acara?" tanya ibu

"Ada, nikahan siapa ya Saki" tanya ku

"Nikahannya Hori dan Miyamura" balas Saki

"Nah itu ibu kita mau mendatangi pernikahan itu"

"Oh begitu ya, apa kalian bisa mengajak Rin chan dulu, besok ibu akan survey lokasi bahan dan pasar" ucap Ibu

"Boleh saja, Rin chan mau ikut?" tanya ku

"Mau saja, ibu juga tidak mengizinkan ku ikut soalnya"

"Oke kamu ikut kami nanti, tapi jangan banyak jajan loh ya" kata Saki

"Jika nanti jajan kak Haruka yang membayarkan ku, ia sudah janji" kata Rin

Saki menatap ku.

"Kenapa?" tanya ku pada Saki

"Kamu janji dengan Rin?"

"Ya bisa di bilang janji 300 yen, kan Rin chan" tanya ku

"Yap 300 yen" jawab Rin

.

Jam 6.30 makan malam selesai.

Sekarang kami sedang duduk bersama di ruang keluarga, menikmati nonton film bersama.

"Akira besok mau ikut?" tanya Saki

"Tidak usah, biar saya yang jaga rumah" balas Akira yang sedang mengerjakan prnya

"Oh ya sudah" balas Saki

"Haruka kun tolong pesan snack gitu, mari kita ngobrol sampai malam" suruh Saki

"Biar saya yang belikan saja bagaimana?" kata Akira

"Tidak usah, biar Haruka yang pesan saja, nanti kamu yang ambil di gerbang" ucap Saki

"Mau pesan apa?" tanya ku

Saki mengambil ponsel ku lalu pergi ke aplikasi delivery food.

"Rin atau ibu mau apa?" tanya Saki

"Mau takoyaki" kata Rin

"Boleh juga takoyaki, ibu juga ingin itu, tapi rasanya yang original gurita ya" ucap Ibu

"Akira mau apa?"

"Saya tidak usah" ucap Akira

"Bilang saja, jangan sungkan, tidak mungkin kan kita makan sementara kamu tidak" ucap Saki

"Um, jika begitu saya juga mau takoyaki saja rasa original"

Saki memencet Takoyaki original jadi 3.

"Kamu Haruka kun?"

"Puding dan roti tiramisu dari tokonya Okazaki" balas ku

"Oh benar juga kak, aku mau juga puding labunya" kata Rin

"Oke, akan ku pesan 5 puding saja, ibu mau tiramisu?" tanya Saki

"Tidak, ibu tidak bisa makan manis terlalu banyak"

"Baik baik akan ku pesan"

.

2 menit kemudian Saki menyerahkan kembali ponsel ku.

"50 rb yen, kamu pesan apaan?" tanya ku saat melihat total tagihan

"Itu kan ada riwayatnya, nanti kita makan bersama di sini" balas Saki

"Kakak boros" kata Rin

"Biarin bwee, yang penting kan pakai uangnya suami ku" balas Saki sambil memeluk ku

Rin mengaku kalah soal ini, sebab memang kakaknya ini kaya.

Beberapa menit kemudian 7 driver datang mengantar makanan, Akira datang mengambil semua makanan.

.

Kami mulai menyantap satu persatu makanan bersamaan dengan menonton film.

"Akira buatkan coklat panas 2" suruh Saki

"Baik, Nihara san dan Rin chan mau juga?" tanya Akira

"Mau tapi yang es" balas Rin

"Teh saja" balas ibu

.

Akira pergi membuatkan.

Saki duduk bersandar pada lengan ku di karpet mepet sofa.

"Haruka kun apa gaun ini bagus?" tanya Saki memperlihatkan ku pakaian di aplikasi belanja online

"Bagus, kamu mau beli?" tanya ku

"Tidak, aku sudah pesan sebabnya, namun belum datang"

"Hmm, bisa pinjam ponsel mu sebentar sayang?" tanya ku

"Boleh, ini, sini aku pinjam ponsel mu sebagai gantinya"

Ku serahkan ponsel ku, lalu ku ambil ponselnya Saki.

.

Ku cek semua isi ponselnya.

"Ini siapa?" tanya ku sambil menujukan foto gambar laki laki di ponselnya

Saki melihat dulu.

"Oh ini sodara ku, anaknya bibi ku, adiknya ibuku" balas Saki

"Siapa sayang?" tanya Ibu

"Itu, anaknya bibi Saeko yang laki laki" balas Saki

"Oh maksudmu, Ume"

"Yap Ume kun, jika kamu mau tau Ume itu masih smp kelas 2, keluarga mereka tinggal di Prefektur Hokkaido" balas Saki

"Owh ya sudah" balas ku

.

Ku cek lagi, m bankingnya juga.

Total masuk 2,4 miliar yen bulan ini

Total keluar 40 juta yen

.

"Haruka kun, rekening mu banyak sekali nolnya" kata Saki

"Jangan di katakan, itu privasi" bisik ku pada Saki

"Oh benar juga maaf maaf"

Ibu dan Akira yang terlanjur mendengar sudah paham kenyataan itu, sebab Haruka memang sangat sangat kaya.

.

"Minta jatah bulanan Haruka kun" ucap Saki berisik padaku

"Main?" tanya ku balik

"Uang maksud ku"

"Ku kirim 100 juta yen ya"

"Oke, lumayan buat beli sayur besok pagi" balas Saki

.

Saki yang mengirimkan uangnya dari ponsel ku, (Ponsel Haruka masih di bawa Saki)

.

Jam 10 malam masuk kamar.

"Saat aku menikah dengan mu aku tidak berpikiran aku bisa punya uang yang banyak loh Haruka kun"

"Aku juga kepikiran sih, kenapa ya aku punya banyak uang saat menikah dengan mu" balas ku

"Aku pembawa keberuntungan namanya, jika ku ingat dulu saja, waktu smp kelas 3, mau jajan sepotong roti saja pikir pikir, sebab uang jajan ku hanya 400 yen, jujur loh waktu teman ku makan nasi dengan daging sewaktu di kantin dalam hati aku menangis, meratapi nasib ku, apa bisa aku seperti mereka di masa depan, aku begitu pasrah sebenarnya, hidup sederhana, makan biasa saja, sekali mengubah penampilan malah hampir terkena perangkap tikus(Maksudnya mau terkena musibah)" kata Saki

Ku rangkul dulu bahunya.

"Dan lebih uniknya, sekarang mungkin hanya berjarak 6 bulan, kehidupan ku berubah drastis, kamu pahlawan bagiku" sambung Saki

"Kamu beruntung" balas ku singkat

"Hey apa kamu tidak merasa beruntung juga sudah mendapat istri seperti diriku?" tanya Saki

"Biasa saja" balas ku

"Hey kamu melukai perasan ku" Saki marah

"Aku tidak lupa loh ya, kamu menjebak ku untuk menikahi mu"

"Hehe, itu masalah yang beda, lupakan itu"

"Hmm Saki chan, boleh ku cium dirimu?" tanya ku

"Boleh, tapi bilang, aku mencintai Saki"

"Aku mencintai Saki" ku berkata dengan malu malu

Cuph

Saki mencium ku, ku balas ciumannya dengan lumatan.

"Hmmmm!!!" Saki mendorong ku

"Kenapa?" tanya ku

"Aku harus waspada ya, tangan mu sudah mulai pegang pegang bawah ku" balas Saki

"Ayo main malam ini" ajak ku sambil meremas dadanya

Saki mendekat padaku.

"Main secara lembut tapi" Saki berbisik padaku

Lampu hijau artinya gas terus!!!!.

.

Jam 7 pagi kami berdua baru bangun.

.

Jam 8 baru sarapan.

"Rin chan segera bersiap, kita akan pergi jam 9 pagi nanti" ucap Saki

"Akira bantu Rin chan" suruh Saki

"Baiklah, Saki sama"

.

Jam 9 pagi, kami berangkat ke gedung pernikahan.

"Haruka sama, Saki sama, dan Rin chan kan mari duduk di dekat ku" ucap Ryu san menyapa kami

"Baiklah, mana tempat duduknya?" tanya ku

"Mari ikut saya"

.

Kami bertiga duduk di barisan paling depan.

"Dia cantik" ucap Rin sambil menujuk Hori

"Dengan kakak cantik mana saat pernikahan kakak dulu?" tanya Saki

"Kakak yang terbaik tentunya"

"Kamu memang pintar menyenangkan hatiku Rin"

.

Sesi lempar bunga.

"Kamu mau kemana?" tanya Daisuke pada Miyakoshi yang berdiri

"Tentu saja ikut serta"

"Duduk, kita belum waktunya" suruh Daisuke

"? Kan lumayan dapat bunga untuk di bawa pulang" balas Miyakoshi

"Miyakoshi san, jika kamu mendapatkan karangan bunga itu, artinya kamu mendapatkan doa agar segera menikah" ucap Souma di sampingnya

"Gas!" teriak Miyakoshi lari kedepan

.

"Aku berduka cita ya" ucap Souma pada Daisuke

"Hentikan dia, tolong aku!" teriak Daisuke

.

Jam 12, acara Nikahannya selesai.

"Selamat ya Hori san" ucap Saki cupika cupiki

Giliran ku.

"Selamat ya" ucap ku lalu mencoba mengikuti gaya Saki

"Eits kamu tidak boleh Haruka kun" ucap Saki menarik lengan ku

"Hmm" balas ku

.

Jam 1 siang sampai di rumah.

"Rin chan sudah tertidur?" tanya ku

"Sudah, tolong kamu gotong ia masuk ke kamarnya"

"Ya ya ya" balas ku

Namun kenyataannya, Akira datang ke mobil, ia yang menggendong Rin ke kamarnya.

.

.

.

.

"Aku mau ke depan dulu, kamu masuk saja duluan" suruh ku

"Oke"

.

Aku ke depan rumah, masuk ke dalam proyek.

Ku lihat kuil sudah jadi, masih dalam finishing juga sih sebenarnya, lalu gedung 1,2,3 juga sudah selesai, sebab hanya 3 lantai saja.

Di temani oleh pemimpin proyek pak Philip, aku di jelaskan soal kendala selama pembangunan.

Note : Total gedung yang akan di bangun adalah 24 gedung, terdiri dari gedung pekerja, dan gedung gudang nantinya.

"Anggaran sudah terpakai berapa?" tanya ku

"Baru 40 miliar yen Haruka sama" balas pak philip

"Apa ada kecelakaan pekerja?"

"Sampai sekarang sudah ada 3 kasus, namun tidak ada korban jiwa"

"Kasusnya seperti apa?"

"Ketiganya patah tulang di tangan" balas pak Philip

.

Ku masuk di dalam gedung 1.

"Pembangunan lift di akhir?" tanya ku

"Benar Haruka sama, lift akan di berikan di akhir, saat finishing akhir, setelah semua ruangan di cat dan di hias"

.

"Tugas mu bagus pak Philip, semoga pembangunan universitas nantinya juga dapat kamu handel" ucap ku

"Serahkan pada saya dan tim saya, pasti anda akan puas Haruka sama"

.

Aku keluar dari tempat proyek.

"Haruka!" teriak seseorang di belakang ku, aku menoleh pada sumber suara

"Ini kejam" ucap ku karena aku sudah berpindah dunia lagi

.

Next....

Next chapter