webnovel

137.) Petualangan Baru Lebih Seru Nantinya

"Selanjutnya beberapa patah kata dari murid teladan kita, Momo Yaoyorozu, waktu dan tempat saya persilahkan" ucap si mc

Untungnya si Momo tau keadaan, ia hanya bekata beberapa menit saja.

"Haha tidak panjang rupanya, namun tidak masalah sekarang mari kita sambut para alumni, kalian boleh bertanya namun ingat jangan bertanya soal info pribadi" ucap si mc

.

Para pahlawan pro datang dengan kostum mereka yang beragam.

"Whoooo keren!" teriak para murid kucuali yang tak peduli

Midnight mengambil mikrofon.

"Sebenarnya aku guru juga di sini, namun aku akan memberikan kesempatan tanya jawab juga pada murid murid ku, kamu yang tampan ku berikan kesempatan pertama bertanya" ucap Midnight sambil menunjuk ku

"Kamu pria tampan"

"Aku?" ucap ku sambil menujuk diriku sendiri

"Iya kamu, berikan mic padanya tolong"

Mic ku pegang.

"Sebenarnya aku tidak mengangkat tangan, namun karena sudah di berikan kesempatan bertanya aku ingin tanya, motivasi jadi pahlawan itu sebenarnya untuk uang, untuk keadilan, atau hanya agar bisa terkenal? Sekian terima kasih" ucap ku

"Pertanyaan bagus anak tampan, jika menurut persepsi ku dan motivasi diriku menjadi pahlawan adalah untuk menolong mereka yang kesusahan, aku punya kekuatan daripada tidak di gunakan mending ku gunakan untuk menolong orang, namun tiap pahlawan memiliki motivasi berbeda, seperti ada yang jadi pahlawan karena himpitan ekonomi, karena silsilah keluarga pahlawan, ada juga yang hanya ingin pamer" ucap Midnight sambil melihat si pahlawan yang bisa jadi raksasa

"Hey aku karena ingin menolong orang!" teriak pahlawan yang tersinggung tapi tidak kami pedulikan, kami lebih fokus ke Midnight

"Seperti yang kalian ketahui juga, sebenarnya pahlawan itu gajinya sedikit, hampir sama dengan pekerjaan kantoran, jadi ku harap kalian jangan pernah berpikiran jadi pahlawan itu enak, jika kamu tidak terkenal sama saja gajimu sedikit, namun jika kamu terkenal maka nama mu akan jadi incaran penjahat, tetap berpikir positif jika ada pahlawan yang tebar pesona, sebab mereka juga butuh makan dan uang untuk hidup, oke pertanyaan selanjutnya silahkan yang ingin bertanya!!"

.

Semua murid langsung mengangkat tangan, aku ikut angkat tangan lagi karena ada satu pertanyaan yang ingin ku ajukan.

"Kamu yang belah separuh rambutnya" tunjuk Midnight

Mic ku berikan pada Todoroki.

"Bagimana pendapat mu jika menjadi pahlawan itu karena paksaan?" tanya Todoroki

"Jika menurutku asal kamunya mau aman aman saja, seperti yang ku katakan di awal, tiap hero itu punya alasan yang berbeda beda, paksaan salah satunya walaupun mungkin sangat jarang" balas Midnight

"Lalu bagaimana cara kita menyikapinya?"

"Lakukan yang terbaik, buktikan bahwa kamu bisa tanpa di paksa, jika tidak kuat keluar dari lingkaran pahlawan, lingkungan ini bukan untuk mereka yang main main"

Kami tepuk tangan dengan kata kata barusan.

.

Sisi upacara di lanjutkan dengan tanya jawab, jam 9 kami baru kembali ke kelas.

"Hey Haruka boleh ku panggil begitu kan?" tanya Kaminari

"Boleh saja ada apa?" tanya ku

"Tidak apa aku hanya ingin berkenalan saja"

"Oh, salam kenal kalau begitu"

"Kamu apa tidak ikut asrama?" tanya Midoriya

"Kamu siapa?" ku

"Aku Midoriya Izuku sekelas dengan mu juga"

"Oh, aku sebenarnya ingin ke asrama namun orang tua memilihkan ke apartemen saja, tinggal bersama dengan kakak ku" balas ku

"Kamu kaya?" tanya Lida

"Tidak terlalu memangnya kenapa?" tanya ku balik

"Harga sewa apartemen di sekitar sini jika aku tidak salah yang termurah adalah 500 rb yen per 6 bulannya, sangat mahal itu" ucap Lida

"Eh apa benar semahal itu?" tanya ku

"Iya beneran mahal, aku berniat ke apartemen juga tidak jadi sebab harga itu tidak masuk akal" ucap Aoyama

"Tapi ya sepadan juga sih, harga tanah di sini kan memang sangat tinggi juga" ucap Tokoyami

"Aku sih soal biaya tidak jadi masalah yang penting nyaman untuk tidur" balas ku bercanda

.

Di dalam kelas sudah ada Eraserhead yang menunggu sambil tiduran.

"Ah sudah selesai ya upacara penerimaannya" kalian langsung ganti pakaian olahraga, kita adakan tes praktek" ucap Sensei

"Eh eh ehhhh!" teriak kami kecuali yang cuek

"Jangan eh eh eh, segera ganti baju kita adakan tes praktek yang gagal akan ku usir dari sini dan ku ikutan di kelas pembantu"

Midoriya langsung depresi sebab ia belum bisa mengendalikan kekuatannya.

"Tenang Midoriya ini hanya tes" ucap ku menyemangati

"Tapi bagaimana jika gagal dan aku di usir dari sini.... Panjang lagi kata katanya"

"Shutt diam jangan grogi dan hadapi semuanya dengan tenang" ucap ku

"Benar Midoriya bukannya kamu selalu perhitungan?" ucap Uraraka

"Kamu siapa lagi" ucap ku

"Aku Ocacho Uraraka salam kenal"

"Salam kenal, aku Haruka Takashiro"

.

Di lapangan praktek.

"Kamu yang tadi menginjak ku waktu di kelas maju pertama" ucap Eraserhead padaku

"Tunggu sebentar sensei aku menginjak mu?"

"Jangan pura pura lupa, kamu yang tadi hampir telat kan?"

"Iya sih, tapi apa aku menginjak mu?"

"Iya, aku yang ada di bawah papan tulis, yang kamu injak injak hingga kantung tidur ku kotor"

Aku mengingat memorinya.

"Hehehe maaf sensei tidak kelihatan mungkin" kata ku

"Segera maju"

"Baik!" ucap ku cepat

.

"Kamu lempar bola base ball ini tanpa kekuatan"

"Baik" ucap ku

Ku lempar bola sekuat kuat tangan ku.

Boom!

"200 meter, lumayan juga nak kekuatan fisik mu, lalu gunakan kekuatan mu untuk melempar yang ke dua ini" ucap sensei

"Bagimana jika bolanya hancur?" tanya ku dulu

"Jika hancur maka alat ini akan menentukan dimana ia hancur, ingat ini jarak bukan kekuatan ledakan"

"Baik sensei" ucap ku

.

Ku ancang ancang, angin mulai berhembus ke telapak tangan ku.

"Yoshaa!!" teriak ku

Boom!

Boom!

Dua gelombang kejut terbentuk.

"Seperti yang di harapkan dari kelas pahlawan, mereka hebat" pikir Midoriya saat melihat ku

"Bagaimana hasilnya?" tanya ku pada sensei

"Masih berjalan di udara" balasnya

Kami menunggu, 2 menit kemudian.

"2150 m"

"Edyan panjang sekali, lebih dari 2 km" ucap Lida

"Kalian jangan kagum tapi khawatirlah pada diri kalian sendiri, ingatlah kekuatan bocah ini sebenarnya tidak terlalu kuat, ada yang tau alasannya?" ucap sensei

Momo mengacungkan jari.

"Jawab" ucap sensei

"Jika dari yang ku lihat tadi, Takashiro laki laki masih melapisi bolanya dengan kekuatan anginnya, sehingga gesekan yang terjadi du udara mampu ia perkecil, mungkin ia menggunakan teori moncong pesawat terbang" ucap Momo

"Benar sekali, bocah ini melapisi bola dengan angin untuk melawan angin tepatnya, bagus siapa nama mu"

"Momo Yaoyorozu sensei"

"Nilai plus untuk kamu"

"Nilai untuk ku apa tidak ada sensei?" tanya ku

"Tidak, kamu hanya sebagai kelinci percobaan, kembali ke tempat"

"Baik sensei" balas ku cepat

.

"Kalian akan giliran praktek kekuatan tubuh, dimulai dari absen pertama"

"Baik sensei" balas kami

.

Aku mendapatkan nilai yang cukup baik, kakak ku pun sama, dengan kekuatan anginnya juga ia pastinya mudah melewati tiap ujian praktek.

"Bagimana hasilmu Haruka?" tanya kakak ku

"Baik, lihat semua di atas rata rata" balas ku

"Tch, kenapa kekuatan genggaman mu bisa kuat juga"

"Oh memangnya kamu gagal di situ?" tanya ku

"Tidak juga, aku pas di rata rata putri"

"Ya sudah jangan Tch tch tch" balas ku

.

Midoriya sudah kena mental di sini, sebab dirinya mendapatkan peringkat paling akhir.

"Bagaimana peringkat mu Haruka?" tanya Kaminari

"Peringkat 1" balas ku

"Eh lebih baik daripada Bakugo?"

"Siapa Bakugo?"

"Itu yang meledak ledak"

"Oh yang emosian itu"

"Iya yang itu, kamu lebih unggul darinya di bidang apa?" tanya Kaminari

"Kurasa semuanya, lari saja aku nomor dua, pull up sit up dan push up aku nomor satu" balas ku

"Kamu sudah cukup kuat ya walaupun tanpa kekuatan" ucap Kaminari

"Tidak juga, ini hanya rata rata orang dewasa sebenarnya" balas ku

"Mana ada rata rata push up satu menit bisa 80 kali" komentar Lida

"Itu mungkin faktor usaha" balas ku

.

Kami di kumpulkan.

"Kalian semua sudah mengikuti ujian praktek, selamat untung yang lulus, sementara yang masih gagal tidak masalah juga sih"

"Eh" ucap Midoriya dan lainya

"Apa kalian kira aku bersungguh sungguh soal pengeluaran, tentu saja itu hanya tipuan, kembali ke kelas kita perkenalan" ucap sensei

"Kamu tau Haruka?" tanya Kaminari

"Ya aku tau" balas ku

"Kenapa tetap jadi nomor 1 jika tau?" tanyanya

"Ya menurut ku seru saja sudahlah ayo kembali ke kelas, kamu pilih aku ya sebagai ketua kelas"

"Tidak, aku akan mencalonkan diri sebagai ketua kelas sebabnya"

"Baiklah maka kita saingan" ucap ku

"Tentu kita saingan"

.

Di dalam kelas.

Semua orang mencalonkan jadi ketua kelas.

"Baiklah kalian urus sendiri sensei mau tidur" ucap sensei

Lida maju ke depan.

"Teman teman bagaimana jika kita mengadakan voting karena tidak mungkin juga mengandalkan musyawarah" ucap Lida

"Oke aku setuju" ucap Momo

"Aku juga" ucap Todoroki

.

Setelah 30 menit voting.

Midoriya 3 angka

Momo 2 angka

Lainnya satu dan 0.

"Voting apaan ini bangke" tawa ku

"Karena Midoriya dan Momo terpilih silahkan maju ke depan" ucap Lida

Mereka berdua maju.

Namun Midoriya langsung mengundurkan diri, ia minta di gantikan yang lebih layak, Lida akhirnya yang menggantikan dirinya.

"Misi baru, sentuh dada Momo Yaoyorozu" ucap peri baik

"Anjing bagaimana cara nyentuhnya babi" balas ku

"Terserah kamu" balas peri baik

.

Jam 3 sekolah usai.

Ku manipulasi kekuatan ku, ku bentuk angin menjadi tangan ku.

Nyot nyot

Ku remas dada Momo walaupun hanya lewat perantara angin.

"Kyaaa!" teriak Momo

"Ada apa Momo?" tanya siswi lain

"Ada yang menyentuh dadaku" ucap Momo

"Aku tidak aku sudah punya dada di sini" ucap Toru yang tidak kelihatan

Mereka masih tidak berpikiran bahwa itu adalah aku.

"Huh selamat" pikir ku

Mineta datang padaku.

"Haruka kun aku mencium cium ada aroma mesum dari mu, apa kamu yang meremas dada Momo?" tanyanya

"Tidak, tangan ku kan masih di sini" balas ku

"Tapi sekilas tadi aura mesum mu keluar" kata Mineta

"Kamu salah lihat mungkin, sudah dulu ya mau pulang aku, bye" ucap ku

"Bye"

.

Di jalan.

"Haruka kun katakan apa tadi kamu?" tanya Kana

"Tidak" balas ku

"Katakan saja sejujurnya, aku tau itu kamu, aku bisa melihat angin yang kamu buat asal kamu tau" ucap Kana

"Baiklah aku mengaku itu aku oke, tapi sejujurnya aku tidak menginginkan itu" balas ku

"Apa maksudmu, kamu yang melakukan tapi kamu tidak ingin?"

"Dengarkan Kana nee, hidup ku telah di atur jadi aku harus patuh aturan" balas ku

"Entahlah aku tidak paham, yang penting kamu jangan ulangi lagi, apa punya kakak mu ini masih tidak cukup?" Kana menggoda ku

"Tidak, punya mu terlalu kecil bweee" ucap ku lalu kabur

"Punya ku cup d asal kamu tau!" teriak Kana

.

Di apartemen.

"Kamu yang masak Kana nee" ucap ku padanya karena jam 5 masih saja bersantai nonton televisi

"Aku marah dengan mu, jadi kamu yang masak tolong, sana masak yang enak"

"Marah kenapa coba?"

"Tadi kamu mengatai oppai ku kecil, itu beban psikologis asal kamu tau"

"Maaf kalau begitu, sekarang masak sana" balas ku

"Tidak mau, kamu yang masak titik"

"Huh baik baik"

.

Di dapur ku masak sup miso, goreng ikan, dan bikin saus sambal.

Jam 6 petang.

"Sudah matang, ayo makan malam Kana nee" ucap ku

Kana datang ke meja makan.

"Wah kelihatan enak, terima kasih telah mau memasak" ucap Kana

"Hanya untuk kali ini, jika kakak besok masih tidak memasak aku akan pindah ke asrama saja"

"Tenang saja, asal kamu menjaga mood kakak mu ini semuanya beres" balas Kana

.

Makan sampai jam 6.30.

Lalu mandi, Kana duluan baru aku, ia saat ku ajak mandi bersama tidak mau sebabnya.

Jam 7 malam, selesai mandi.

"Kamu makan puding ku ya Haruka?" tanya Kana

"Tidak, tadi malam kan kamu makan sebelum nonton tv" balas ku

"Bukannya ada 4 di sini?" (di kulkas)

"Punya ku dua dan itu sudah ku makan"

"Kamu tidak menyisihkan untuk ku?" kata Kana

"Hey milikku kenapa harus ku sisihkan untuk mu, lagian itu beli pakai uang ku juga"

"Oh sekarang hitung hitungan ya, oke kalau begitu"

"?" aku bingung

"Jangan bingung aku hanya bilang ok saja" kata Kana ikut duduk di kasur depan tv

"Hmmm, kamu sudah mengerjakan pr?" tanya ku

"Pr apaan?" tanya Kana

"Bikin disain kostum" balas ku

"Bukannya masih minggu depan di kumpulkannya?"

"Minggu depan itu kurang sehari lagi" balas ku

"Heh aaaaa! Ini kan hari sabtu Haruka kun!!!"

"Lha memang, makanya aku bilang kan, segera buat senin di kumpulkan loh"

"Mana kertas, pensil dan lain lain"

"Ini pakai punya ku"

"Kamu sudah selesai memangnya?" tanya Kana

"Ya belum juga, baru setengah jadi" balas ku

"Jika aku tidak ada ide bantu aku oke"

"Iya iya"

.

Kostum ku, ku ambil tema kecepatan dan kekuatan, dimana ku pilih disain ramping, atau  ngepas di tubuh, untuk bagian junior ku buat agak longgar, lalu di bagian tangan ada seperti pipa pendek yang mana akan ku gunakan sebagai postol angin.

"Wow punya mu keren, tapi aku bukan tipe penembak, aku tipe penyayat jadi menurut mu tombak atau pedang Haruka kun?" tanya Kana

"Pedang saja" ucap ku

"Baiklah"

.

Jam 8 disain ku selesai, sementara milik Kana masih belum.

"Aku istirahat duluan ya, kamu selesaikan sendiri" ucap ku

"Eh tidak boleh, kamu harus menemani ku"

"Aku mau istirahat di kasur"

"Oh, silahkan kalau begitu, ku kira mau pergi ke luar"

"Mau apa jam 8 malam keluar, semoga beruntung ya membuat disain kostum mu, bye" ucap ku lalu tidur

.

Jam 9 malam.

Kana nempel nempel lagi ketika tidur.

"Ahh Saki chan kamu nakal ya" ucap ku tidak sadar lalu memeluknya

"Saki? Siapa dia Haruka kun?" tanya Kana

"Jangan pura pura lupa, kamu kan istri ku" balas ku setengah sadar

"Kamu masih lajang belum menikah Haruka"

"Mana ada aku sudah menikah dengan mu bulan Mei" balas ku lalu terlelap

"Hey hey, akhhh sudah tidur beneran, tapi siapa itu Saki?" pikir Kana

.

Minggu 2 Agustus, pukul 6 pagi.

Aku bangun namun kudapati Kana sudah tidak ada di samping ku.

"Kana nee, kemana kamu?" ucap ku

"Di dapur sedang memasak, kamu kesinilah menunggu sarapan"

"Baik"

.

Saat sarapan.

"Makanan yang kamu buat enak" ucap ku

"Haruka kun aku mau tanya sesuatu"

"Tanya apa Kana nee"

"Siapa itu Saki?"

Aku kaget dengan pertanyaan itu.

"Kenapa Kana nee tanya?" ucap ku

"Tadi malam kamu bilang Saki itu istrimu, bukannya kamu masih lajang?"

"Emma ammmm gimana ya, pokoknya Saki itu adalah temen ku"

"Calon istri mu?" tanya Kana

"Nah mungkin saja ia calon ku"

"Hah kamu umur 15 saja sudah mikir calon istri!" teriak Kana

"Ya tidak apa kan, siapa tau jodohnya hehe, sudah jangan tanyakan lagi" ucap ku

"Bagaimana tidak tanya kamu masih muda dan sudah siap menikah, aku mau kamu tinggal!"

"Loh, kan memang ada saatnya kita mandiri" balas ku

"Tidak tidak, kita akan terus bersama hingga kerja nanti"

"Ya baiklah, sampai kerja nanti akan ku tahan tidak menikah" balas ku agar membuat Kana senang

.

Jam 8 pagi.

"Misi selanjutnya muncul, sex dengan kakak mu" bisik peri jahat

"Matalo picek, gila ya kamu, tidak tidak, ganti misi" ucap ku

"Tidak ada misi jikalau misi ini tidak terlaksana" ucap peri Jahat

"Tapi misi itu tidak mungkin ku lakukan bangke, aku ngewe istriku saja izin dulu" balas ku

"Coba saja izin siapa tau kakak mu mau" kata peri jahat

.

Aku jalan mendekat ke Kana yang sedang duduk di sofa.

"Mau apa Haruka kun?" tanya Kana

Ku lihat wajah Kana.

"Ini tidak mungkin bisa" pikir ku

"Hey mau apa kamu, aku tanya loh" ucap Kana

"Begini, mau kah kamu sex dengan ku, akan ku bayar 100 juta yen" ucap ku mencoba berani

"Huh tidak tidak, kamu sudah gila ya!" teriak Kana sambil menutupi badannya dengan tangan

"Tolong, ku naikan  150 juta yen" ucap ku

"Ini bukan masalah uang Haruka kun, tapi komitmen bahwa kita ini sodara kandung!"

"Ku naikkan 200 juta yen!" ucap ku

"Tidak!"

"Huh ya sudah aku pergi dulu" pamit ku

"Mau pergi ke mana?" tanya Kana

"Ke klub" balas ku

"Jangan aneh aneh ya Haruka, kamu mau ngapain di klub!"

"Mau main di sana, kamu ku ajak main tidak mau" balas ku

"Hey kamu itu masih muda, jangan gila seperti ini, bisa bisanya ngajak sex saat terang benderang begini!"

"Memangnya saat gelap boleh?" tanya ku

"Ya tidak juga"

"Ya sudah aku duluan ya"

"Hey selangkah keluar pintu maka nama mu di coret kk!"

"Maka dari itu mau lah sex dengan ku"

"Tidak bisa dan tidak boleh!"

"Ya sudah jika tidak bisa kan, aku mau ke klub"

"Ihhh kamu ini, baik baik akan ku turuti tapi pakai pengaman ya"

"Eh beneran di turuti?" tanya ku kaget

"Iya, daripada kamu ke klub yang mungkin bisa menimbulkan penyakit untuk mu, aku rela jadi korban"

Ku mendekat pada Kana.

"Boleh ku mulai sekarang kan?" tanya ku

"Um, tapi lembutlah padaku!"

"Baik baik" balas ku

.

1 jam kemudian.

"Misi selesai, kamu akan kembali dalam waktu 24 jam atau terserah kamu Haruka" ucap peri baik

"Akhirnya bisa pulang!" pikir ku

Kana masih tiduran di samping ku dengan telanjang.

"Aku ingin kembali sekarang" ucap ku

"Pejamkan matamu sebentar" ucap peri baik

Aku memejamkan mata.

.

"Buka mata mu"

Ku buka mata ku.

Ku dapati aku kembali ke rumahku dengan Rin chan yang sedang tiduran di samping ku, ku lihat waktu.

Jam 3 sore, tanggal 24 Agustus.

"Alhamdulillah kembali ke rumah!!" teriak ku

.

Saki datang karena teriakan ku.

"Kenapa teriak Haruka kun?" tanya Saki

"Tidak masalah, tadi sepertinya aku di gigit nyamuk"

"Oh, pakai lotion itu makanya, sudah jangan tidur lagi, segera mandi sudah siang juga, tak baik tidur siang" kata Saki

"Baik, Rin chan juga di bangunkan?" tanya ku

"Bangunkan juga"

"Oke"

.

Ku bangunkan Rin chan, ku suruh ia mandi sore, aku pun ikut mandi namun di kamar ku sendiri.

"Haruka kamu minta hadiah apa?" tanya peri baik

"Adanya hadiah apa?" tanya ku

"Hanya satu benda"

"Yehh jika satu ngapain tanya minta apa, sini berikan hadiah ku"

"Ini" serah peri baik

Ku pegang sebutir kacang.

"Apa ini?" tanya ku

"Kacang" balas peri baik

"Iya maksudnya ada keunggulannya, maksudnya hal ajaib apa di dalamnya?" tanya ku

"Kacang itu bisa memberikan kehidupan bagi yang memakannya, satu kacang satu kehidupan" balas peri baik

"Maksudmu semua yang sakit bisa sembuh?" tanya ku memastikan

"Yaps" balas peri baik

"Oke terima kasih" balas ku lalu memasukan kacang itu ke kantung kain

.

Masih di kamar ku

"Hey peri baik, bagaimana kondisi dunia yang ku tinggalkan?" tanya ku

"Dunia yang kamu tinggal sedang berhenti ini waktunya, seperti kamu saat meninggalkan dunia ini, waktu terhenti di sana" balas peri baik

"Kenapa bisa seperti itu ya?"

"Ya itu semua terserah tuhan, ia yang memutuskan" katanya

Dari sini aku bisa sadar, bahwa diriku sebenarnya juga hidup di dunia paralel, dunia yang berbeda dengan dunia pertama ku, mungkin teori dunia paralel itu benar adanya.

.

Jam 6 petang.

Kami berempat sarapan bersama, jam 7 malam kumpul bersama di depan televisi, nonton film bersama.

Saki duduk bersandar pada ku di sofa.

"Hey Haruka kun"

"Ada apa Saki chan?" tanya ku

"Apa kamu selingkuh?" tanya Saki

"Eh tidak kok, mengapa kamu berkata demikian?" tanya ku pelan

"Intusi wanita, mungkin aku hanya salah sangka saja, maaf sudah menuduh mu" kata Saki

"Ohhh teganya dirimu Haruka" bisik peri jahat

"Hey itu kamu juga yang menyuruh ku melakukan misi misi aneh" balas ku dengan pikiran

.

"Tidak masalah Saki chan, aku kan selalu di rumah juga dari tadi hingga sekarang" balas ku pada Saki

"Iya aku tau"

.

Di kamar jam 8 malam.

Saki sudah nempel seperti pranko.

"Saki chan kamu terlalu nempel" ucap ku

"Biarkan, aku tidak akan melepaskanmu pada yang lain"

"Aku tetap setia padamu bukan? Kenapa aku harus selingkuh jika punya dirimu, jadi tolong agak longgarkan pelukan mu"

"Memangnya mau apa?" tanya Saki

"Aku mau ke kamar mandi"

"Oh, bilang dong dari tadi" Saki lalu melepaskan pelukannya

.

.

Kembali ke atas ranjang.

"Hey Sayang ayo main" ajak ku

"Jangan sekarang, main agak malaman saja, aku mau cek hasil pendapatan youtube kita dulu" balas Saki sambil menghadap laptop

"Baiklah, penghasilannya berapa?" tanya ku

"Ada lebih dari 100 juta yen untuk totalnya" balas Saki

"Lumayan banyak, kamu ambil semua saja uangnya, gunakan untuk belanja kebutuhan sehari hari" ucap ku

"Kamu yakin tidak minta, ini hasil kerja keras mu juga loh"

"Tidak masalah uang ku masih banyak, jika kamu tidak mau ya masukan saja di tabungan kita berdua"

"Nah masukan tabungan bersama saja, toh uang ku sebenarnya masih banyak juga" ucap Saki

"Ya terserah kamu, apa kamu sudah kepikiran next project?"

"Belum, semenjak kita nikah sampai sekarang pikiran ku terbagi, mulai dari persiapan resepsi, liburan ke Amerika, liburan ke Hokkaido malah kamu menghilang di pulau itu, jadi ya aku belum kepikiran buat lagu" ucap Saki

"Aku kepikiran lagu tapi lumayan susah, sebab menggunakan bahasa rusia" ucap ku

"Lagu seperti apa itu?" tanya Saki

"Kuberi judul Lilium, lagu yang agak creepy tapi artinya keren" balas ku

"Bagaimana nyanyiannya?" tanya Saki

"Begini uhumm uhumm(persiapan dulu)"

Os iusti meditabitur sapientiam,

Et lingua eius loquetur indicium.

Beatus vir qui suffert tentationem,

Quoniqm cum probates fuerit accipient

coronam vitae.

Kyrie, fons bonitatis.

Kyrie, ignis divine, eleison.

"Maaf itu nada tinggi aku tidak bisa menjangkaunya" ucap ku pada Saki

"Ini bukan lagu horor kan?" tanya Saki

"Bukan, tapi lagu sedih saja" balas ku

"Baiklah kita jadikan next project, lagunya jika dari sudut pandang ku, penuh dengan teknik intonasi dan tinggi rendah nada"

"Ya memang, jadi oke ya ini next project"

"Tentu"

.

Jam 9 malam.

"Sayang ngapain masih main laptop?" tanya ku

"Shopping pakaian, ku lihat banyak yang bagus jadi ku pesan semua" balas Saki

"Sudah habis berapa?" tanya ku

"20 juta yen" balas Saki tanpa beban

Aku sedikit kaget, namun mengingat uang nya Saki triliunnan jadi ya biasa saja.

"Dapat berapa potong baju itu?" tanya ku

"Banyak kok, aku juga membelinya untuk mu, untuk ibu ku, untuk Rin, untuk kakek nenek serta Hana san dan kedua anaknya" ucap Saki

"Kenapa ikut di beri juga Hana dan anaknya?"

"Yah berbagi itu tidak masalah, lagipula dia yang merawat kakek nenek di kampung halaman juga"

"Ya benar, tapi kan mereka sudah ku gaji juga"

"Ini pemberian secara percuma, jadi jangan sangkut pautkan dengan gaji oke, dan ini pakai uang ku bukan uang mu"

"Hmm iya iya pakai uang mu, tapi jangan terlalu baik dengan orang yang bukan keluarga kita, takutnya mereka ngelunjak nanti, mengubah hati manusia itu seperti mudahnya membalik telapak tangan sayang, orang yang mungkin baik, karena gila harta jadinya langsung buruk bisa saja"

"Tapi aku yakin kok tenang saja" balas Saki

"Hmmm baik baik aku percaya dengan istriku, sini buruan tidur biar ku peluk tubuh empuk mu" ucap ku

"Sebentar, ini masih menunggu proses bayar sebentar lagi"

"Baiklah, cepat ya"

Next...

Next chapter