webnovel

114.) Best Song

Selesai makan di restoran sushi kami kembali ke rumah, ibu dan Rin chan akan pulang naik taksi katanya.

Sebab ibu mau ke kursus mobil, sebelumnya sudah ku tawarkan biar aku yang membantu, tapi ibu dengan sopan menolaknya, ia kata lebih baik waktuku digunakan untuk Saki dan belajar.

Di perjalanan pulang.

"Haruka kun, besok kamu ada latihan voli?" tanya Saki

"Ada, jam 3 sore"

"Sabtunya?" tanya Saki lagi

"Ada juga, jam 3 sore"

"Berarti paginya longgar ya?"

"Iya sabtu pagi bebas, mau apa memangnya?" tanya ku balik

"Ayo kita pergi ke kebun binatang Sendai, ajak ibu dan Rin chan juga"

"Di sekitar sini memangnya ada?" tanya ku karena jika ku ingat taman satwa ataupun kebun binatang tidak ada di daerah sini

"Bukannya kamu dulu yang biasa mengajak ku ke zoo?" tanya Saki

"Oh zoo yang di dekat SMA Date ko itu maksudku, tapi sekarang di tutup dan hewannya di pindah ke zoo Sendai"

"Ya sudah sabtu pagi ke Sendai, sambil jalan jalan, masuk tidak?" ucap Saki muka antusias

"Kamu serius?" tanya ku

"Iya lah"

"Huh, kita kan baru liburan ke Sendai sabtu kemarin, Saki chan" ucap ku sambil menghela napas

"Emm, tapi aku suka liburan"

"Liburannya di pending saja dulu, lagipula keluarga ku biasanya berkunjung kan sabtu pagi" ucap ku

"Halah" ucap Saki

Ku pegang bibirnya.

"Jangan halah begitu, mereka itu keluarga ku loh" ucapku memarahi Saki

"Bukan 'halah' karena keluarga mu datang, tapi karena tidak jadi liburan"

"Liburannya di rumah saja, kita camping di halaman" ucap ku

"Itu tidak seru, bisa bisa kita di tertawakan ibu nanti" balasnya

"Ya aku hanya menyarankan"

.

Jam 1.30 siang, di rumah.

Di ruang keluarga.

"Saki chan jangan ganggu aku ya, aku mau streaming game" ucap ku pada Saki karena saat ini ia hanya sedang mengenakan pakaian minim khas di rumah

"Game apa?" tanya Saki sambil mainan ponsel

"Clash royale" balas ku

"Apa itu?" tanya Saki karena yang ia tau game yang biasa aku streaming adalah gta dan pubg

"Ya game pokoknya" balas ku

"Bisa main berdua?" tanyanya

"Bisa sebenarnya, namun aku mau push trophy dulu, jadi solo mainku"

"Oh, ya sudah main saja, aku mau buat video iklan dulu" ucapnya lalu pergi ke kamar

"Eh eh eh mau bikin dengan pakaian seperti itu?" tanya ku

"Tidaklah, bisa bisa kamu memarahi ku nantinya, ini aku mau ganti"

"Oh ya sudah sana" ucap ku

.

Streaming ku mulai, namun bukan di yt, melainkan di situs streaming khusus game, kemarin akun di undang untuk mencoba streaming game oleh pihak websitenya, lumayan lah bisa dapat 200 rb yen untuk sekali coba, itupun hanya 1 jam.

(Note : orang Jepang suka bakar uang)

Aku main di tab ku, sementara laptop ku ku gunakan sebagai alat untuk streaming.

Setelah semuanya siap, aku menekan tombol start.

Ku nyalakan dulu musik jedag jedug agar tidak boring selama streaming.

"Siang kak Haruka!" komentar pertama masuk

"Siang" balas ku

.

Ku mainkan satu game dulu, sambil ngobrol dengan penonton.

4 menit berselang, pertandingan berakhir dengan kemenangan ku.

"Oke tembus 6500" ucap ku lalu menyapa penonton yang baru datang

"Kapal selam di kirimkan oleh....., pakai deck rata rata 5+ elexir" kata kata itu muncul di depan layar laptop ku

"Astaga, bukanya kapal selam jika top up perlu uang 35 rb yen" pikir ku

"Terima kasih kepada..., sebelumnya aku mau bilang, aku itu lebih suka deck cycle, tapi karena kamu berdonasi banyak, aku akan mainkan" ucap ku

Ku racik deck, seberat 5,5 elexir.

Di pertandingan, selama 3 menit aku langsung kalah.

"Hehe maaf maaf, yang penting aku sudah berusaha" ucap ku

Banyak di komentar mengatakan aku pro, gg.

Note : Di trophy segitu, pro saja tidak cukup, perlu deck yang kuat dan hoki sebenarnya.

"Coba lagi tidak ini?" tanya ku

Penonton mengatakan coba lagi dengan deck yang sama.

Ku coba saja dengan deck yang sama, dengan susah payah akhirnya bisa menang dengan perhitungan hit poin tower.

.

Streaming ku lanjutkan sesuai request deck dari penonton, deck yang di sarankan pun sangat aneh aneh, mulai dari golem pekak lava, deck ngambil kartu paling sedikit elexir, dan lain lain.

Selama 1 jam 30 menit streaming, bukanya naik malah trophy ku turun ke angka 6300 an, tapi tidak masalah, yang penting dapat donasi lebih dari 4 juta yen jika ku tukar nanti koin donasinya, serta yang penting penonton terhibur.

Streaming belum ku matikan, aku pergi ke situs peduli Palestina kembali, ku sumbangan sebanyak 3 juta yen.

"Lihat penonton ku yang budiman, 3/4 uang kalian ini aku sumbangan ke rakyat yang sedang di jajah, bukan bermaksud sombong atau bagaimana, tapi aku berniat mengajak kalian bersama, dan semoga uang yang kalian sumbangan bisa bermanfaat bagi mereka" ucap ku di video

Penonton ku langsung memberikan emot respect.

Setelah selesai, aku pamit pada penonton dan mematikan streamingnya.

.

Jam 3 sore.

"Saki chan sudah selesai videomu?" tanya ku saat melihat Saki sedang duduk menghadap pc di studio

"Sudah, tinggal minta review mereka(Pihak produk) saja" balas Saki

"Jika sudah segera turun saja, jangan lupa pc dan lampunya matikan" ucap ku

"Baik Haruka kun" balasnya

Aku keluar ruang studio, menuju ke dapur untuk membuat sandwich.

Ku cari cari bahannya, mulai dari tomat, sosis, selada, mayo, keju, terakhir roti, namun aku tidak menemukan roti.

"Halo sayang, dimana kamu menyimpan roti tawar?" tanya ku lewat telepon karena Saki tak kunjung turun

"Roti tawarnya habis, aku belum beli" balasnya

"Tolong belikan, aku mau bikin sandwich ini"

"Jika mau bikin sandwich, pakai saja roti manis, ku simpan di kulkas"

"Tidak enak lag, tolong kamu belikan sebentar di supermarket" suruh ku

"Aku lelah sayang" balas Saki

"Saki chan, ingat tugas mu itu apa?" tanya ku dengan nada dingin

"Tapi ini beneran lelah"

"Ayolah beli sana dulu, nanti ku buatkan sandwich untuk mu juga" bujukku agar istriku itu mau membelikannya

"Jika begitu aku ok" ucap Saki

.

Ia turun lalu pamit ke supermarket naik mobil ku.

"Hati hati di jalan" teriak ku

"Oke" balasnya, dengan ok di jari juga

.

20 menit ku tunggu tunggu, Saki belum kembali juga.

"Oi kamu ini beli roti dimana?" tanya ku lewat telepon

"Di supermarket, namun sekalian ngisi kulkas ini, sudah dulu ya ini mau bayar, 3 menit lagi aku sampai rumah" balasnya lalu menutup telepon

"Hmmm"

.

Jam 3.30 Saki baru sampai rumah.

Ia langsung menyerahkan roti padaku dan menata belanjaan yang perlu di taruh kulkas.

.

Di ruang tamu nonton tv sambil makan sandwich.

"Hey Haruka kun, pinjam ponsel mu" ucap Saki

(Saki berniat challenge dari Instagram soal ' tidak ada rahasia di antara kita')

"Mau untuk apa?" tanya ku bingung karena Saki biasanya main ponselnya sendiri

"Pinjam sebentar" ucap Saki lagi

"Untuk apa?" tanya ku lagi

"Pokoknya pinjam"

"Kamu mau ngcek ngcek ponsel ku ya?" tanya ku curiga

"Tidak, pokoknya pinjam dulu sini" ucap Saki lagi

"Gawat ini jika Saki melihat histori browserku" pikir ku

"Tidak usah, kan sudah punya ponsel sendiri sendiri" balas ku menjauhkan ponsel ku ke sisi lainnya

"Sini berikan!" ucap Saki, kali ini sambil memegang kerah ku

"Hmmmm baik baik, ini ku berikan" ucap ku sambil menyerahkan ponsel ku

Saki melepaskan cengkramannya lalu mengambil ponsel ku.

Saat ini Saki sedang sibuk mengecek pesan, whatsapp, line, telegram, Instagram, YouTube, log panggilan.

Beberapa menit kemudian.

"Kamu masih berhubungan dengan Tsukasa san di line?" tanya Saki sambil melihat ku dengan tatapan horor

"Iya memangnya kenapa, Tsukasa hanya kepo soal resepsi pernikahan kita saja kok" balas ku

"Aku tidak suka" ucap Saki sambil memalingkan muka

"Ya tidak suka terserah kamu" balas ku

"Mouuu kenapa kamu itu tidak peka Haruka kun" teriak Saki

"Peka bagaimana sih, aku tau kamu tidak menyukai Tsukasa karena alasan yang lalu, tapi jangan lupakan kebaikannya padamu juga, lagian dia itu sedang hamil sekarang" ucap ku

"Anak mu?" tanya Saki dengan melotot

"Tentu saja bukan, itu anaknya Nasa san, kamu ini parno an lah Saki, kamu jangan termakan api cemburu, bisa bisa dengan sikap mu seperti itu malah menghancurkan pernikahan kita ini, sudah sini ponsel ku" kali ini aku yang marah lalu mengambil ponsel ku dengan paksa

"Kok aku yang kamu marahi" ucap Saki hampir mewek

"Ya itu salah mu juga, lagian siapa yang menyuruh kamu pinjam pinjam segala, tadi ku tanya apa kamu mau mengecek kamu kata tidak, lalu tadi apa yang kamu lakukan" balas ku dengan nada normal

"Huh dasar Haruka berhati dingin!" teriak Saki lalu menjadi patung yang memeluk lututnya di pojok sofa

Aku duduk mendekatinya.

"Kamu ini sudah dewasa, kita sudah menikah jadi bukan zamannya lagi curigan Saki chan, tolong percayalah padaku, aku tidak akan mengecewakan kamu lagi"

Saki diam, aku hanya menghela napas, lalu berdiri untuk pergi ke kamar ku.

Saki mencegah ku pergi dengan memegang tangan ku.

"Aku salah, maaf, aku terlalu ingin menjalankan challenge Instagram, tolong hukum aku" ucap Saki sambil melihat ku

"Baik, hukumnya adalah kamu harus tidur di luar malam ini" ucap ku

"Ehhhhh, jangan jangan bisa bisa ibu tau dan malah khawatir nanti, hukuman yang lainnya saja" ucap Saki

"Hmm, baiklah hukumnya ku ganti dengan hukuman fisik, berikan tangan mu kedepan" ucap ku

"Eh kamu mau memukulnya?" tanya Saki kaget

"Pokoknya berikan tangan mu ke depan, telapak tangan menghadap ke bawah" ucap ku

"Kamu tidak serius bukan?" tanya Saki

"Aku serius sayang" balas ku

Saki memajukan tangannya lalu menutup matanya, ia mencoba bertahan jika benar benar akan di pukul.

"Iiiiiii!" teriak Saki langsung membuka matanya karena sesuatu yang tak asing menyentuh atas tanganya

"Haruka mesum hentai cabul penjahat kelamin!" teriak Saki

"Hey hey tenanglah, kenapa histeris seperti itu, aku hanya menghukummu tolong buat aku keluar saja, urusan kamu yang menutup mata kan kamu sendiri yang melakukan" kata ku

"Duh, bisa bisanya kamu terangsang saat ini, apa apaan junior mu yang sudah berdiri deng keras ini!" ucap Saki, memegangnya dengan tangan kirinya

"Ayo lanjutkan di kamar saja, takutnya ibu datang tiba tiba nanti" ucap ku

"Baik ayo" ucap Saki

"Hey hey jangan di tarik seperti itu" teriak ku, tapi Saki tidak memperdulikan, aku mencoba mengikuti langkah kakinya agar tidak tertarik.

.

Jam 4.30 ibu dan Rin chan baru sampai di rumah.

Ternyata ibu terlambat karena, ia membelikan Rin chan tab dulu untuk ia belajar.

"Lihat ini kak aku punya tab baru" teriak Rin chan sambil menunjukan tab barunya pada kami

"Digunakan untuk belajar ya Rin chan, agar ibu tidak menyitanya" saran Saki

"Umm, ibu juga kata seperti itu" ucap Rin chan

.

Ibu duduk bersama kami.

"Ibu tidak masalah jika memberikan Rin chan tab?" tanya ku

"Tidak masalah dengan syarat Rin chan harus mentaati aturan yang ibu buat, jika melanggar ibu akan langsung menyitanya" balas ibu

"Bukan seperti itu, tapi bukankah tidak baik untuk mata Rin chan dia masih kecil bagaimana jika ia minus?" tanya ku lagi

"Oh, tadi ibu sudah mencari tab yang khusus belajar, jadi cahaya yang keluar tidak terlalu merusak mata, lagipula juga ibu akan mengecekan mata Rin chan juga tiap 3 bulan, jadi ibu rasa baik baik saja, yang penting pula, waktu bermain tabnya" balas ibu

"Wow, ibu sampai memikirkan itu?" tanya Saki

"Tentu saja ibu pikiran, kesehatan yang paling utama, nanti kamu juga akan tau jika punya anak sayang" balas ibu

"Baiklah besok akan ku buat!" teriak Saki

"Jangan!" teriak ku dan ibu

"Hanya bercanda" balas Saki

.

.

"Kakak bagaimana caranya melihat video seperti di tab punya ibu, saat ku buka aplikasinya tapi tidak bisa muncul, seperti ini" ucap Rin chan, menunjukkan yt nya tidak bisa di akses sebab tidak ada koneksi

Ku pinjam sebentar tabnya, lalu ku sambungkan dengan wifi rumah.

"Ini Rin chan" balas ku sambil menyerahkan kembali tabnya

"Uwaa terima kasih" balasnya

.

Jam 7 malam, makan malam bersama dengan kare.

Selesai makan belajar untuk tes besok, jam 9 malam selesai belajar.

.

Hari demi hari sudah kami lalui hingga tanggal 24 Juli, dimana tes pts hari terkahir di laksanakan.

Jam 11 siang, tes sudah aku dan Saki selesaikan.

Kami berdua pergi ke restoran untuk makan siang dulu.

Pembangunan gedung baru Restoran Wagnaria sudah selesai, dengan ini pegawai baru akan segera di rekrut.

Di Restoran.

Jumlah pelamar adalah 24 orang, sementara slot pekerjaan hanya 5 untuk pelayan, 2 untuk koki, khusus lowongan kali ini tidak menerima part time.

Note : intervew tahap satu tanggal 20&21, tahap dua 23, tahan 3 atau terakhir 24.

Kyouko menggunakan cara praktek secara langsung selama proses wawancara, dengan waktu 1 jam calon karyawan yang lulus tes tertulis dan wawancara akan melakukannya bayarannya hanya uang makan sebanyak 1000 yen.

Ia melakukan itu dengan tujuan agar karyawan bisa langsung beradaptasi dengan lingkungan restoran yang sangat ramai, sebab jika ada karyawan yang sudah bisa sampai di tahan ini 90% ia akan di terima.

Di ruang Manager.

"Berapa yang lolos?" tanya ku sebab tes terakhirnya tadi pagi jam 9 - 10

"Lolos semua, 6 pelayan dan 3 koki, menurut mu ambil semua atau tetap sama kata mu dulu?" balas Kyouko

Aku berpikir sejenak, memikirkan keuntungan yang di peroleh apa tambah untung atau tidak.

"Boleh ku lihat siapa saja yang akan jadi karyawan, siapa tau aku kenal dan memberi mereka kesempatan untuk bergabung" ucap ku pada Kyouko

Kyouko memberiku kertas tentang biodata calon karyawan secara singkat.

Pelayan :

1. Saeko Tanaka (Oke langsung ku terima saja orang ini tanpa perlu di jelaskan) (Haikyuu : Kakaknya Ryu Tanaka)

2. Teppei (Girlfriend Who Absolutely Doesn't Want to Take a Bath VS Boyfriend Who Absolutely Wants Her to Take a Bath Bahasa Indonesia) (Laki laki yang care dengan pacarnya, umur 23 tahun dan telah lulus kuliah)

3. Shouhei Yamato (Anak kuliahan yang mengejar ngejar Shuuko Yakumo) (20th)

4. Ooyama (Please Go Home, Akutsu-san!) (Anak kuliahan yang tahan akan godaan wanita beranama Akutsu, umur 19)

5. Akutsu (Wanita yang selalu menggoda Ooyama, satu univ beda fakultas, umur 18 tahun 9 bulan)

6. Ardian (Authornya juga ikut daftar, umur 20, anak kuliahan di univ Miyagi)

Koki

1. Shuuko Yakumo (Yakumo-san wa Ezuke ga Shitai) (Janda yang telah di tinggal suaminya mati) (26 th)

2. Yaeko Nishimiya, Ibunya Shouko (The silent girl)

3. Takade Roki (29 tahun, pengalaman di bidang memasak, out charakter)

"Kita terima pelayannya 1-6, kokinya juga 1-3" ucap ku

"Baiklah nanti jam 1 nanti akan ku suruh ke sini untuk menerima jadwal kerja dan seragam, agar besok bisa langsung mulai" balas Kyouko

"Tak perlu naikan jumlah pesanan, aku bukan pebisnis yang selalu memeras tenaga pekerja ku, cuku segitu dan fokus pada pelayanan saja" ucap ku memperingati Kyouko

"Baik aku paham" balasnya

Jam 12 di restoran, Saki pergi ke dapur untuk membuatkan ku makanan.

Aku duduk di meja pelanggan di gedung baru,

Sesorang tiba tiba duduk di depan ku.

"Kak Haruka, tolong terima aku sebagai pelayan di sini, aku butuh uang untuk kebutuhan ku hidup, adik adik ku dan orang tua ku yang sedang sakit sakitan sekarang" ucap Yuiga sampai menundukan kepala

"Eh Yuiga kun tunggu sebentar jangan tiba tiba bicara seperti itu, coba ceritakan apa yang terjadi" ucap ku

Yuiga dengan menangis menceritakan keadaan keluarganya yang sedang susah ekonomi, ibunya yang sedang sakit batuk parah selama 1 bulan terakhir dan tidak di perbolehkan bekerja di toko ku, yang akhirnya ia di cutikan tanpa mendapat gaji, namun jika sembuh bisa langsung bekerja

Note : yang sakit tidak boleh bekerja adalah hal mutlak aturan dari tiap tempat kerja.

"Ibumu sakit apa memangnya?" tanya ku

"Ibu ku sakit kanker paru paru stadium 3, untuk berobat kami tidak ada uang, aku sebagai anak termuda ingin menggantikan tugas ibuku, aku rela melepaskan sekolah ku untuk bekerja full time di sini" ucao Yuiga tapi tangannya gemetaran.

Note : anak 15 tahun harus di hadapkan dengan tuntutan ekonomi dan hidup, bukan hanya dirinya tapi juga keluarganya, jadi normal Yuiga punya banyak keraguan, ia takut gagal akan usahanya dan hidupnya sendiri.

Aku duduk di sampingnya.

"Hidup mu pasti berat ya, aku mengizinkan mu bekerja di sini, silakan ucap ke Kyouko san bahwa ini dari rekomendasiku, untuk sekolah mu tidak boleh kamu hentikan, lagipula kamu sebentar lagi lulus SMP bukan? Berusahalah memanage waktu jika sudah di terima di sini, lalu kamu sudah memeriksakan ibumu ke rumah sakit?" tanya ku sambil menepuk pelan punggungnya berharap ia dapat lebih tegar akan keputusannya ini

"Sekali, sekaligus saat vonis dokter turun" balas Yuiga

"Ayo keluar restoran dulu" ajak ku

Di luar restoran.

Aku pinjamkan uang ku sebanyak 2 juta yen, yang ku simpan di dalam mobil.

"Ku pinjami uang ku segini dulu, jika kurang temui aku lagi, bibi mungkin bukan keluarga ku, tapi ia juga sudah membantu ku dulu" ucap ku

"Tapi kak Haruka, aku tidak ada jaminan untuk bisa mengembalikannya" balas Yuiga

"Tenang saja, aku rela jika uang ini tidak kembali, tapi aku akan lebih senang jika kamu berusaha mengembalikannya walaupun tidak genap tidak apa, sebab itu membuktikan kamu orang yang bertanggung jawab, sekarang sana pulang, periksakan ibumu, konsultasi ke dokter waktu kemo kapan, percaya pada tuhan ibumu akan sembuh, kita hanya insan yang hanya bisa berdoa padanya, lalu besok kembalilah ke sini untuk bekerja" ucap ku sambil menepuk pelan kepalanya

"Terima kasih kak Haruka" ucapnya lalu memeluk ku

Ku balas pelukannya.

"Sudah sana pulang, aku mau makan ini" ucap ku padanya

"Baik kak Haruka, maaf menyita waktu mu"

"Tidak masalah" balas ku

.

Aku kembali ke dalam restoran, dimana Saki sudah menunggu ku.

"Eh sudah sampai ya kamu" ucap ku lalu duduk

"Kamu habis darimana Haruka kun?" tanya Saki

"Bertemu dengan Nariyuki" balas ku

"Nariyuki yang kacamata itu?" tanya Saki lagi

"Iya yang itu, ayo makan aku sudah lapar"

"Baiklah" (Saki tidak mau pusing pusing mikir jika temannya Haruka adalah laki laki)

.

Jam 1 siang, kami berdua pulang ke rumah.

"Haruka kun ayo buat lagu lagi, aku ada ide judulnya love is beautiful pain" ucap Saki saat di perjalanan

"Kamu menghina ku karena hanya memberikan sakit ya" balas ku

"Bukan seperti itu, tapi dari itu juga aku kepikiran ide ini hehe"

"Lalu lagunya mau di buat seperti apa, solo atau duet?" tanya ku

"Duet, namun kamu bagiannya ada di slow rap" balas Saki

"Nada dan liriknya sudah kamu buat?"

"Sudah, tinggal di tuangkan ke instrumen musik"

"Baiklah nanti akan ku mainkan di piano dulu" ucap ku pada Saki

"Oke"

Note : Haruka sudah membeli piano.

.

Di rumah langsung ku coba nadanya di piano, lagu tipe cepat dan semangat, jadi lebih cocok jika jedak jedug, artinya ada peran dari bass nantinya.

"Bagimana Haruka kun, apa bagus?" tanya Saki sambil memeluk ku dari belakang

"Ini indah, ayo coba nyanyian bersama" ucap ku

"Baiklah, ayo mulai projek musik baru!" teriak Saki sambil mengangkat tangan kanannya, terlihat lah ketiak yang mulus tanpa bulu itu

"Aku bukan pecinta ketiak!" teriak ku dalam hati

.

Selama 10 menit kami mencoba menyanyikannya, terkadang ada perubahan lirik sebab tidak sesuai dengan nada walaupun jatuh temponya pas.

.

Aku mulai mengarasemen instrumennya, jam 5 sore baru selesai, sebab banyak bahan yang di masukan.

Note : Voli libur hari ini, Takeda sensei memberi kami kesempatan untuk menikmati kebebasan setelah pts.

.

"Haruka kun ayo turun dulu, mandi lalu makan malam" ajak Saki yang mukanya sudah menunjukkan kelelahan sebab mendengar suara instrumen yang di ulang terus menerus

"Huh itu ide yang baik, aku akan men save dulu, sehabis makan malam kita take vokal pertama" ucap ku padanya

"Oke" balas Saki

Kami turun ke lantai bawah, di sana ada ibu dan Rin chan yang sedang memasak untuk makan malam.

"Lagunya sudah selesai sayang?" tanya ibu ke Saki

"Belum bu, masih pengiringnya saja, vokal utama belum di buat" balas Saki

"Vokal itu apa bu?" tanya Rin chan

"Vokal itu suara dari penyanyinya, sementara pengiring itu suara dari alat musiknya" jalas ibu

"Ohh, aku mau dengar pengiringnya!" ucap Rin chan

"Nanti saja Rin chan, sekarang ayo bantu masak dulu" ucap ibu

"Eh benar juga, ayo bu cepat selesaikan agar aku bisa mendengarnya" ucap Rin chan antusias

.

Jam 7 malam, sebenarnya selesai makan jam 6.30 tadi, tapi sebab penyanyi perlu memaksimalkan suaranya ketika menyanyi, ia perlu memberi jeda sebentar setelah makan.

Di ruang studio.

Ada aku Saki dan Rin chan, ibu ada di bawah sedang memeriksa laporan tokonya mungkin.

Saki sudah bersiap di depan mic.

"Rin chan, jangan mengeluarkan suara apapun ingat, walaupun kamu suka tetap diam dulu, hingga kakak memberi isyarat boleh bicara, oke paham?" tanya ku

"Paham" balas Rin chan

"Oke Saki kami tinggal menunggu mu" ucap ku padanya

Saki menarik napas dalam, lalu menghembuskannya.

Saki memberi aku tanda oke dengan tangannya.

.

Ku putar musiknya, Saki langsung fokus, suasana dalam studio langsung berubah.

.

Saki mulai masuk di lagunya.

Kimi no kokoro ni tsutsumare ta mama ai o chikai?

Nemure nai yoru nan do sugi te mo nē uketome te

Ima sugu ai tai namida tomara nai fure taku te

Suki da kara kurushiku te

(Dengan tempo cepat)

Rin chan yang mendengar langsung terpanah akan suara kakak angkatnya itu, tapi ia tetap menahan untuk kagum karena pesan dari Haruka.

.

Musik terus berjalan hingga reff utama.

I love you (love you) love you (love you) love you (love you)

Yoru ga akere ba

I love you (love you) love you (love you) love you (love you)

Sagasu kimi dake

I love you (love you) love you (love you) love you (love you)

Me o tojire ba

I love you (love you) love you (love you) love you (love you)

My love for You?

Anata to?

"Astaga suara kedua kakak ku sangat indah dan keren" pikir Rin chan

Aku yang melihat dari raut mukanya Rin chan bisa tau bahwa dia sedang mengagumi diriku.

.

Setelah 4 menit lebih musik akhirnya selesai dan Saki sudah berhenti menyanyi.

"Oke" ucap ku sambil mengacungkan jempol

"Uwaaaaa kakak keren!" teriak Rin chan

"Hehe terima kasih Rin chan, tapi Haruka kun, bagaimana hasilnya, apa perlu di ulang semua atau di beberapa bagian?" tanya Saki

"Eh lagu sebagus itu masih perlu di ulang?" tanya Rin chan

"Bukan begitu Rin chan, penyanyi itu mengincar peforma terbagus, mungkin kamu yang mendengar seklias bisa mengatakan bagus, namun jika di dengar secara teliti dan berulang akan tau walaupun hanya kesalahan kecil" ucap ku padanya

"Ohh, ternyata jadi penyanyi itu susah ya kak?"

"Tidak juga, penyanyi hanya butuh bernyanyi bukan, komponen lain seperti tadi itu hanya seperti materinya, jika di pelajari pasti juga bisa kok" balas Saki sambil menepuk pelan kepala Rin chan

"Kamu mau jadi penyanyi?" tanya ku.

"Umm aku mau"

"Belajarlah dengan giat dulu, nanti jika kakak punya waktu akan mengajarkan kamu beberapa tekniknya" ucap Saki

.

Kami mendengar hasil lagunya, sebelumnya aku sudah merekam bagian ku sebelum makan malam, jadi ku gabung di instrumen, sebab yang terpenting adalah vokal utama(Suaranya Saki)

Setelah ku berikan tone sedikit, hasil lagunya sudah sangat perfect menurut ku.

"Keren!" ucap Saki dan Rin chan setelah mendengar hasil finalnya

"Oh tentu saja, produsernya Haruka gitu loh" ucap ku dengan sombong

Next....

Next chapter