webnovel

99.) Hidup Terasa Lebih Baik Saat Bisa Menolong yang Lain

Rinko chan yang kebingungan malah jadi menangis sebab dia berpikir dia merusakan laptop milik Saki itu.

"Hahaha tenanglah Rinko chan, ini tidak rusak, lihat akan ku ajari caranya membaca dan menuliskannya" ucap Ibu yang sudah selesai pekerjaannya dan mendatangi Rinko chan

Rinko melihat ibu barunya.

"Kenapa?" tanya ibu

"Ibu ajari saja Rinko chan membaca dulu, nanti kita ajarkan bahasa isyarat bersamaan dengan mengajarkan berbicara" saran Saki

"Ara ibu tidak bisa bahasa isyarat"

"Aku bisa sedikit sedikit, Haruka kun yang mengajariku"

"Baiklah ibu akan juga ikut belajar"

Rinko menarik pakian ibu perlahan, saat ibu melihatnya Rinko menggelengkan kepala.

"Kamu tidak perlu berusaha untuku" ucap Rinko namun tidak bisa ia sampaikan

"Ibu belajar untuk anak ibu ini, tenang saja ibu tidak kerepotan kok, belajar sesuatu yang baru itu menyenangkan, jadi mari belajar bersama Rinko chan" ucap Ibu sambil mengusap kepala Rinko

"Umm" balasnya sambil menundukan kepala

.

Sekarang ibu mengajari Rinko menghafal huruf hiragana, lalu cara menuliskannya.

Cukup hanya 5 huruf, tapi Rinko ternyata anak yang pandai, dia bisa menghafalkannya lebih mudah, jadi ibu menambah sebanyak 5 huruf lagi.

"Bagimana menyenangkan bukan?" tanya Ibu

"Umm ini asik" ucap Rinko tapi tidak jelas

"Entah seperti apa perjuangan hidup mu Rin chan, tapi ibu janji akan menjaga kamu mulai sekarang" ucap ibu sambil mengelus rambut Rin chan

"Aku juga Rin chan" ucap Saki lalu mencium pipi Rinko

Rinko jadi menangis, dia berpikir semoga ini bukan mimpi semata, dia tak ingin ini hanya imajinasinya saja.

"Saki chan, ambilkan ibu tisu, dan buatkan coklat panas"

"Baik ibu" balas Saki

Ibu menenangkan Rinko dengan memeluknya.

"Sudah jangan menangis, kamu tidak perlu khawatir, ada ibu, Saki nee chan dan Haruka ni bukan?" tanya ibu

"Ini kenyataan bukan?"

"Tentu saja ini nyata Rin chan, apa kamu berpikiran ini hanya imajinasi mu atau hanya mimpimu?" tanya ibu (ibu bisa berkata seperti itu karena dia mendengar kata nyata, jadi ibu mengira ngira)

Note : kekuatan seorang ibu, anaknya hanya bilang air, ibu bisa paham jika ia ingin air, anaknya keringatan, ibu mengajaknya keluar ruangan yang lebih sejuk, ibu tuh paham akan kode walaupun hal kecil sekalipun.

"Iya" jawab Rinko

"Ibu ini minumnya dan tisunya" serah Saki

"Terima kasih Saki chan, sekarang kamu duduk di sini ya Rin chan, ah kamu ringan juga ternyata" ucap ibu saat menggendong Rinko lalu di taruh di atas sofa

Ibu menghapus apir matanya, lalu memberikannya coklat panas untuknya.

"Minum ini Rin chan, kamu akan lebih baik hati hati panas ya" ucap ibu

"Um"

.

Mereka bertiga duduk bersama di ruang keluarga, sambil menonton televisi sekaligus mengajari Rinko beberapa bahasa isyarat.

Seperti mengangkat jari kelingking yang artinya huruf i atau bisa di artikan saya dalam bahasa Inggris, lalu jari membentuk tanda piece yang artinya kami jika di arahkan pada tubuh.

Rinko dan ibu belajar banyak dari apa yang Saki ajarkan.

"Kamu coba sekarang Rin chan" ucap Saki

"Umm"

Rinko mengangkat tangan kanannya.

"Aku senang bersama kalian"

"Uwaaa Rin chan pintar" peluk Saki dengan erat

"Ibu juga bisa loh, lihat ini" ucap ibu lalu menggerakkan tanganya

"Aku juga senang bersama rin chan (Menunjuk Rinko berarti seperti mengucap namanya)" itulah yang ibu katakan dengan bahasa isyaratnya

"Ibu hebat" Saki dan Rinko tepuk tangan

"Kamu paham Rin chan?" tanya ibu

"Umm" ucapnya lalu mengangguk

.

"Kakak Haruka kemana?" tanya Rinko tidak jelas tentunya

"Dia kembali ke Sendai untuk lomba bola voli Rin chan, apa kamu kangen denganya?" tanya Saki

"Um aku kangen"

"Tapi dia sepertinya masih di perjalanan, lebih baik tunggu jam 8 Rin chan"

"?"

"Kamu belum tau cara membaca waktu jam Rin chan?" tanya Saki

Rin chan menggelengkan kepala

"Ibu atau aku?" tanya Saki

"Sini Rin chan biar ibu ajari kamu lagi sebentar, ini tidak susah kok"

"Umm" Rin chan turun dari sofa lalu naik lagi ke sofa satunya yang di naiki oleh ibu

Ibu membuka ponselnya lalu menunjukan gambar jam.

Ibu menjelaskan dulu tentang siang dan malam, lalu kenapa angka di jam hanya ada 12 bukan 24, lalu perbedaan AM dan PM

5 menit setelah di jelaskan Rinko bisa langsung paham.

.

"Saki chan lebih baik ibu pindah ke sini atau tetap di apartemen ya"

"Ya terserah ibu, sekarang ada Rin chan juga bukan, saran ku sih pindah saja, disini kamar juga banyak kok"

"Tapi ibu masih menyayangkan jika pindah kemari, mulai dari jarak pekerjaan lalu ibu takut juga malah merepotkan kalian"

"Tidak ada kata merepotkan dalam kamus ku yang berjudul harkat anak pada orang tua" ucap Saki

"Itu kan kamu, bagaimana dengan Haruka"

"Haruka itu orangnya sangat menghormati orang tua kok bu, walaupun terkadang ya agak melawan, tapi percayalah dia tidak merasa kerepotan, lagian aku juga kadang kesepian jika aku sendirian di rumah"

"Lalu jika ibu tinggal di sini ibu tidur di mana?"

"Kamar atas nomor dua, kalau nomor satu Haruka khususkan untuk orang tuanya, kalau nomor dua bisa digunakan untuk mu ibu, ah aku baru ingat, Haruka juga mempersiapkan kamar no dua itu jikalau kamu ingin tinggal ataupun menginap di sini ibu" ucap Saki

"Benarkah?"

"Benar, asal ibu tau juga kamar atas sangat di larang bagi tamu naik, apalagi masuk ke kamarnya, jika ada tamu yang menginap Haruka pasti akan menempatakan mereka di kamar tamu ataupun di kamar sebelahnya yang dulu di tempati kakek neneknya waktu menginap di sini"

"Coba deh kamu tanya dulu Haruka apa benar tidak keberatan"

"Baik ibu"

Rinko yang tidak paham akan pembahasan hanya bisa melihat saja.

.

Aku di mobil, ikut pembahasan strategi via video call dengan ponselnya Yachi sebagai penghubung.

"Haruka di pertandingan kali ini tidak akan di mainkan, namun jika keadaan mendesak barulah sensei masukan, lawan kita itu bisa main voli tapi hanya bisa main, mereka kuat di pertahan namun bukan bloker, melainkan pertahan di belakang"

"Seperti Nekoma?" tanya Daichi

"Benar sekali, seperti Nekoma tepatnya, jika kalian lihat videonya, Nekoma itu tim yang kuat dan sangat solid dalam pertahan"

"Strateginya serangan cepat atau bagaimana sensei?" tanya Hinata

"Ya itu terserah kalian, namun sensei sarankan bula dengan serangan cepat, lihat reaksi bloker apa cepat juga, jika cepat Asahi dan Tanaka yang akan jadi kekuatan utama, sementara kamu akan menjadi umpan Hianta"

"Baik sensei aku paham"

.

Sensei melanjutkan pembahasan, dia mengatakan kunci kemenang ada di pertahanan belakang dan bloker kami.

.

Jam 8 aku tiba di Sendai namun, ku suruh nona yang mengantar ku berhenti di taman saja.

"Terima kasih nona" ucap ku

"Sama sama Haruka sama, aku akan pamit kembali kalau begitu"

"Jangan memaksakan diri ya, jika lelah istirahat dulu"

"Baik Haruka sama"

.

"Haruka kun apa kamu keberatan jika ibu tinggal dengan kita?" pesan dari Saki

"Tidak, jika mau pindah ya pindah saja" balas ku

"Kamar untuk Rin chan?" tanya Saki

"Rin chan? Maksudnya Rinko chan?"

"Iya itu"

"Biarkan bersama ibu dulu di atas, nanti jika sudah besar dianya, akan ku bangunkan kamar di lantai 3, atau akan ku rombak gudang di lantai dua"

"Baik akan ku sampaikan nanti, kamu sudah sampai?"

"Sudah, baru saja ini"

"Boleh ku video call?"

"Jangan, ponsel ku low bat, tunggu aku menelepon duluan saja"

"Lama?"

"Ya paling 15 menit"

"Baik akan ku tunggu, Rin chan juga kangen kamu katanya"

"Bisa saja kamu, baru juga ku tinggal 2 jam masa sudah kangen"

"Ihh beneran"

"Sudah dulu ya"

"Oke"

.

"Yuki jangan lari!" teriak Seseorang wanita yang menggendong anak di punggungnya

Aku yang mendengar lantas mencari siapa itu Yuki.

Dia di dekat ku dan hedak menyebarang jalan, sementara itu di sisi jalan lain ada truk yang melaju cepat.

Aku segera berlari untuk menyelamatkan anjing itu.

"Opss hampir saja ia di tabrak untung saja segera ku cegah dengan mengangkatnya tinggi"

Ku bawa anjingnya kepada nona yang berteriak tadi.

"Ini nona anjing mu" serah ku padanya, namun sekarang berubah jadi manusia

"Ehh manusia, seorang gadis?" teriak ku

Nona itu segera mengambil gadis kecil itu.

"Terima kasih, aku akan langsung pergi"

"Eh tunggu sebentar, bukanya aku tadi menyelamatkan anjing ya" ucap ku padanya

"Kamu salah lihat tuan, Yuki chan itu manusia dia anak ku" teriaknya tidak suka akan kataku

Note :baca manganya dulu, judulnya Ookami Kodomo no Ame to Yuki, ceritanya mengisahkan tentang serigala manusia terakhir di jepang yang punya anak dengan nona tadi, anaknya manusia serigala nona tadi murni manusia, suer sad cuk.

"Tenang nona aku hanya bertanya" ucap ku

"Pertanyaan mu secara tidak langsung menghina putriku asal kamu tau huh!"

"Maaf jika aku salah, kalian mau kemana dengan membawa tas besar itu?" tanya ku

"Bukan urusan mu tuan, kami segera pergi sampai jumpa"

"Tunggulah sebentar, aku tau kok anak mu itu pasti manusia setengah anjing"

"Jangan mengejek putriku ya tuan ku peringatkan sekali lagi"

"Percayalah, aku ini orang yang sangat paham keunikan dunia ini (sambil memikirkan Saiki kusuno) manusia anjing itu hanya sebagaian kecil dari keanehan dari keanekaragaman dunia ini"

"Kamu bisa ku percayai tidak akan menyebarkan informasi ku dan anak ku?"

"Tentu saja, lagipun aku juga tidak ada untungnya juga, anakmu benar setengah anjing kan"

"Setengah serigala tepatnya"

"Oh salah ya, maaf maaf" ucap ku

"Tidak masalah"

"Kamu membawa tas besar seperti itu, apa di sini sudah tidak di terima?" tanya ku

"Um, pemilik apartemen selalu menegurku atas suara putri dan putra ku saat menjadi serigala"

"Lalu anda akan pergi?"

"Benar, disini tidak ada tempat lagi untuk kami"

"Kamu bisa mengurus orang tua?" tanya ku

"Kenapa memangnya?"

"Ya jika mau kamu akan ku pekerjakan" ucap ku

"Maaf tapi kami tidak bisa lagi di sini" balas nona tersebut

"Bukan di sini kerjanya, tapi di Ogawa, Saitama, kamu mengurus nenek dan kakek ku, katakan juga rahasia kalian pada mereka, mereka itu baik dan penyayang orang lain, ya aku menawarkan ini padamu ku lihat kamu sepertinya orang baik dan punya prinsip 'asal anak ku aman dan bahagia aku bisa bahagia' seperti itu mungkin"

"Di gaji?" tanyanya

"Tentu saja di gaji, kamu juga bisa tidur di rumah mereka juga"

"Boleh aku minta kontak mereka dan kamu"

"Boleh saja kamu catat ini"

.

Dia mencatatnya.

"Aku akan memikirkannya tuan, sebab aku dan anak ku sebenarnya hanya ingin mencari ketenangan"

"Ya tambah cocok kalau begitu, disana masih asri lingkungannya, jarang penduduk dan masih banyak hutan"

"Apa kamu serius?"

"Ya masa aku bercanda sih, tapi jika kamu mau menerima sekarang transport biar aku yang tanggung, urusan gaji akan ku kirim padamu lewat kartu atm, kamu ada tentunya bukan"

"Aku ada, jika begitu aku mau tuan"

"Oh aku Haruka Shinomiya"

"Aku Hana Ookami, dia Yuki dan di belakang ada Ame"

"Oh Yuki chan jadi kamu mau bermain ya, lain kali hati hati ya" ucap ku sambil membelai kepalanya

"Aku menerimanya Haruka san, tapi jika tidak cocok jangan marah jika kami langsung pindah"

"Tentu tidak masalah, ini uangnya untuk kalian" serah ku pada mereka uang sebanyak 70 rb yen

"Apa sebanyak itu perjalanannya Haruka san"

"Tentu saja jauh, kamu lihat saja di ponsel, minimal satu orang bisa menghabiskan uang sebanyak 10 - 20 rb yen"

"Tapi paling kami hanya berdua, aku dan Yuki, Ame bisa ku gendong"

"Ya itu hanya berangkatnya, bagaimana jika kalian tidak betah dan malah ingin pergi lagi, anggap saja ongkos pulang pergi jika tidak cocok, jika cocok sisa uang di tabung untuk masa depan anak mu"

"Anda yakin mau membantu saya?"

"Iya, walaupun kalian tidak cocok di kasihani tapi kalian bisa ku bantu bukan, aku menawarkan kerja agar hidupmu dan anak mu bisa tetap berlanjut"

.

Dia menahan tangisnya

"Mama jangan menangis" ucap Yuki anaknya

Hana berpikiran selama ia hidup setelah kematian suaminya baru kali ini ada orang yang berniat membantunya.

"Aku tidak menangis sayang, aku menerima uangnya Haruka san, mohon percaya padaku juga seperti kamu mempercayai diriku"

"Tentu, ingat alamatnya, namanya Jun dan Suhara, dari keluarga Yoshida"

"Baik Haruka san"

.

"Aku pamit dulu, Yuki chan pamit juga pada Haruka san"

"Bye kakak" ucap Yuki sambil melambaikan tangan

"Bye" balas ku

.

Jam 8.30 aku baru tiba di penginapan

"Bagus ya Haruka baru kembali jam segini" ucap Ukai sensei

"Hehe maaf maaf sensei, tapi tenang kok aku kembali dan berangkat diantar oleh supir ibuku"

"Hmmm kamu segera masuk, disini kamu tanggung jawab ku dan Takeda sensei, sensei tau kamu sudah dewasa tapi setidaknya izin dulu"

"Baik sensei aku akan izin jika terjadi hal serupa"

.

Aku masuk ke dalam lalu mengechas ponsel ku dulu, setelah itu aku ikut kumpul bersama teman teman.

"Apa alasan mu Haruka kun, bisa bisanya kembali ke Osaki" tanya Suga

"Aku mengantar adiknya Saki"

"Lah bukannya Saki chan itu anak tunggal?" tanya Yachi

"Tidak, sebenarnya Saki itu punya adik, tapi adiknya terpisah darinya dan ibunya 10 tahun lalu" karangan dariku

"Benarkah!" teriak Kageyama Hinata Tanaka dan Nishinoya

"Kalian ini mau saja di bohongi Haruka, Saki itu anak tunggal" ucap Yachi

"Mana yang benar?" tanya Asahi

Mereka ikut kebingungan.

"Hahaha, sebenarnya aku mengantar seorang anak, benar adanya dia akan jadi adiknya Saki, dia di adopsi oleh ibunya Saki, ibu Nihara dari sini, lalu aku yang mengantarkannya ke rumah"

"Kali ini tidak boongan?" tanya Hinata

"Tidak bohong, jika kalian kepo ini fotonya" tunjuk ku fotonya Rinko saat makan di meja makan tadi

"Astaga kawaii!" teriak Suga, Tsukishima yang melihat langsung jadi tertarik seketika

"Eits kalian jangan sampai tertarik padanya loh, dia masih 6 tahun!" ucap ku

"Tenanglah, aku hanya menyukai keimutanya" ucap Suga

"Moe moe" pikir Tsukishima

"Namanya siapa Haruka kun?" tanya Kiyoko

"Namanya Rinko"

"Rin chan ya jadi namanya" ucap Kiyoko

"Benar sekali, kami sekeluarga memanggilnya begitu"

"Dia kelas berapa?" tanya Raiki

"Kurasa jika umur 6, sudah sd kelas 1" ucap Yachi

"Rinko belum sekolah, ya kalian tau lah kehidupan orang tidak selalu baik"

Mereka agak kaget, mereka sadar yang Haruka maksud pasti kehidupan Rinko dulu tidak baik, atau bahkan lebih buruk.

"Keluarga mu baik ya Haruka, tolong adopsi aku juga" ucap Nishinoya bercanda

"Jangan main main ya anda!" teriak Tanaka

"Sialan kan penting usaha"

Kami jadi bercanda saja daripada membahas hal yang sedih sedih.

Jam 9 Ku video call Saki.

"Hai Haruka kun"

"Kamu belum di kamar?"

"Belum, ini masih nonton film di ruang keluarga"

"Rin chan sudah tertidur?"

"Sudah, itu di samping ibu" tunjuk Saki

Ku lihat ibu melambai kan tangan menyapa diriku, lalu ada Rinko di sampingnya yang suda tertidur pulas.

Kamera kembali ke muka Saki.

"Ya sudah kalau begitu, aku matikan ya" ucap ku

"Eh ya jangan, baru juga mulai ayo ngobrol sebentar", "Ibu aku pindah ke kamar duluan" ucap Saki pada ibunya

"Iya silahkan Saki chan"

.

Di kamar

"Mau ngobrol apa sayang?" tanya ku

"Ya ngobrol apa saja seperti kita sebelum tidur"

"Ah benar juga, bagaimana kondisi restoran?"

"Baik, tapi ada koki baru, namanya Toki Kamanberu, dia yang memasak tentang sayuran kata Kyouko san"

"Lah dapet darimana?"

"Di depan resto aku ketemu dia, dia masih siswa seperti kita kelas 2 tepatnya, hidupnya susah, sebenarnya ibu juga menawarkan kerja di tokonya tapi ia memilih kerja di resto"

"Oh, ya sudah lah, sebenarnya ku pikir karyawannya sudah terlalu banyak"

"Tapi bukanya keuntungannya juga besar?"

"Ya lumayan sih, sehari bisa dapat 2 - 3 juta yen bersihnya"

"Nah maka dari itu kamu jangan sampai memecat mereka jikalau keadaannya memang sangat mendesak"

"Ya tidak bisa seperti itu, bisnis itu punya prinsip modal serendah rendahnya dan untung sebanyak banyaknya"

"Kamu sudah kaya Haruka kun, jangan tamak"

"Ya itu tidak termasuk tamak, bisnis itu mudah namun harus keras dalam bertindak Saki chan"

"Hmm kurasa aku pernah dengar kata kata itu"

"Ya itu memang kata kata yang sering di ucap oleh pebisnis" balas ku

"Kamu berniat mengurangi karyawan jadinya?" tanya Saki

"Tidak untuk saat ini, restoran masih ramai jadi lebih baik tetap memperkerjakan karyawan, lagipula jam lembur masih ada jadi itu pertanda restoran masih butuh karyawan"

"Oh seperti itu, tapi kuharap lebih baik sih tidak perlu memecat, tapi memperbesar restoran saja"

"Bukannya tidak mau, tapi restoran kita kan juga sudah besar, aku tak ingin beban kerja pelayan bertambah sebab mengantar makan ke tempat yang jauh"

"Ya kan bisa di akali dengan meja jamuan dorong"

"Saki chan, ini hanya restoran keluarga bukan restoran bintang 5"

"Ya hanya saran, lalu Toko apa masih kamu urus Haruka kun?" tanya Saki

"Toko pakian tidak ku urus, ku serahkan semuanya pada Ryu san, sudah dulu ya Ukai sensei sudah keliling kurasa"

"Alah, tapi masih belum lega"

"Ya kalo mau agak lega kamu lihat saja foto ku"

"Itu tidak seru"

"Hahaha, pokoknya sudah dulu bye, sayang Saki Smoch"

"Hehe kamu membuat ku agak jijik Haruka kun"

"Terserah lah"

Aku langsung mematikan ponsel lalu masuk ke dalam ruangan lalu bersembunyi di balik selimut.

Ring

Notifikasi pesan masuk.

Ku lihat secara diam diam, ternyata Kyouko san mengirimi ku total pendapatan restoran dan pengeluaran dalam satu bulan hingga tanggal 1 kemarin.

Penghasilan total Restoran 146.060.000 yen

Ada dari pesanan dari pelanggan langsung dan pesanan nasi box, serta pesanan prasmanan untuk acara.

Pengeluaran total 32.520.000 yen

Bahan = 22.000.000

Gaji karyawan = 9.520.000 yen

Lain lain seperti pembangunan garasi dan pembelian tanaman hias 1.000.000 yen

Pendapat bersih 113.540.000 yen

Modal masih 10 juta yen.

.

"Terima kasih, yang 540 rb yen bagian ke karyawan lain sebanyak 520 rb, kamu ambil 20 rb yen, lalu kirimkan aku sebanyak 75 juta yen ke rekening bank ku" kirim pesan ku padanya

"Oke boss, terima kasih atas bonusnya"

"Tentu" balas ku

Note : gajian karyawan tanggal 3 besok, tapi struk gaji keluar hari ini.

Di Restoran.

"Gajimu berapa Izumi san?" tanya Takaoka

"Ara, Takaoka kun kepo rupanya, memangnya kamu berapa?" Izumi malah balik tanya

"Aku mendapat 210 rb yen"

"Lumayan juga ya, tapi kamu masuknya tidak selama aku juga sih, lagian aku juga full time sih"

"Berapa memangnya Izumi san?" tanya Takanashi

"Teng teng 334.000 rb yen, ini gaji ku paling tinggi saat bekerja"

"Wow, aku saja hanya 266.000 yen"

"Ya kamu kan part time Takanashi kun, walaupun kamu sebagai wakil manager, jika kamu kalah dalam jam kerja gajimu tidak mungkin bisa menyamai ku"

"Hmm anda benar Izumi san, gaji jam pokok punya selisih agak besar jika di total dengan jam kerja sebulan"

"Nah kamu paham kan, kamu tertarik jadi full time?"

"Haha tentu saja tidak tertarik, aku di sini hanya untuk bekerja part time dan masih mementingkan sekolah, tapi kok mengingat gaji yang besar ini malah membuat ku ingin fokus bekerja saja" ucap Takanashi

"Kalian memangnya ambil jam lembur berapa sebulan?" tanya Diasuke yang datang dari depan

"Aku penuh 24 jam" ucap Izumi

"Aku juga penuh 24 jam" balas Takanashi

"18 jam" balas Takaoka

"Oh ya sudah banyak sih"

"Tidak, itu masih kalah dengan Shindou san yang 40 jam sebulan" ucap Takanashi karena dia punya hak tau total jam lembur karyawan

"Wow, dia itu manusia apa bukan?" tanya Izumi

"Ya dia robot mungkin, bayangkan saja 10 jam perminggu padahal jam kerjanya saja 40 jam dan Shindou san masih minta tambah"

"Kyouko san mengizinkan?" tanya Yui yang ikut nimbrung

"Tidak, kata Kyouko san sih itu menyalahi aturan kerja, kita kerja lembur selama 6 jam perminggu saja sudah termasuk pelanggaran, tapi sebab gajinya tinggi itu bukan lagi pelanggaran" penjelasan dari Tankanasi

"Sudahlah, jangan membicarakan gaji, Kyouko san pasti sudah memberikan kita gaji yang sepadan, jadi tolong jangan di bahas takut terdengar pelanggan di luar" ucap Sayu

"Hehe maaf Sayu san" ucap mereka

Note : gaji mereka belum di tambah bonus dari Haruka tadi, lalu gaji tertinggi di pegang Kyouko sang sebanyak 385.000 yen, sudah di tambah  bonus tadi.

Untuk yang toko pakaian belum dikirim laporan gaji, Haruka pikir mungkin tanggal 5 atau tanggal 6, sebab gajian karyawan tanggal 7.

.

Jumat 3 Juli, pukul 6 pagi.

Di rumah kakek dan nenek Saki.

Kakek dan nenek sedang menyirami bunga dan tanaman di teras depan.

"Permisi kakek nenek" ucap Hana

"Ya nona muda mau cara apa?" tanya Kakek

"Apa benar ini kediaman Kakek Jun dan Nenek Suhara dari keluarga Yoshida?"

"Benar, ada apa memangnya?" tanya Kakek mulai curiga

"Begini kek, aku Hana Ookami, aku di tugaskan Haruka Shinomiya cucu anda sebagai perawat kalian"

"Tunggu sebentar, nenek apa kamu menyuruh Haruka memperkerjakan nona ini sebagai perawat kita?" tanya Kakek

"Tidak, tunggu sebentar aku akan datang ke situ"

Nenek datang ke depan gerbang.

"Astaga kamu bawa anak, dua lagi, kakek kenapa tidak di suruh masuk dulu!"

"Ya dia kan belum tentu bertamu"

"Hmm nona silahkan masuk dulu kita bicarakan di dalam"

"Baik nek"

.

Di dalam rumah.

Mereka berdiskusi tentang asal usulnya Hana ini dan rahasia kedua anaknya seperti yang disuruh Haruka.

"Kamu nona yang baik, aju berduka cita atas kepergian anakmu, tapi jujur jika kami memperkerjakan kamu, kami tidak ada biaya membayarmu" ucap Nenek

"Urusan bayaran akan di bayarkan Haruka san nek, yang terpenting aku bisa bekerja dan mendapatkan tempat yang tenang dimana kedua anak ku tidak terganggu"

"Bagimana ini kek?" tanya Nenek

"Jii chan!" teriak Yuki

"Yuki chan diam dulu" ucap Hana

"Kami menerima kalian, tapi tolong jangan sampai Yuki ataupun Ame keluar dalam bentuk serigalanya, orang di sini memang masih memegang adat kedaerahan namun manusia setengah serigala masih jadi hal yang sangat tabu di sini, kalian bisa mematuhinya"

Hana dengan wajah gembira, segera bersujud kepada kakek dan nenek.

"Terima kasih Jun san dan Suhara san"

"Panggil saja kami kakek dan nenek seperti tadi sayang" ucap Nenek

"Umm"

.

Jam 6.30 aku di telepon Saki.

"Haruka kun, kamu memilihkan perawat untuk kakek dan nenek kenapa tidak bilang bilang!"

"Ya kesempatan mau bilang tidak ada, baru juga aku ketemu dengannya malam tadi"

"Astaga, paling tidak diskusikan dulu lah, apa apaan juga perawatnya punya anak, dua lagi, kamu berniat menambah beban kakek nenek?"

"Ya bukan begitu, kedua anaknya itu penurut kok, jadi tidak jadi masalah, kakek dan nenek malah bisa menganggap mereka cicitnya"

"Hmmzz lalu bayaran mereka?"

"Ku bayarkan nanti, aku tidak enak jika harus membuat kakek dan nenek kerja dan mengurus rumah, jadi ku pekerjakan saja dia"

"Kamu yakin mereka bisa di percayai dan tidak akan berbuat tidak tidak pada kekek nenek?"

"Tenang saja, mereka baik kok dan bisa di percaya, pokoknya kamu yakin saja dengan pengamatan ku pada orang yang ku pekerjakan"

"Hmm baiklah, ya sudah kalau begitu, lain kali paling tidak kabarkan aku dulu, aku yang di tanya kakek nenek hanya bisa melongo tadi asal kamu tau"

"Hehehe, tapi kakek dan nenek bisa menerimanya bukan?"

"Mereka bisa, mereka juga menerima dengan baik mereka katanya"

"Nah jika kakek dan nenek cocok kenapa harus memarahi aku"

"Aku memarahi kamu sebab tidak bilang bilang dulu!"

"Ya baik, aku salah di situ" balas ku

Next...

Next chapter