webnovel

54.) Berani

"Baiklah jangan menyesali nantinya loh Haruka kun" kata Tsukasa lalu mulai melonggarkan kancing bajunya

Sudah terbua satu kancing lalu dua kancing, aku menelan ludah dengan susah payah, terbuka 3 kancing dan ke 4 hingga semua terbuka.

Aku hampiri tempat duduknya lalu ke cengkram bahunya.

"Eh mau apa Haruka kun?" Tanya nya dengan muka memerah

"Jangan lakukan ini Tsukasa san aku kalah jangan goda aku lagi oke" ucap ku

"Baik jika bergitu aku akan balik ke apartemen ku dulu, sampai jumpa" ucap Tsukasa san lalu pergi sambil membenarkan kancing bajunya

Tsukasa lengah saat dia keluar dari apartemen dia bertemu dengan Saki yang tak sengaja melihatnya keluar dari apartemennya.

"Istrimu datang Haruka kun" kode Morse nya padaku

"Oh hey Saki baru pulang?"

"Kamu ngapain ke apartemen ku Tsukasa san?"

"Ini tadi Haruka kun mau berdiskusi tentang masalah apartemen, sudah ya pokoknya hanya kepentingan apartemen, aku balik dulu Saki chan"

"Tunggu sebentar" kata Saki

"Tidak usah tunggu Nasa kun sedang menunggu ku di bawah untuk makan malam bye" Tsukasa melarikan diri dan melupakan masalah padaku

"Dasat sesat kamu nenek tuaaa" kutuk ku padanya

"Aku harus sembunyi, ah tapi tadi Tsukasa bilang habis diskus dengan ku" ucap ku bingung

Pintu apartemen terbuka.

"Haruka kun katakan apa yang sedang terjadi!"

"Boleh duduk dulu Sayang" kata ku

"Jelaskan!"

Ku hampiri dia dan ku tutup pintunya dulu.

"Jangan sentuh" teriak Saki saat akan ku sentuh bahunya

"Sudah duduk dulu Saki chan" ucap ku

Saki duduk menahan tangis jikalau benar adanya suaminya selingkuh.

"Kamu dengan Tsukasa selingkuh?" Tanya Saki langsung

"Tidak"

"Lalu kenapa dia keluar apartemen sambil membetulkan bajunya?"

"Itu karena dia kegerahan di sini"

"Oh pastinya gerah ya karena habis berduan"

"Bukan Saki chan"

"Katakan sejujurnya Haruka !!"

"Huhhh kamu pasti akan menangis jika aku berkata sejujurnya"

"Kamu beneran selingkuh?" Hati Saki kecil yang rapuh seakan akan sudah pecah berkeping-keping

"Sudah kukatakan bukan, ku akui aku tadi salah karena hampir tergoda oleh godaan Tsukasa san, tapi percayalah aku bukan laki laki yang akan mengkhianati cinta mu Saki chan"

"Omong kosong terdengar nyaring ya Haruka"

"Eh kok malah tidak percaya kamu"

"Bagaimana aku bisa percaya jika buktinya ada!!!" Teriak Saki padaku

"Maafkan aku tapi jujur aku tidak selingkuh"

"Sudahlah dasar laki laki bajingan" kata Saki dengan kasar lalu menangis dengan keras

"Umm ummm" aku bingung sendiri

"Saki chan"

"Apa!"

"Akan ku katakan rahasia Tsukasa padamu" ucapku karena tidak ada pilihan lain

Saki tetap menundukan kepala di dekapan lututnya.

"Boleh percaya atau tidak Tsukasa adalah seorang wanita yang telah berusia lebih dari 5000 tahun"

"Jangan kamu anggap ini guyonan Haruka!"

"Aku tidak bercanda, dengan nama ku Sebagai Shinomiya jika aku berbohong biaralah tuhan yang menghukum ku langsung!"

"Baik akan ku dengarkan" kata Saki

"Awal mula ceritanya Tsukasa yang sekarang bernama Kaguya, dia lahir bukan dari rahim seorang ibu melainkan pemberian tuhan secara langsung yang di tempatkan di dalam bambu ribuan tahun yang lalu"

"Dia renta dan banyak mengalami penyakit, terpaksa dengan bantuan tabib dan juga seorang ayahnya, Tsukasa di berikan darah langsung dari putri Bulan Kaguya"

"Dia sembuh tapi dengan banyak pengorbanan yang harus ia jalani, mulai dari dua jadi abadi, di anggap iblis, manusia gila perang"

"Kamu boleh percaya atau tidak Tsukasa sudah melewati banyak kekaisaran jepang dan banyak menjelajahi setiap benua di bumi ini, banyak pertumpahan darah yang ia harus lakukan karena orang orang memanfaatkan tubuhnya yang abadi"

"Jika kamu tau Tsukasa adalah nama pemberian dari seorang kaisar jepang, Tsukasa banyak melawati waktu dan cinta namun apa kamu tau juga, cinta sepihak yang abadi selalu memberikan rasa takut pada Tsukasa san, namu di masa ini dia telah berjanji pada seorang laki laki yaitu Nasa san bahwa ia akan mencintainya, tapi tidak semudah itu, masih ada pengorbanan lagi darinya mulai dari tubuhnya yang selalu remaja tidak pernah menua dan tidak bisa punya anak" kataku

"Lalu hubungan dengan selingkuh ini?"

"Aku mengatakan ini bukan selingkuh ok, Tsukasa selama hidupnya pun juga mencari cara bagaimana melepaskan diri dari kutukan, jika kamu tidak percaya kutukan lagi aku bisa membuktikannya, ingat saat Tsukasa keguguran? Ia bisa pulih dalam waktu kurang dari 1 hari, itulah kutukannya yaitu keabadian"

"Dia tadi berkata padaku bahwa kutukannya sudah hilang disebabkan oleh ku, aku tidak tau alasannya apa, Tsukasa benar benar ingin punya keturunan, namun sayangnya belum bisa berhasil"

"Aku menawarkan dokter di keluarga ku mungkin bisa menyembuhkannya, tapi dia menolak dan malah ingin dariku secara langsung"

"Kulihat matanya memang menunjukan kesedihan akan penantian cinta yang tak terbalas selama beribu ribu tahun"

"Kamu mungkin mengira ini guyonan atau candaan tapi kali ini ku mohon percayalah, aku mungkin tadi khilaf tapi hasrat Tsukasa ingin punya anak lebih besar tapi aku tetap menahanya Saki chan"

"Kamu bodoh Haruka kun"

"Eh kenapa?"

"Apa aku datang terlambat dalam hidup mu?"

"Tidak, ini takdir ku dan takdir mu untuk bersama" kata ku

"Penantian selama beribu ribu tahun ya, memang benar bisa ku rasakan keinginan menjadi seorang ibu dalam diri Tsukasa san, maafkan aku karena egois yang hanya baru beberapa Minggu menikahi mu saja sudah seperti ini"

"Tidak apa Saki chan aku tadi juga salah maafkan aku"

"Mari berpisah Haruka kun"

"Eh ya jangan dong masa berpisah, aku sudah mengatakan sejujurnya loh"

"Tidak apa, kejadian ini terlalu mengejutkan untuk ku terima"

"Saki chan kamu tidak berbohong kan?" Tanya ku dengan panik

"Aku tidak berbohong padamu, maafkan aku dan terimakasih atas bantuan mu selama ini"

"Tidak, perceraian bukan jadi akhir masalah Saki chan, aku amat mencintai mu maafkan aku atas ke lalaian ku, mohon beri aku kesempatan untuk memperbaikinya" kata ku sambil berlutut di depannya

"Kamu buat kesalahan aku maklumi tapi ini sudah yang keberapa kali Haruka kun?"

"Aku sudah berusaha jadi istri terbaik untuk mu lalu apa balasan mu ini?"

"Bunuh saja aku Saki chan jika menurut mu aku memang selingkuh" teriak ku

"Tidak, tidak boleh!" Kata Saki

"Jika tidak mau pasti kan di dalam hatimu bahwa masih ada ruang untuk ku lagi?"

"Dengarkan Saki aku sudah berjanji sehidup semati dengan dirimu, aku tidak akan berpindah ke lain hati walaupun itu adalah cinta sejatiku sekalipun, aku hanya ingin kamu dan kamu akan ku jadikan cinta sejatiku seumur hidup ku!"

Ku peluk Saki dengan erat mencoba meringankan tangisnya.

Beberapa menit berlalu tangisan Saki terhenti.

"Cium aku Haruka kun"

Ku cium Saki dengan lembut lalu kulangi lagi sampai dia puas.

"Berhenti"

Aku menghentikan ciumanku

"Akan ku beri kamu kesempatan ke dua namun jangan rusak kepercayaan ku lagi, sekarang ku ingin kita pindah dari apartemen ini bersama dengan ibu"

"Tentu akan ku lakukan apapun agar bisa menebus kesalahanku" kata ku

"Mau makan dulu?" Tanya Saki

"Boleh saja"

"Maafkan aku telah mengataimu tadi Haruka kun"

"Tidak apa Saki chan aku juga salah tadi"

Ku makam makanan dari Restoran.

Ku buka hp ku dan ku pesan langsung sebuah rumah di dekat Restoran.

Rumah tingkat 2 dengan halaman luas dan tampilan yang menarik.

"Jangan di situ, beli yang lebih jauh Haruka kun" kata Saki

"Baiklah akan ku pesan bangunan yang lain Saki Chan"

Ku beli bangunan yang berjarak 1 km jauhnya dari apartemen ini yaitu di daerah Osaki, dengan gaya rumah simple dari tampilan luarnya namun punya pekarangan yang luas dan dalam rumah yang luas juga, 5 kamar tidur 3 wc dalam dan 2 wc luar, satu kolam renang dan satu lapangan tennis di gabung dengan lapangan basket dan bulutangkis tambah voli juga bisa.

25 miliar yen ku habiskan untuk membelinya dan sudah bisa ku gunakan besok pagi, Saki memutuskan untuk tinggal dengan membawa ibunya kali ini.

Note : wanita yang cemburu memang amat menakutkan jadi jangan buat mereka cemburu dan jangan pernah permainkan hati mereka!!!

"Sudah ku beli Saki chan mulai besok bisa kita gunakan" kata ku

"Hari ini tidak bisa sekalian?"

"Maaf aku hanya membeli rumah kosong saja bukan dengan isinya lagian lebih baik besok kita juga berpamitan dulu dengan kenalan kita di sini"

"Umm baiklah" balas Saki

Saki juga menelepon ibunya dan mengatakan akan pindah namun sayangnya ibunya menolak untuk ikut dengan alasan biarkan kami berdua saja, lagipula kerja ibu lebih dekat dengan apartemen yang di tinggali sekarang.

Saki terpaksa mengiyakan saja.

"Haruka kun ajari aku naik mobil!"

"Hmmm mobil saja tidak punya bagaimana aku mengajrimu sayang" kata ku

"Besok aku akan beli satu" kata Saki

"Hmmm apa harus segera seperti ini?" Tanya ku

"Mau ku hapuskan kesempatan untuk mu?" Tanya Saki

"Iya iya silahkan beli saja sana, tapi jangan yang terlalu kecil" kata ku

Entah darimana Saki bisa mendapatkan nomor salah satu daler mobil.

"Halo pak apa Lamborgini adventador LP warna pink masih ada?" Tanya Saki

"Gila pilih lamborgini nih istri" pikir ku saat mendengarkan percakapan teleponnya

"Masih nona, apa benar ya ini yang namanya Nona Saki Shinomiya?"

"Benar pak, kemarin aku sudah meninggal fc ktp dan surat mengurus pembelian mobil, ku putuskan untuk mengambil yang Lamborghini Aventador LP"

"Mau di bayarkan secara Cash atau transfer nona Saki"

"Tadi sudah ku dp sebanyak 20 juta yen, besok akan ku lunasi, tolong kirim kan ke alamat yang akan ku kirim lewat pesan ya"

"Jika boleh tau saat jam berapa sebaiknya kami kirim?"

"Jam 6 petang"

"Baik akan kami kirimkan tepat waktu terima kasih sudah membeli mobil dari dealer kami Nona Saki"

"Iya"

Lalu telepon dimatikan.

"Berapa harganya Saki chan?" Tanyaku

"45 juta yen, kenapa mau marah?"

"Tidak cuma mau tanya kan itu jadi milik kita berdua" kata ku

"Kamu mau mengedari mobil warna pink Haruka kun?"

"Heh bukan yang warna hitam?"

"Tidak, aku pesan yang warna pink"

"Ganti saja yang warnaya agak gelap" suruh ku

"Ini uang ku" balas Saki

"Huupppp huhhhhh sabar ini ujian" pikir ku

"Baiklah aku setuju saja mungkin aku akan beli mobil Honda Brio saja"

"Ya Terserah kamu Haruka kun"

Kami tidur berjauhan saat belum memejamkan mata, namun saat sudah memejamkan mata Saki mendekat dan memeluk ku.

"Mulut memang berkata benci tapi hati berkata masih cinta" pikir ku

Ku belai perlahan rambutnya, lalu ku kecup keningnya.

Saki membuka matanya

"Aku benci kamu Haruka kun" kata Saki pelan

"Iya aku tau" balas ku

"Jangan melirik wanita lain di masa depan"

"Tidak akan ku lakukan"

Hari Kamis 11 Juni, Jam 5.30

Aku dan Saki berberes barang barang kami ke dalam kardus, niatnya nanti sepulang sekolah kami sudah tidak terikat dengan apartemen ini.

"Sudah kamu urus barang di kamar mu Haruka kun?" Tanya Saki

"Sudah,lalu yang ada di kamar kita?"

"Sudah juga"

"Ayo lanjut ke ruang tamu lalu dapur dan kamar mandi" kata Saki lagi

"Iya"

Jam 6.00 kami selesai berberes.

"Nanti yang ngambil barang datang jam berapa Haruka kun?"

"Jam 9 pagi"

"Mereka masuk lewat mana?"

"Akan ku berikan kunci ke Tsukasa san dan ku suruh mereka untuk meminjamnya ke Tsukasa"

"Kita nanti akan berangkat naik motor kan ke sekolah?"

"Iya naik motor tapi ku parkirkan di restoran"

"Ya sudah ayo kita jalan jalan sekaligus pamitan" kata Saki

Kami pergi jalan jalan ke taman untuk yang terakhir kalinya kami di sini.

Aku bertemu dengan bapak bapak pkk dan ibu ibu, walaupun enggan untuk pergi, tapi ada hati yang harus ku jaga.

Tsukasa bahkan hendak sampai meminta maaf secara pribadi dengan Saki, tapi aku langsung mencegahnya.

"Jangan memperburuk keadaan Tsukasa san, Saki masih butuh waktu jangan terburu buru atau aku akan jadi korban lagi" kata ku padanya

"Maafkan aku karean hal ini kalian harus pindah"

"Tidak apa, mungkin ini lah jalan terbaik untuk ku saat ini, lain kali kamu jangan sampai menggoda laki lain! Jangan menghianati Nasa san, jika memang tidak bisa hamil, adobsilah seorang bayi"

"Iya Haruka kun" balas Tsukasa

Jam 6.30 kami kembali ke apartemen lalu Saki membuatkan sandwich untuk kami sarapan.

Kali ini dia tidak memasak untuk bekal makan siang nanti.

"Kita makan di kantin atau di resto nanti siang?" Tanya ku

"Makan di restoran saja"

"Baiklah" balas ku

Jam 6.45 aku dan Saki turun ke bawah untuk pamitan pada ibu.

"Jika ibu mau kita bisa tinggal bersama, rumah yang ku beli banyak kamar dan luas bu" kata ku

"Nanti saja, sekarang ibu masih ada kewajiban di sini, ibu juga tidak bisa naik kendaraan bermotor, disini dekat dengan tempat kerja ibu, karyawan ibu juga baru kerja hari ini, ibu takut lalai dalam memberikan tanggung jawab sekarang jika ibu pindah, tapi ibu berjanji kedepannya ibu akan ikut kalian"

"Baik ibu" kata ku dan Saki

Ku suruh Saki ke tempat parkiran Motor dulu sementara aku menitipkan kunci pada Tsukasa.

"Tsukasa san ini kunci apartemen ku, ku serahkan padamu lagi, nanti mungkin akan ada pihak pindahan barang yang meminjamnya sebentar untuk memindahkan barang barang ku"

"Iya nanti akan ku urus masalah pindahan mu" jawab Tsukasa

"Kenapa sih Haruka kun pindah tiba tiba?" Tanya Nasa

"Hanya urusan pribadi Nasa san, jangan terlalu di pikiran"

"Hmmm jika kamu mau kamu masih bisa pindah ke sini sampai kapan pun Haruka kun" kata Nasa

"Terima kasih atas tawarannya Nasa san"

"No problem"

Jam 6.50 aku dan Saki berangkat ke Resto dengan Motor.

"Kamu tidak marah padaku Haruka kun?" Tanya Saki

"Aku akan amat bersalah jika tetap memarahi kamu sayang, disini aku yang salah jadi sudah selayaknya aku menebus kesalahanku, aku menerima ini dengan ikhlas" kata ku

"Umm aku sayang kamu Haruka kun" a

Kata Saki lali memeluk ku lebih erat

Jam 7 tepat kami tiba di kelas.

Pelajaran biasa dengan mapel yang biasa, agak membosankan.

"Huhhhhhhh" aku menghela napas panjang

"Kenapa kamu menghela nafas Haruka kun? Kita laki laki jarang loh mengehela napas hanya karena suatu masalah" Tanya Hinata

"Kamu ada masalah besar?" Tanya Hinata lagi

"Aku akan pindah rumah kali ini" kata ku

"Heh kemana kamu pindah? Apa kamu akan pindah sekolah juga?" Tanya Hinata

"Aku akan pindah ke daerah Osaki" kata ku

"Oh masih dekat jadi tidak pindah sekolah kan?"

"Tentu saja tidak pindah, tapi mungkin hari ini aku akan absen lagi dari latihan"

"Hmm itu toh alasan mu menghela napas, kamu masih punya batas minimal tanggal 14 kan untuk ikut latihan, jadi gunakan saja waktu mu sekarang untuk berberes rumah"

"Iya, tolong izinkan aku ke Ukai sensei ya, aku terlalu malu untuk bertemu dengannya"

"Tentu tidak masalah"

Jam 12 siang

Aku dan Saki keluar sekolah, tentunya izin dulu pada pak satpam.

Pak satpam mengizinkan ku karena ia sudah menjadi kenalan ku.

Kami tiba di restoran.

"Wow tak kusangka tempat ini jadi tempat berkumpulnya manusia dalam jumlah banyak" kataku

"Aku pun tidak menyangka, apa ini yang jadi alasan Kyouko hanya menempatakan pegawai yang tidak sekolah hanya di shif pagi ya" kata Saki

"Kurasa memang begiti Saki chan"

Kami masuk ke dalam, pelayan yang tau kami hendak menyapa namun ku hentikan dan ku suruh lanjut bekerja saja.

Aku dan Saki masuk ruang manager.

"Kalian kenapa ke sini?" Tanya Kyouko

"Hanya makan siang" kata ku

"Oh astaga ini sudah jam 12 ya, minta saja ke para koki untuk makanan mu, aku mau pergi dulu ada urusan ku titipkan resto ini dulu ya" kata Kyouko

"Tentu, tapi mau pergi ke mana?" Tanya ku

"Mengurus rekening 3 orang tambahan dari mu kemarin"

"Oh belum kamu urus ya tad pagi?" Tanya ku

"Tadi pagi dari jam 9 pagi kami sudah mendapatkan pesanan dan aku harus lembur dengan beberapa karyawan untuk mempersiapkan pesanan, kamu lihat bukan di dapur masih ada kertas kertas yang menggantung, itulah pesanan makanan yang harus kita buat"

"Jika tidak bisa maka jangan di paksakan Kyouko san, kasihan karyawan yang lain" kata ku

"Mereka mau kok saat ku tawari 30 rb yen tambahan dan bonus 10rb lagi jika keadaan seperti ini terus"

"Eh kamu tidak bilang padaku akan menambah gaji karyawan"

"Aku belum bilang kah?"

"Belum Kyouko san"

"Berarti baru niat, aku pamit dulu pokoknya ya bos"

"Iya" balas ku

"Haruka kun mau makan apa? Biar ku ambilkan" tanya Saki

"Aku mau makan roti bakar sandwich isi daging ayam suwir" kata ku

"Minumnya?"

"Air limun saja"

"Okey"

10 menit kemudian Saki membawakan makanan dan minuman untuk kami makan.

"Kamu lagi apa Haruka kun?" Tanya Saki

"Ini lihat pemasukan Resto"

"Apa naik?"

"Naik beberapa ribu dari awalnya 2 juta yen"

"Kemarin saat ada pesanan jadi berapa pendapatannya?" Tanya Saki

"3,4 juta yen kotornya" jawab ku

"Wew jumlah yang banyak Haruka kun, sekarang Saldonya berapa?"

"Sudah ada 29,6 juta yen"

"Bukan main, hanya menunggu saja bisa dapat uang semudah ini ya" kata Saki

"ya itu sepadan dengan pengeluaran kita dulu saat membeli dan merenovasi resto ini" ucap ku

"Sudah tinggalkan itu dan makan ini" kata Saki

"Umm"

.

"Ini enak siapa yang masak?"

"Ini masakan ku, tadi kompor bakaran nganggur jadi ku gunakan"

"Hebat seperti biasa ya Sayang" kata ku

"Jangan gombal"

"Ini beneran enak kok"

"Sudah diam dan makan saja lalu kembali ke sekolah"

"Okey" balas ku

Jam 12.45 kami kembali ke sekolah.

"Yachio san jangan pakai pisau di pahamu, buang itu" kata ku

"Tapi kan kamu hanya melarang ku pakai katana"

"Sekarang ku larang semua benda yang dapat melukai untuk kamu bawa" kata ku

"Ehh tapi bagaimana caraku melindungi diri jika ada pelanggan yang nakal padaku"

"Tampar atau pukul saja, Kyouko pasti akan melindungi mu jika mereka masih berani"

"Oh benar juga, baik Haruka san akan ku lakukan"

Jam 12.50 kami sampai di kelas, tapi di kelas masih sepi, hanya ada beberapa siswa.

"Ayo duduk di dekat bangku ku dulu Haruka kun"

"Oke"

Setelah duduk.

Saki bermain ponsel aku pun sama untuk karena menunggu itu membosankan.

"Hey Haruka kun lihat ini apa bagus?" Saki menunjukan ponselnya

Ku tutup layar ponselnya dengan tangan ku dan ku lihat sekitar apa ada yang lihat.

"Saki chan jangan diskusikan hal ini di sini, itu terlalu fulgar"

"Oh maaf aku melihatnya sepertinya bagus jadi aku langsung tunjukkan padamu"

"Hmmm bahas saja ini di rumah oke"

"Baik" kata Saki

"Kamu sedang main apa Haruka kun?" Tanya Saki

"Ini aku lihat bursa saham" kata ku

"Mau beli saham lagi?"

"Tidak, aku hanya melihat apa saham kita mengalami kenaikan"

"Naik?" Tanya Saki

"Umm, Amazon naik ke angka 460 dolar dan Apple naik 76 dolar"

"Tidak langsung di tarik?" Tanya Saki

"Ku rasa tidak usah lah, kita simpan ini untuk tabungan, lagian akhir tahun nanti kita akan mendapatkan deviden dari saham yang kita punya" kata ku

"Berapa deviden nya?"

"Dari 3 perusahaan yang kita tanam saham, mungkin 83 juta yen"

"Heh tanpa bekerja lagi 83 yen di tangan?"

"Iya Saki chan" kata ku

"Kita beli saham lagi saja Haruka kun jika seperti itu" kata Saki

"Kamu yakin? Niatku sih aku mau mendirikan suatu perusahaan"

"Itu nanti saja, kamu masih sekolah dan belum bisa mengatur secara sempurna pastinya"

"Ya benar juga sih kamu"

"Makanya beli Saham lagi saja" kata Saki

"Kamu yang pilih atau aku yang pilih?" Tanya ku

"Kamu saja"

"Baik, baik maka aku akan pilih yang ini" tunjuk ku pada Saki"

"Berkshire Hathaway Inc.?" Tanya Saki

"Umm"

"Tapi 60 rb dolar? Ini satu lot?" Tanya Saki

"Bukan, tapi ini Satu lembar"

"Heh bukankah ini terlalu mahal? Yang amazon saja bukannya hanya 320 dolar saat kamu membelinya"

"Ya beda perusahaan beda juga harga dan jumlah saham yang di jual"

"Kamu akan membeli ini berapa lot jika seperti ini?"

"Jika di sini hanya sisa 56.423 lembar saham kurasa akan ku beli semua"

"Ini di jual per lembar?"

"Betul sekali, seperti yang ku katakan tadi kebijakan penjualan saham dari setiap perusahaan berbeda beda"

"Oh ku kira saham hanya di jual per lot seperti yang kamu beli sebelumnya"

"Ya nanti kamu belajar saja supaya bisa Saki chan"

"Tidak mau, aku ikut kamu saja kalau urusan investasi"

"Iya iya sekarang akan ku bayar dulu"

"Habis berapa Haruka kun?"

"370 miliar yen lebih sedikit"

"Deviden yang di dapat berapa?"

"Tidak ada deviden"

"Hah kenapa bisa begitu?" Tanya Saki

"Dari berita yang ku dengar pemiliknya memang memiliki kebijakan unik yaitu daripada membagikan sebagian kecil deviden lebih baik menginvestasikan kembali uang deviden pada proyek baru, dengan tujuan harga saham akan terus melonjak naik setiap waktu"

"Wow, dia pintar sekali ya" kata Saki

"Ya namanya saja jiwa investor kuat, dia lebih memlih peluang maju ketimbang stuck di satu titik"

Ringgg

Bel sekolah berbunyi.

"Aku kembali ke tempat duduk ku dulu"

"Umm"

Pelajaran seperti biasa sampai bel pulang sekolah berbunyi kembali.

Baca ending pertama cerita ini gan, judulnya "Sendiri tanpa kamu" sedikit spoiler janji Saki tidak sepenuhnya di lakukan

U_ardicreators' thoughts
Next chapter