webnovel

Second Meeting

'Mereka mengira aku gila...'

Menghela napas, Kazune lalu tertawa kecil,

'Yah... Mengingat bagaimana aku mengatakan kalau suara dikepalaku yang menyuruhku melakukan sesuatu, mereka pasti akan berpikir begitu... Haish... Makanan Sumiko-san benar benar enak sampai aku lupa berpikir dan mengatakan apa yang sebenarnya aku pikirkan...'

Kazune benar benar serius saat berpikir tentang makanan Sumiko-san, itu membuatnya tanpa sadar berubah jadi seperti anak kecil yang polos ketika memakannya.

"Tapi aku benar benar tak menyangka kalau Sakurasou berada tepat disamping hunian Kawai dari anime 'Bokura wa Minna Kawaisou' "

Berbaring dikasurnya, Kazune lalu menutup matanya, memfokuskan pikirannya pada System dia melihat jumlah LPnya yang sekarang berjumlah 2, bertambah 1 karena Chihiro memutuskan untuk kembali.

Kazune sedikit terganggu dengan alasan Chihiro kembali ke Sakurasou, tapi mau bagaimana lagi, dia sendiri yang menyebabkan kesalahpahaman itu jadi Kazune tidak bisa mengeluh.

"Ini terlalu mudah, hampir seperti babak bonus yang secara percuma memberiku LP..."

Kazune sedikit curiga dengan LP yang sangat mudah didapatkan ini, bagaimana tidak? Untuk mendapatkam LP sebelumnya Kazune harus melakukan hal hal gila dulu untuk mendapatkannya jadi mendapatkan LP karena salah paham itu seperti mendapatkan emas tanpa sengaja dipinggir jalan.

Menggelengkan kepalanya, Kazune memutuskan untuk berhenti memikirkan itu, menurutnya, jika System punya maksud buruk padanya, itu bisa langsung mengontrolnya, tidak perlu susah payah memberinya task lalu memaksanya untuk melakukan task tersebut dan mengancamnya dengan ancaman yang memalukan, jika dia tidak menyelesaikan task itu.

"Aku sepertinya melupakan sesuatu..."

Kazune mencoba mengingat apa yang ingin dia lakukan sebelum dia pingsan tadi sore, tiba tiba mengambil napas dalam, Kazune lalu dengan cepat mengambil Smartphonenya.

{30 unread message}

Melihat notifikasi pesan yang ada dilayar Smartphonenya, Kazune hanya bisa pasrah, mengetik pesan balasan dia lalu menaruh kembali Smartphonenya diatas meja belajar.

"Kuharap dengan alasan sakit, Isshiki-san tidak akan marah padaku..."

Melangkah keluar dari kamarnya, Kazune bertemu dengan anak laki laki berambut panjang yang hendak masuk kekamar disebelahnya.

Kazune mengenal anak laki laki didepannya ini, namanya, Akasaka Ryuunosuke, seorang programmer jenius yang sudah membuat banyak uang dengan membuat sistem perlindungan untuk berbagai perusahaan, dan juga seorang hikkikomori yang hampir tak pernah keluar dari kamarnya dan hanya keluar saat dia harus, ke kamar mandi contohnya.

Kazune dan Ryuunosuke saling memandang satu sama lain.

'Bagaimana aku harus memulai percakapan dengan anak ini...'

Sementara itu Ryuunosuke juga berpikir tentang Kazune.

'Himura Kazune, menghilang selama 3 tahun, ibunya sudah meninggal sedangkan ayahnya tidak diketahui, dan punya hubungan dengan Shuueigumi... Menarik.'

"Kau siapa?"

Memutuskan untuk mengakhiri keadaan yang canggung ini, Kazune bertanya duluan pada Ryuunosuke.

"Akasaka Ryuunosuke, salam kenal Kazune."

"Kau tahu namaku?"

"Aku mendengar keributan yang terjadi kemarin, tentu saja aku tahu, tapi aku hanya tahu nama depanmu saja."

Kazune mendengus mendengar kebohongan Ryuunosuke,

"Ryuunosuke, berbohong dengan orang yang pertama kali kau temui itu tidak baik."

Ryuunosuke yang tidak menyangka Kazune akan membuka kebohongannya didepannya tertegun dengan mata yang sedikit terbelalak.

Kazune lalu meninggalkan Ryuunosuke yang sepertinya kaget dengan yang baru dia katakan.

Kenapa Kazune tahu dia berbohong? Itu karena sebelum dia sampai ke Sakurasou, Kazune melihat Misaki yang tengah memeluk kurir barang dari mobil, Misaki terlihat kaget ketika menyadari yang dipeluknya adalah pria paruh baya, jadi dapat disimpulkan kalau seseorang tahu kalau pemilik Sakurasou masih muda, ditambah Kazune tidak pernah memberitahu identitasnya pada Chihiro, pihak sekolah juga hanya memberikan berita kalau pemilik Sakurasou akan datang, sepertinya Kazune sebelumnya ingin melakukan kunjungan tiba tiba ke Sakurasou untuk melihat sifat asli penghuninya sebelum memutuskan untuk membiarkan mereka tetap tinggal atau tidak, itu meninggalkan satu orang yang mempunyai cukup kemampuan untuk membobol arsip sekolah untuk mencari tahu informasi tentang Kazune, yaitu, Ryuunosuke sendiri.

-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+

Selesai dari kamar mandi, Kazune memutuskan untuk keluar, mengambil jaketnya, dia lalu berjalan menuju supermarket.

"Apa aku harus pindah ke kamar 'ibu' setelah Sorata pindah ke Sakurasou?"

Kazune memutuskan untuk memanggil, Himura Ryoko, Ibu. Karena terlalu panjang untuk memanggilnya Ibu Kazune yang sebelumnya.

Kazune juga bertanya pada System mengenai perubahan yang dialaminya setelah ingatannya bergabung dengan ingatan Kazune sebelumnya.

System menjelaskan kalau itu adalah perubahan sikap yang biasanya dialami seseorang seiring waktu, Kazune merasa terganggu karena dia mengalaminya secara tiba tiba, membuatnya secara tidak sadar menolak karna berpikir itu akan membuat dirinya bukan dirinya lagi.

"Ini baru 2 hari... Tapi rasanya seperti sudah lama sekali..."

Melihat supermarket 69 didepannya, Kazune ingat pertama kali dia datang kemari, menghela napas, Kazune lalu masuk.

-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+

-----69 Convenience Store-----

Aoyama Nanami menunggui mesin kasir dengan mood yang rumit saat ini, dia tidak menyangka kalau pemuda yang menanyai warna pakaian dalamnya adalah murid dengan nilai tertinggi disekolahnya, melihat sosoknya saat menantang seluruh murid baru Nanami tercengang, dan lebih tercengang lagi saat tahu dia akan satu kelas dengannya.

Setelah menceritakan peristiwa yang terjadi disekolah pada Nana-san dan Hajime-san, mereka berdua juga ikut kaget mendengar cerita Nanami, berpikir kenapa seorang jenius seperti Kazune ingin mengetahui warna pakaian dalam Nanami.

"Ne, Nanami, apa mungkin dia tertarik padamu?"

Tanya Nana-san pada Nanami sambil tersenyum.

"Ehh??!!"

Wajah Nanami memerah, mendengar pertanyaan Nana-san.

Membenarkan kacamatanya, Hajime-san lalu berkata,

"Tidak, mungkin dia melakukan itu karena tau siapa Konoya sesungguhnya."

Nanami tertegun lalu mengingat bagaimana dia melaporkan Konoya-san ke polisi karena kesal, tapi dia tidak menyangka kalau Konoya-san adalah orang mesum yang suka secara diam diam memfoto gadis SMA dan menyebarkannya diinternet, menipu menggunakan foto gadis tersebut untuk mendapatkan uang dari laki laki putus asa yang tidak pernah diperhatikan oleh lawan jenis, bahkan sepertinya dia terhubung dengan sindikat yang bergerak dalam bidang prostitusi ilegal.

"Sepertinya kau benar, Hajime-chan."

"Chan?"

Nanami bingung dengan cara Nana-san memanggil Hajime-san.

"Ah! Aku lupa memberitahumu, Nanami, aku dan Hajime-chan sekarang berpacaran."

Kata Nana-san merangkul lengan Hajime-san, Hajime-san sepertinya malu dan memalingkan wajahnya, walaupun dia tidak bisa menutupi senyum bodohnya yang senang karena lengannya menempel pada dada Nana-san.

'Mesum.'

Memandang Hajime-san dengan hina, Nanami lalu memutuskan untuk mendiamkan mereka berdua.

"Ara~ Nanami, apa kau cemburu?"

"Tidak, hanya saja aku tidak dapat membayangkan kau suka pada Hajime-san, Nana-san."

"Begitu, ya... Ah! Nanami, boleh aku minta tolong padamu?"

"Tentu saja, kau ingin bantuan apa Nana-san?"

"Ah... Begini sepertinya aku ngidam..."

"Eh?"

Otak Nanami berhenti bekerja, dia tak tahu bagaimana harus merespon perkataan Nana-san, hanya bisa membuka matanya lebar lebar melihat Nana-san yang terlihat malu saat mengatakan kalau dia ngidam.

"Ahem.."

Mendengar Hajime-san mendehem, Nanami bisa melihat kalau dia mulai berkeringat.

'MESUM!!!'

Nanami menatap Hajime-san seakan ingin melubangi tubuhnya, merasakan tatapan bagaikan laser dari Nanami, Hajime-san bingung harus apa.

"Nanami, jangan menatap Hajime-chan seperti itu, aku yang memintanya untuk memberikan aku bayi, jangan salahkan dia..."

"Nana-san... Kenapa???"

"Aku sudah hampir 27 tahun, Nanami. Tentu saja aku ingin keluarga..."

Nanami lalu menghela napas, melihat Hajime-san dengan serius lalu berkata,

"Kau harus menikahinya, kalau tidak aku akan membunuhmu, Hajime-san."

"Aku akan menikahi Nana. Kau tak perlu khawatir."

Hajime-san menjawab Nanami dengan nada yang serius.

"Baiklah, kalau begitu... Jadi, Nana-san, apa yang bisa kubantu?"

"Aku ingin makan kentang manis, Nanami. Bisakah kau menjaga tempat ini selagi Hajime-san mengantarku?"

Nanami lalu mengangguk,

"Tentu saja, tapi jangan lama lama ini sudah malam, aku takut kalau harus jaga sendirian."

"Jangan khawatir Nanami! Kami akan segera kembali!"

Nana-san lalu dengan bersemangat menarik Hajime-san keluar.

Ditinggal sendirian, Nanami mulai merasa waktu berjalan sangat lama, sampai pintu supermarket terbuka memperlihatkan sosok yang tak pernah Nanami sangka.

"Kau..."

Kazune tersenyum kaku melihat Nanami, berpikir,

'Kenapa supermarket terdekat hanya disini...'

2/3

Xionsama23creators' thoughts
Next chapter