"bagaimana bisa kau adalah kakakku, Aku bahkan tidak mendengar apapun dari Ibu dan Ayah" Ujar Edgar setelah Erenai sudah menceritakan semuanya.
Edgar masih tidak percaya jika Ia memiliki kakak perempuan, karena setahunya sejak dulu, semua anak perempuan yang lahir di wilayah Erei maka akan dibunuh dengan cara dikubur hidup hidup, sedangkan Erenai, tampak sehat dan cantik, hanya saja cela yang dihasilkan akibat masa luka dimasa kecilnya membekas, tergurat di leher Erenai.
Edgar dipenuhi kebingungan, banyak hal yang baru terungkap di usianya yang sekarang, kenapa hidupnya se dramatis ini, dari cerita Eren juga, Edgar mengetahui bahwa adiknya Ellie dijadikan Selir, dirinya sedang dalam buronan Soka dan kerajaan Fikseidon, termasuk Olivier, Edgar tidak ingin sesuatu terjadi pada Olivier, Edgar memandang Olivier, hatinya tak akan sanggup membayangkan jika Olivier mati, seharusnya mereja tidak melarikan diri, seharusnya Eren membiarkan Soka membawa Edgar, dengan begitu, Edgar bisa menyelamatkan orang orang yang dicintainya, keadaan semakin rumit, Edgar membahayakan nyawa Olivier dan juga Erenai.
Erenai mendekat, Ia memegang bahu Edgar dengan penuh kasih sayang, dengan sangat lembut Erenai berkata "apa kau akan mempercayaiku jika kukatakan Bibi Elvira bukanlah Ibu kandungmu, apa kau akan mempercayai jika Paman Edward bukanlah Ayah Kandungmu, apa Kau juga akan mempercayaiku, jika kukatakan Ellie bukanlah Adik Kandungmu"
"bbb..bagaimana mungkin!?" Mata Edgar terbelalak.
"Edd, Kau dan Aku adalah saudara kembar, keturunan ke 100 King Henry dan Ratu Clara, Ibu meninggal karena melahirkan kita, sedangkan Ayah, Ayah mengorbankan dirinya untuk melindungi Kau dan Aku dari kejaran soka untuk dijadikan tumbal, ayah menitipkan kau ke Bibi Elvira dan menyembunyikan identitasmu sebenarnya, sedangkan Aku dititipkan kepada seorang kenalan Ayah sekaligus guruku, dia adalah Mahaguru Elizabeth, Aku tidak pernah berbohong, Kau lihat ini Ed"
Eren menyibak gaunnya, dipaha Eren terdapat tanda lahir berwarna merah yang berbentuk Pedang, Edgar menyamakannya dengan yang ada di paha Edgar, dan itu benar benar mirip, Edgar menangis terisak memeluk Saudarinya, Ia tidak menyangka jika dirinya memiliki saudara kembar, semua rahasia hidupnya tertutup rapat, namun kini semua rahasia yang ada pada dirinya terkuak.
"Eren, maafkan aku" Lirih Edgar.
"sudah ed, lupakan saja, yang terpenting sekarang bagaimana caranya kita menghentikan soka, namun sebelumnya, kita harus menyelamatkan Ellie terlebih dahulu" ujar Eren melepas pelukan Edgar.
"Ellie, ada apa dengannya?"
"Ellie dijadikan selir King Gideon, Aku khawatir, jika Soka tahu Ellie adalah adikmu, mereka akan menjadikan Ellie sebagai tumbal, karena selama ini yang oraang orang tahu, Kau adalah anak dari Bibi Elvira, sama seperti Ellie, Aku juga khawatir Bibi Elvira dan Paman Edward dalam bahaya"
"Sebaiknya kita berbagi tugas, Aku tahu cara menyelundup ke kerajaan, biarkan Aku dan Eddy yang menyelamatkan Ellie, dan kau Erenai, pergilah ke wilayah Erei selamatkan Bibi Elvira dan Paman Edward" Olivier yang sejak tadi diam karena membiarkan kakak beradik itu bernostalgia akhirnya ikut berbicara.
Erenai mengangguk "Aku percayakan Edgar padamu Olivier, jaga dia baik baik".
Erenai membuka portal, Ia mempersilahkan Edgar dan Olivier memasuki portal itu, tak lama Portal tertutup, menciptakan portal baru yang dituju Erenai.
Setelah kepergian mereka bertiga, sebuah kabut berwarana hitam gelap muncul didalam ruangan, Sora dan Sona tiba disana, nasib baik mereka sudah pergi, Sora mengendus seisi kamar, begitu juga sona.
"siall, aku mencium aroma sperma baru disini" Pekik Sora.
"Aku yakin mereka sudah sempat berada disini sora" Ujar sora geram.
"mari kita cari keberadaan mereka, bunuh mereka ketika ketemu" sahut Sona diiringi Anggukan Sora.
Mereka kembali menghilang bersamaan dengan datangnya kabut hitam.
* * *
Olivier dan Edgar kembali ke Hutan Bullwyn, hutan yang memisahkan Wilayah Femigo dan Sura.
Olivier terus memandangi kekasihnya itu, didalam hatinya, apapun yang terjadi, Ia akan melindungi Edgar, bahkan jika nyawa adalah taruhan, sejak pertama melihat Edgar menghalangi jalannya, Olivier sudah jatuh cinta, namun Ia berusaha menepisnya, Ia juga berusaha untuk tidak jatuh terlalu dalam terhadap perasaan yang Ia simpan.
Namun perasaan itu semakin besar seiring mereka berjalan bersama, bahkan Olivier sendiri tidak mengerti, tak butuh waktu lama bagi Olivier untuk memutuskan menjadikan Edgar kekasih, Ia sangat yakin dengan perasaannya, bukankah waktu tak menjamin cinta, mau selama apapun bersama jika tak ada rasa tetap saja hati tak akan bersatu, tapi sebaliknya sekalipun waktu pertemuan singkat jika hati sudah memiliki getaran dan rasa, lalu untuk apa lagi ditunda tunda.
"apa sejak tadi kau memandangiku Olly?" Tanya Edgar membuyarkan lamunan Olivier.
Olivier hanya tersenyum, baginya, lelaki didepannya ini adalah lelaki yang paling menawan yang pernah Ia temui, cinta pertama, sekaligus lelaki pertama yang merasakan kenikmatan batang kejantanan Olivier.
"apa ada sesuatu yang lebih indah yang bisa kupandangi selain dirimu ed?" Tanya Olivier membuat Edgar tersipu.
Edgar tak menyangka Ia bisa jatuh cinta sedalam ini dengan Olivier, Guard yang ditetapkan untuk mengorbankan dirinya, membunuhnya, untuk memenggalnya, dalam sekejap berubah menjadi kekasihnya, begitu mudah bagi sang pencipta kehidupan membolak balikkan hati.
Bahkan dalam saat seperti ini, menjadi buron, bukan sesuatu yang ditakuti Edgar, didalam hatinya Ia tidak masalah asal Olivier tetap ada disampingnya, baik atau buruk jalan hidup yang akan Ia lalui, asal Olivier ada bersamanya, Ia akan terus hadapi.
"Olly, bagaimana caranya kita menuju ke istana tanpa mencurigakan, bukankah sudah pasti kabar tentangmu tersebar luas sebagai pengkhianat" Ucap Edgar Khawatir, "lagipula, kenapa saudariku itu tidak membuatkan portal yang menebus ke istana, kenapa harus kembali ke hutan ini" Ucap Edgar lagi.
Olivier kembali memandangi kekasihnya itu, hatinya sangat tersanjung saat mengetahui bahwa Edgar mengkhawatirkan dirinya, dengan penuh rasa cinta yang dalam, Olivier mencium pipi Edgar, berharap hal itu dapat membuat Edgar sedikit tenang dari rasa gusarnya yang berlebihan.
"Ed, apapun yang terjadi, Aku tetap akan selalu ada disampingmu" ujar Olivier tersenyum.
"apa menurutmu kita akan baik baik saja?" Tanya Edgar lagi dengan kekhawatiran.
"selagi kau bersamaku, kita akan baik baik saja" jawab Olivier.
"itu bukanlah sebuah jawaban yang sebenarnya, kau hanya ingin menggodaku saja" Edgar mencubit penis Olivier.
"ohh--" Olivier mendesah, "kenapa kau mencubit penisku, kau membangunkan nya"
"biar saja, Akan kubuat benda itu bangun agar kau kesulitan berjalan" ledek Edgar.
"kau benar benar harus diberi sedikit pelajaran" ujar olivier mendelik.
Olivier memegangi kepala Edgar, lalu menempelkan kepala Edgar ke selangkangannya, menggesek-gesekkan wajah Edgar di batangnya yang mengeras, Edgar berteriak meminta ampun, namun diiringi tawa.
"Olly, akan kupotong penismu" Ancam Edgar.
"potong saja, asal menggunakan mulutmu" Balas Olivier menantang.
Tapi mana serius Edgar mengatakannya, dengan nakal Edgar malah mengelus gundukan keras yang ada di selangkangan Olivier, membuat kekasihnya yang berbadan besar itu mendesah.
"Ed, cukup, jangan membuatku mengulang pergumulan kemarin" Ujar Olivier mendelik menghentikan aksi Edgar.
"baiklah, begini saja, kalau kau berhasil membawa keluar kita dengan selamat dari hutan ini, akan kuberikan kau kesempatan untuk menyetubuhiku" tantang Edgar memberikan persyaratan.
Tentu saja bagi Olivier yang menyukai petualangan, tantangan ini cukup mudah Ia lakukan, Olivier "baiklah, dan berjanjilah padaku untuk tidak melarang gaya bercinta yang akan kulakukan padamu nanti"
"baiklah, siapa takut, Deal" Jawab Edgar dengan yakin.
Olivier terdiam, Ia duduk di tanah kemudian mulai menggambar sesuatu rute dengan jarinya, Edgar yang tidak mengerti apa yang dilakukan kekasihnya, yang edgar tahu, olivier sedang menggambar peta seperti sedang mengatur rencana.
Peta Kerajaan Fikseidon memang terbilang mudah , Kerajaan Fikseidon berada di tengah tengah 4 wilayah tersebut, sedangkan hutan yang saat ini mereka lewati saat ini adalah hutan yang membelah Femigo yang berada di timur dan Sura yang berada di utara, hutan bullwyn berada diantaranya yang berarti hutan bullwyn berada di timur laut, satu satunya cara yang paling dekat menuju ke Istana adalah menyusuri hutan menuju kearah barat daya, namun itu terlalu berbahaya, karena sudah pasti pasukan yang dikerahkan untuk mencari mereka akan menyusuri hutan bullwyn, sebab satu satunya jalan terdekat menuju bukit feogor adalah hutan Bullywin.
Olivier tidak kehabisan ide, wilayah terdekat yang sudah pasti aman adalah wilayah Femigo, wilayah surga itu tidak terlalu banyak ikut campur dengan urusan kerajaan, jadi besar kemungkinan wilayah itu belum menerima kabar tentang dirinya yang menjadi buron, lagipula Olivier memiliki seorang kenalan disana, Olivier mengenal Darius, lelaki yang masih mencintai Claudia namun terpaksa merelakan Claudia untuk menjadi selir sang raja, tapi sangat berbahaya jika melintasi Borka River untuk menuju ke Femigo.
Olivier yang sudah tahu seluk beluk tentang hutan bullwyn, cukup mudah baginya untuk mencari jalan pintas, Ia teringat dengan jalan yang pernah Ia lewati beberapa tahun yang lalu saat berperang, tidak ada salahnya melewati jalan itu lagi, walau harus bertarung lagi dengan musuh bebuyutannya yang menjaga jalan pintas itu, tapi didalam hati Olivier, demi Edgar akan Ia hadapi.
Olivier menghentikan langkahnya, "ed kita harus segera pergi dari jalur ini, jalur ini tidak aman, ikuti aku!" perintah Olivier, Edgar menganguk menggenggam tangan Olivier mereka memutar arah ke kiri, melewati semak belukar yang cukup tinggi, berjalan bergandengan.
Sepeninggal Edgar dan Olivier, Sora dan Sona kembali muncul.
Sora mengendus seperti anjing pelacak,"kakak, aku mencium bau mereka melewati tempat ini" Ujar sora masih menggerakkan hidungnya, "kakak, lihat ini!" Sora berseru memperlihatkan sebuah gambar peta yang digambar Olivier.
"ternyata Giant masih punya nyali yang cukup untuk melewati tempat itu" jawab sona dengan senyum liciknya.
Sona mengedarkan pandangan kesekelilingnya mencari suatu yang mungkin bisa saja mencurigakan, namun tidak Ia temui, yang Ia temukan hanyalah pohon pohon besar yang tumbuh lebat di Hutan Bullwyn.
Namun pandangan Sona tertuju pada semak belukar yang rusak seperti diterjang, Sona menyeringai, ternyata tubuh besar Olivier cukup berguna untuk memberi mereka petunjuk, sudah sangat jelas bahwa semak semak itu diterjang oleh sesuatu yang besar, bukan oleh hewan liar.
"adikku, sepertinya kita sudah dekat dengan buruan kita" Sona menyeringai lagi dengan senyum jahat diwajah cantiknya, "kau lihat itu" tunjuknya kepada Sora.
Sora melihat ke semak semak yang ditunjuk Sona, Ia ikut menyeringai jahat, "cepatlah kakak, kita susul mereka, aku sudah tidak sabar ingin membunuh, tanganku telah lama tidak merasakan cengkraman darah"