Olivier berada di ruangan kamar dalam sebuah rumah yang ia tidak ketahui tempatnya, Ia duduk di sebuah kursi panjang menperhatikan tubuh Edgar yang masih belum sadarkan diri, si misterius bercadar yang tadi menolongnya dan Edgar tak terlihat batang hidungya sama sekali, kemana perginya penolong misterius itu, setelah memberikan ramuan yang diusapkan di wajah dan leher Edgar, penolong misterius itu segera pergi bahkan Olivier belum sempat mengucapkan terima kasih.
Olivier menghampiri tubuh Edgar yang masih terbaring kaku di tempat tidur, tangannya membelai wajah Edgar dengan lembut.
"kumohon sadarlah Edd" Olivier mencium bibir Edgar dengan lembut.
Disela kekhawatiran Olivier, portal yang sama saat si penolong datang muncul lagi di samping Olivier, manusia bercadar itu kembali datang menghampiri mereka.
"Aku berterima kasih padamu, maaf, boleh aku mengetahui siapa kau sebenarnya?" tanya Olivier langsung menelisik saat si misterius sudah berdiri didepannya.
"Aku Erenai, Aku kakak Edgar dan juga Ellie, panggil saja Eren" Jawab Erenai membuka cadar dan juga jubah yang menutupinya.
Eren tersenyum, wajahnya sangat cantik, tubuhnya dibalut dengan gaun ketat berwarna hijau memperlihatkan lekuk tubuh yang sexy, sangat cocok dengan dadanya yang membusung indah, Eren memiliki rambut panjang berwarna hitam, dan juga ada bekas luka di lehernya, cukup panjang hingga ke bagian dada, namun tak membuat cela kulit mulusnya.
Olivier mengernyitkan dahi, bagaimana mungkin Edgar memiliki seorang kakak perempuan, ditambah lagi tentang kenyataan yang pernah Olivier dengar mengenai wilayah Erei yang selalu mengorbankan bayi wanita untuk mengurangi keturunan.
"tidak perlu bingung, Aku memang sempat dikorbankan, namun Dewa masih mengizinkanku untuk hidup, jadi Aku ditolong oleh seseorang, itulah sebabnya Aku masih bisa tumbuh seperti saat ini" Jelas Eren seolah mengetahui kebingungan yang melanda Olivier.
"Kau kekasih adikku?" Tanya Eren lagi
Olivier mengangguk pelan.
"terima kasih sudah menjaga Eddy" Ujar Eren tersenyum, Ia berjalan mendekati tubuh Edgar yang masih terbujur kaku.
"Eddy tidak cukup kuat menahan sihir dari Soka, akan butuh waktu yang cukup lama untuk membuatnya tersadar" ucap Eren membelai wajah Edgar.
"Aku tidak bisa menjaganya dengan baik, bahkan setelah menjadi kekasihnya, Aku tetap membawa Eddy untuk dikorbankan, apa pantas orang sepertiku dianggap kekasih" Keluh Olivier menyesali perbuatannya.
"Aku tidak menyangka Kau memiliki hati yang lembut Olivier, Aku tahu apa yang kau rasakan, Kau sudah berusaha meyakinkan Eddy untuk tidak melanjutkan perjalanan, karena kau tidak mempercayai kebenaran adat itu bukan?"
"ba..bagaimana kau tahu?"
"Aku sudah mengikuti kalian sejak Kau dan Eddy meninggalkan wilayah Erei, Kau berusaha menyakinkan Eddy, namun Eddy tak mengindahkan ucapanmu, seandainya saja Eddy menurutimu, hal ini tentu tidak akan terjadi" Eren menghela nafas.
"Apa kau juga tidak mempercayai Adat sialan itu?" Tanya Olivier menatap Eren yang memercikan sebuah ramuan ke wajah Edgar.
"tentu saja tidak, Aku tahu rahasia dibalik semua ini, hal inilah yang membuatku menyelamatkan Kau dan Eddy"
"Apa yang sebenarnya terjadi Eren, Aku merasakan ada kejanggalan, namun Aku tidak tahu lebih jelas mengenai hal ini, yang kuyakini adalah ini semua tidak masuk akal bagiku, untuk apa Dewa meminta persembahan, sedangkan kerajaan Fikseidon sudah hidup dengan damai"
"Apa yang kau pikirkan hampir sepenuhnya benar Giant, Ini ulah Soka dan pengikutnya dari wilayah Sura, mereka mensabotase kepemimpinan tetua wilayah Sura, wilayah itu sedang dalam Bahaya, Soka sengaja mencuci otak Semua Raja Fikseidon untuk mengadakan tumbal, padahal itu bukan permintaan Dewa, melainkan keinginan Soka untuk membangkitkan lagi leluhur Sura yang berada di lubang kematian di bukit Feogor"
"sordiago, apa benar tujuannya untuk menbangkitkan sordiago?" Tanya Olivier terbelalak.
Sordiago adalah penyihir jahat, leluhur Sura yang menyebabkan perpecahan pada jaman dahulu, namun berhasil dilumpuhkan oleh seorang misterius yang kuat, dan wilayah Sura pun bersatu dengan damai bersama Fikseidon, tapi Olivier tidak mengetahui jika Sordiago dikurung di lubang kematian yang baru saja ia dengar dari mulut Eren.
"kau benar Olivier"
"Yang mulia King Gideon harus tahu ini" Ujar Olivier geram.
"tidak semudah itu Olivier, King sudah berada dibawah kendali Soka, Ada jiwa lain didalam tubuh King Gideon, itulah yang menyebabkannya menjadi pecandu Sex, tubuhnya tidak sepenuhnya milik King Gideon, kita harus mencari cara agar menyelamatkan King dari jiwa yang merasukinya"
"apa yang harus kita lakukan Eren?" Tanya Olivier.
"sementara ini Aku belum bisa berpikir, Kita harus menunggu kesembuhan Eddy terlebih dahulu" Eren kembali mengehelakan nafas.
Olivier mendekat ketubuh Edgar yang masih terbujur kaku.
"cepatlah sadar Eddy, Aku sangat mencintaimu" lirih Olivier mencium kening Edgar.
* * *
Semantara itu di kamar King Gideon.
"ada apa soka? kau tidak bisa melihatku bersenang senang" Ujar King Gideon sedikit meninggikan nada bicaranya, King masih dalam keadaan telanjang.
"Jaga bicaramu, apa kau mau kekuatanmu kuambil kembali, agar semua rakyat fikseidon tahu bahwa rajanya adalah raja yang lemah syahwat, kalau bukan karena bantuanku, kau tidak akan sekuat ini, mengerti kau bodoh" Maki Soka menghentakkan tongkatnya.
Tubuh King Gideon lunglai, secercah sinar hitam mengelilingi tubuhnya, King memekik, namun sinar hitam itu melilit tubuh king semakin kuat, wajah king menahan rasa sakit yang teramat sangat, Sinar hitam itu masuk kedalam mulutnya yang menganga, seketika bola mata King berputar, lalu King menyunggingkan senyumnya menyeringai dengan mimik yang menakutkan.
"apa yang bisa kubantu, soka yang agung" ujar King berlutut, Ia tampak bukan seperti King, ada jiwa lain yang menggerakkan jiwa king didalam sana.
"kita kehilangan Ficer, ada seseorang yang berusaha menggagalkan rencanaku, Aku membutuhkan bantuanmu, kerahkan pasukan untuk membawa Ficer itu hidup atau mati, dan juga aku ingin panglima yang bernama Olivier itu ikut mati" ujar soka menyeringai lebih menakutkan.
"Baik Soka yang Agung, perintahmu adalah sesuatu yabg wajib bagiku"
King bangkit dari posisi berlutut dihadapan Soka, Ia memakai pakaiannya yang berantakan disisi tubuh Ellie yang tertidur, Soka melafalkan mantra, tubuhnya menghilang dari ruangan, King Gideon berjalan dengan mata yang masih menyala kehitaman, menuju pintu kamar dan meninggalkan Ellie sendirian.
Ellie bangun dari tidurnya, Ia menyadari kehadiran Soka, Ia juga mendengar percakapan Soka dan King Gideon, Ellie hanya berpura oura tidur, tubuhnya gemetar ketakutan, sesuatu yang buruk sedang menimpa kakaknya, Ellie tidak mau diam saja, Ia harus mencari pertolongan, Ia harus mencari Edgar bagaimanapun caranya, Ellie tampak gusar dan bimbang, bagaimana cara mengetahui keberadaan Edgar, dengan sigap Ellie mengenakan pakaiannya untuk menutupi tubuhnya yang telanjang, Ellie tidak tahu siapa yang harus ia temui, namun dipikirannya terlintas bayangan pamannya, mungkin paman rudolf bisa membantu, Ellie bergegas membuka pintu, Ia harus menemui Rudolf untuk membicarakan hal ini.