Napasnya memburu terengah-engah, keringat membasahi wajahnya, sesekali handuk kecil warna pastel lembut yang tersampir di bahunya, Elise tersandar di bawah pohon, kaki lurus menatap ke dua kakaknya yang lari di tempat juga menatapnya.
"Elise.. ayo ini baru satu putaran.." kata Rendra.
Udara pagi Minggu itu sejuk, awan mendung menggantung di langit. Pagi-pagi sekali Elise di seret oleh ke dua kakak nya untuk berolahraga. Gadis itu terpaksa lari pagi dengan mata masih tertutup dan kaki di seret karena suara Arka terlalu bersisik, dan kakinya yang mulai terasa sakit Elise akhirnya menyerah setelah menyelesaikan putaran pertama. Bersandar di pohon mangga dengan napas ngos-ngosan.
"Tidak!" Elise menyilangkan kedua tangan di depan dada, kepala menggeleng kuat "Aku tidak sanggup lagi, kakak saja yang lanjutkan! Aku akan duduk di sana.." Elise menunjuk ke arah satu-satunya pendopo yang di bangun menggunakan atap daun.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com