"Alina... Alina.... Alina!!" teriak Reno kepada Sania yang akan pergi
"Lo mau Kemana?" tanya Reno mencengkam tangan Alina yang ingin pergi dari rumah ini.
"Jangan sentuh aku!" teriaknya
"Oke. Fine! Lo mau kemana sekarang? lebih baik lo tinggal disini" ucap Reno
"Aku gak mau. Maksud kamu apa tadi. Istri? kamu mau aku jadi istri kamu?" tanyanya
"Lo harus gue lindungi sekarang"
"Maksud kamu?"
"Gue ingin menikahi lo karena harus gue lindungi. Sadar gak kalau lo pergi dari sini gue yakin Farah akan kembali menjual lo. Maka dari itu lo aman sama gue jika mau jadi istri gue" jelasnya
Alina berpikir sejenak. Ada benarnya juga kata Reno. Dia sekarang mau kemana? dia tidak mempunyai siapa - siapa lagi setelah temannya mengkhianatinya dengan menjual kepada bossnya.
"Gue mohon sama lo. Buat yakinin kakek gue kalau gue emang mau berubah"
"Hubungannya sama aku apa?"
"Kakek sama nenek ingin wanita seperti lo yang muslimah seperti ini buat dijadiin cucu menantunya"
"Kamu manfaatin aku?" tanya Alina geram
"Bukan gitu maksudnya. Maksud gue lo balas budi setelah gue tolongin lo"
Balas budi. Catet hanya balas budi. Reno menginginkannya menjadi seorang istri hanya untuk menyakinkan kakeknya jika dia ingin berubah lebih baik lagi. Tapi Alina masih bingung kenapa harus dirinya"
"So. Mau gak mau lo harus jadi istri gue. Gak pake penolakan!" tekannya
Mau tidak mau Alina menuruti kemauannya. Dia tidak tau harus kemana sekarang. Mungkin dengan menikah dengan Reno dia tidak akan dikejar oleh Farah.
****************
Alina saat ini berada didapur untuk membantu bik Sumi memasak. Karena dia bosan jika tidak melakukan kegiatan apa - apa dirumah besar ini. Sedang asiknya memasak terdengar suara bel rumah.
"My baby hello...." teriak Tara dari luar
Alina yang mendengar itu langsung membuka pintu, dia terkejut dengan apa yang dilihatnya seorang wanita yang berpenampilan sangat sexy dan modis berdiri didepannya.
"Siapa lo? mana my baby?" tanyanya
"My Baby siapa?" tanya Alina kebingungan
"Oh gue tau, lo pembantu ya disini, mana my baby" ucapnya lagi
Alina semakin bingung dengan nama siapa itu. Alhasil dia memanggil bibi Sumi.
"Bi Sumi ini ada yang cari my.. my baby katanya" teriak Alina memanggil bibi Sumi
"Iyah Alina, tunggu bentar" ucap bibi Sumi tak lama kemudian bibi Sumi menghampiri mereka.
"Oh non Tara, Mas Reno gak ada dirumah" ucap bibi Sumi
"Kemana dia?" ucapnya
"Lagi latihan Basket non"
"Oh gitu ya. Oke deh kalau gitu gue pergi. Dan satu lagi, lo jangan ganggu my baby ya awas aja kalau ketauan abis lo sama gue" ucapnya memperagakan orang ingin membunuh
Alina hanya diam tanpa berkata apapun.
"Siapa sih dia bi?" tanya Alina setelah kepergian Tara
"Dia mantan tunangan mas Reno"
"Oh kok masih ngejar ngejar gitu ya?" tanyanya
"Biasa lah Lin, orang terobsesi begitu, kalau gitu bibi kedapur ya"
Alina hanya mengangguk mengerti.
****************
Reno yang baru pulang dari tempat latihan basket duduk terlebih dahulu dikursi karena dia sangat kelelahan.
"Mas Reno" panggil Bibi Sumi
Reno yang tadinya memejamkan matanya, terbangun terdengar suara pembantunya
"Kenapa bi?"
"Itu tadi non Tara datang kesini terus ketemu sama Alina" jelasnya
"Tara kesini bi? ya udah bi makasih ya"
"Iya Mas"
Buru - buru Reno pergi menuju kamar Alina, dia harus menjelaskan siapa Tara.
Tok tok tok
Ketukan semakin keras saat Alina belum juga membukakan pintu kamarnya
"Siapa sih ngetuk pintu segitunya?" kesal Alina
Alina yang baru hendak mau sholat kesal dengan ketukan pintu itu dan membuka pintu kamarnya dengan menggunakan mukenah.
"Reno? ngapain sih"
Reno memegang tangan Alina dan langsung ditepisnya. "Udah dibilangin jangan sentuh aku. Aku udah wudhu jadi batal gara - gara kamu"
"Sorry. Gue mau jelasin kalau Tara itu mantan gue"
"Masa hanya mantan? udah mantan masih ngejar ngejar. Kenapa gak nikah aja sama Tara" ucapnya
"Lo cemburu?" godanya
"Nggak lah ngapain cemburu sama kamu"
"Sepertinya lo cemburu deh" ujar Reno
"Gak ada Reno. Aku gak peduli, kamu sama Tara. Yang aku takutkan Kakek sama Nenek akan tau jika kita sedang pura - pura"
"Maka dari itu gue bakal jelasin siapa dia, sekarang lo ikut gue" ucap Reno menarik tangan Alina
"Jangan sentuh aku Reno. Aku mau sholat dulu baru kita pergi. Kamu gak sholat?"
Reno bingung apa yang dimaksud Alina. Sholat apa itu dia sungguh terlalu mengerti tentang Sholat
"Sholat, lo tau kan Sholat dalam agama islam?" Jangan jangan kamu hanya islam KTP?"
Reno kesal dengan ledekan Alina yang mengatainya bahwa dia hanya islam KTP. Tapi memang benar jika dia tidak tau apa itu artinya sholat dia hanya melihat kakek dan neneknya melakukannya tetapi ia tidak tau apa maksud mereka melakukannya. Reno sudah lama berada di Amerika dan dia baru ke Indonesia sekitar setahun.
"Mending kamu sholat deh" ucap Alina langsung pergi dan menutup pintu kamarnya. Reno malu sangat malu dikatai oleh Alina seperti itu.
****************
Reno dan Alina duduk berhadapan di restoran. Mereka menunggu minuman yang di pesan lalu sesudah itu Reno akan menjelaskan.
"Okey, Lin. Gue akan jelasin semuanya" ucap Reno setelah pesanan mereka datang
"Kenapa harus dijelasin, kita kan tidak saling mencintai. Aku hanya membantu kamu itu aja. Jadi gak ada yang harus kamu jelasin ke aku"
"Gak bisa gitu. Gue harus menjelaskan ini semua, gue gak mau gara - gara ini semua hancur"
"Terserah kamu deh"
"Oke. Jadi Tara itu sebenarnya mantan tunangan gue. Dulu gue sama dia pernah saling mencintai walaupun waktu itu dijodohkan. Tapi setelah pertunangan itu Tara selingkuh di depan mata gue" jelasnya
"Dia selingkuhi kamu?"
"Yes Alina, jadi lo akan tetap bantu gue kan?"
"Kalau memang kamu tetap aku bantuin terus, kamu harus janji harus bisa sholat, ngaji, dan menjadi imam yang baik buat aku" jelasnya
"Fine. Gue akan bisa melakukan itu semua demi lo" ucapnya yakin
Alina menggelengkan kepalanya dan tersenyum " Berubah bukan karena aku tapi karena Allah. Aku disini cuma menjadikan kamu sebagai perantara aja"
"Ya karena Allah" ucap Reno
"Oke kalau gitu. Udah selesaikan sekarang aku mau pulang" ucapnya berdiri dari kursi dan meninggalkan tempat itu
"Wait!" ucap Reno
"Apa lagi?"
Reno mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya diberikan kepada Alina, lalu Alina membuka itu ternyata cincin yang begitu indah.
"Maksudnya apa ini?"
"Gue kasih itu ke lo atas lamaran gue ke lo"
"Tap..."
"Udah ambil aja" ucap Reno
"Oke"
"Btw Lo gak marah soal Tara?"
"Ngapain harus marah kita hanya menikah diatas kertas, saling membantu udah cukup"
Reno menyadari kenapa dia harus berkata seperti itu. Pastinya Alina tidak akan cemburu karena pernikahan nanti hanya pernikahan diatas kertas.