"Pergilah!" Gavin tiba-tiba muncul ditengah-tengah mereka. Barra sempat mematung, namun seniornya itu mendorong tubuhnya dan terus menyuruhnya untuk membuka portal dan pergi.
Barra hanya dapat nurut, dia selalu berpikiran kalau seniornya pasti melakukan hal baik untuknya.
--
--
Setibanya di alam baka.
Barra sempat menahan langkahnya untuk menuju kantor dewan. Tubuhnya masih mematung untuk beberapa saat di taman yang dipenuhi buah berry merah dan bunga yang bermekaran indah.
Dia mehelakan napas panjang. Dihirupnya udara yang terasa berbeda dari udara di alam manusia.
Pandangannya tertuju pada beberapa bunga yang berayun terkena terpaan angin yang menyapa lembut. Berbagai warna, semuanya nampak indah dan memikat hati.
Barra menuju salah satu bunga yang berwarna kuning, itu mawar yang berukuran besar.
"Argh!" Barra segera mengangkat jemarinya yang terkena duri mawar yang tajam.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com