Difky menghampiri penghitung waktu, dilihatnya detik yang berganti. Varen telah melakukan sekali putaran, dengan kecepatan yang mengagumkan, pria sipit itu kembali mengelilingi lapangan hingga dia lelah.
Bruk!
Varen menjatuhkan tubuhnya diatas tanah dengan terlentang menatap langit yang berawan. Dia mengatur napasnya yang naik turun dengan mulut setengah terbuka.
"Apa kamu ingin mati? Kamu ingin dikenal sebagai atlet yang hidupnya berakhir di lapangan?" ujar Difky yang menghampiri Varen. Tubuh tingginya menghalangi silau cahaya matahari yang menerpa tubuh pelari itu.
Varen menatapnya beberapa saat. "Aku harus memecahkan rekor untuk diriku sendiri. Itulah terget dari pertandingan kali ini," jawabnya dengan napas yang masih tersengal.
Difky mengerutkan keningnya. Dia lalu mengulurkan tangan untuk membantu Varen bangun. "Kamu tidak perlu terlalu keras dengan dirimu sendiri," ujarnya yang terdengar bijak. "Jika kamu ingin mati seharusnya kamu berlatih di tengah jalan raya saja."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com