webnovel

Kelahiran yang mengguncang Surga

Setelah berbincang-bincang lebih lama dengan D, Asheel memutuskan untuk pulang. Bagaimanapun, mereka sudah lama tidak bertemu.

Melihat Sera yang emosian karena D terus menggodanya sudah cukup untuk meredakan amarah terhadapnya. Asheel tidak akan menghukumnya lagi, tapi sensasi saat telapak tangannya membentur keras ke pantat putih Sera benar-benar membuatnya ketagihan.

Dan sekarang, Sera merajuk saat digendong ala putri oleh Asheel di sepanjang jalan menuju kekosongan. Ternyata, ruangan D selama ini berada di celah Omniverse.

Asheel memanfaatkan tempat itu untuk berduaan dengan Sera. Dia juga membiarkan Sera melakukan apapun yang dia mau.

Setelah dirasa cukup jauh dari tempat tinggal D sebelumnya, Asheel langsung merilekskan tubuhnya yang selama ini tegang, kemudian dia menghela napas lama.

Sera yang selalu menutup matanya menunjukkan reaksi setelah mengetahui jika Asheel telah berhenti. "Apa yang membuatmu lega?"

Asheel terdiam sejenak, sebelum membuka mulutnya: "Tidak, hanya saja ... wanita itu selalu mempunyai metode yang menakutkan. Apakah dia menahan diri?"

Menurut Asheel, jika itu D, orang itu tidak akan ragu-ragu untuk memperkosanya jika terdapat kesempatan bagus. Mungkin karena kondisi Sera saat ini yang membuatnya agak tenang.

Sera mendengus, "Jangan memikirkan tentangnya!"

Asheel menatapnya sejenak, sebelum mulai bergerak lagi. Kemudian dia mengajukan pertanyaan, "Omong-omong, benarkah kamu hanya mencoba membuatku marah?"

Sera menikmati dirinya dalam pelukan itu sejenak sebelum dia menjawab, "....Tidak, aku hanya ingin kamu lebih memikirkan wanitamu yang lain."

"D juga?"

Asheel berniat menggodanya, tapi Sera bereaksi berlebihan dengan mengangkat tubuhnya dan menggigit lehernya. Jelas jika Sera marah pada perkataannya.

"Apa kau baru saja mengatakannya secara tidak langsung jika D itu juga wanitamu?" Sera berkata dengan cemberut.

Asheel terkekeh dan mencubit hidungnya, "Kamu hanya terlalu banyak berpikir."

Sera mendengus mendengar jawabannya, jelas Asheel tidak ingin mengatakan lebih jauh lagi.

Meski Asheel tidak tahu bagaimana kejadian sebelumnya bisa membuatnya mengingat wanita-wanitanya yang lain, karena Sera berniat seperti itu, maka dia akan mempertimbangkannya dengan serius.

Sebelumnya, amarah yang dihasilkan hanya membuat perhatiannya lebih terfokus pada Sera, yang melenceng dari tujuan Sera sebenarnya.

Padahal, pemikiran Sera sangat sederhana. Karena dengan memisahkan dirinya dan Asheel, dia akan memicu pikiran-pikiran yang melibatkan wanita Asheel yang lain.

Asheel kemudian akan berpikir tentang bagaimana perasaan wanita-wanitanya saat Asheel meninggalkannya tanpa pamit seperti saat ini.

Untunglah Sera mengingatkannya dengan keras. Jangan remehkan perasaan wanita, karena mereka bisa merasakan lubuh hati terdalam pria yang dicintainya. Meski itu kabur, tapi sebenarnya mereka samar merasakannya.

Hal itu hanya berlaku jika sang wanita benar-benar mencintai pria yang menjadi pasangannya.

Sayang sekali niat 'baik' Sera tidak tersampaikan ke Asheel yang malah menjadi bumerang untuk niat aslinya. Asheel tidak memiliki waktu untuk memikirkan hal lainnya selain Sera.

Hanya, semoga kejadian ini bisa membuat Asheel lebih baik dalam memperlakukan wanitanya.

Tidak lama kemudian, keduanya akhirnya sampai di Alam Dewa yang mengatur Omniverse.

...

Dua bulan kemudian.

Gemuruh! Gemuruh!

Cuaca yang sangat menakutkan terjadi di Alam Dewa yang mengatur Omniverse. Awan hitam meledak, petir yang nampak seperti naga berenang melalui kehampaan, dan bencana alam terjadi di mana-mana.

Bahkan, seluruh Omniverse terpengaruh saat ini, terutama High Abyss.

Gempa ruang yang sangat menakutkan muncul dan membentuk lubang cacing yang tak terhitung jumlahnya, mengacaukan ruang dan waktu sepenuhnya.

Apalagi, bencana kaleidoskop terbesar terjadi sekali lagi dan mengacaukan banyak dimensi sekaligus. Badai energi menyapu dan menghancurkan beberapa dimensi dalam prosesnya.

Tekanan yang sangat menakutkan turun, menggetarkan langit dan bumi, mengirim Alam Semesta menuju zaman kehancuran.

Peristiwa aneh ini hanya bisa terjadi saat sesuatu di luar nalar semua makhluk lahir. Bagaimanapun, pengaruhnya menyebar hingga ke seluruh Alam Semesta.

Kelahiran semacam ini menandakan suatu individu dengan bakat yang menantang surga akan muncul, dan sekarang sedang dalam proses kelahiran. Banyak makhluk purba dan powerhouse dari berbagai tempat keluar dari pengasingan mereka untuk menyimpulkan nasib, namun mereka tidak menemukan apa-apa dan bahkan tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya.

Mereka dengan pemahaman diam-diam mengetahui jika kelahiran ini melibatkan makhluk dari Alam yang lebih tinggi, yang jika dipersempit lagi, maka yang akan lahir berasal dari Dewa Omniverse.

Peristiwa dalam skala yang sama juga pernah terjadi di masa lalu, tepatnya saat anak langit Supreme One lahir, seperti Seraria Yrillgod dan Zerdite Ollgod.

Kelahiran kedua orang itu menghacurkan banyak dunia, dan banyak pengorbanan diperlukan untuk eksistensi yang lebih tinggi bertindak.

Sekarang, kejadian yang sama terjadi lagi, tapi kali ini pihak Dewa Omniverse mampu menekan dampaknya dengan benar, karena dengan begitu, hanya sedikit properti yang harus dikorbankan.

Untuk peristiwa seperti itu, pada akhirnya Supreme One lah yang harus dirugikan. Itu menjadi alasan untuknya menekan populasi Dewa Omniverse, dan kelahiran semacam itu sangat jarang terjadi.

Jika saja ada Dewa Omniverse diketahui memiliki keturunan secara tersembunyi, Supreme One akan memusnahkannya bersama seluruh keluarganya, bahkan jiwa leluhurnya dibinasakan sampai tidak tersisa.

Tapi insiden seperti itu juga sangat jarang terjadi, karena Supreme One akan langsung tahu saat kelahiran eksistensi yang lebih tinggi akan terjadi berdasarkan pengaruh kekuatan yang dia pegang. Dia juga bisa dengan mudah menyimpulkan nasib, dan dia akan tahu segalanya di bawah langit yang dia ciptakan.

Hanya saja, kekuatan otoritas semacam itu juga mempunyai kelemahan, misalnya; Supreme One sama sekali tidak bisa menyimpulkan apapun tentang Asheel karena yang terakhir merupakan makhluk dari Alam Kekacauan. Oleh karena itu, Supreme One harus mengembangkan kekuatannya sendiri untuk bisa mengawasi Asheel.

Sebelumnya, Supreme One sebenarnya juga tidak bisa langsung mengetahui jika Asheel akan mempunyai seorang anak lagi. Dia menggunakan kekuatan di luar otoritasnya untuk mengetahuinya.

Bagaimanapun, dia adalah Supreme One, pencipta awal Alam Semesta yang sebenarnya. Tentu saja eksistensi sepertinya memiliki banyak kartu hole di balik lengan bajunya.

Saat ini, Alam Dewa yang mengatur Abyss sedang dalam keadaan genting.

Banyak sekali Dewa Omniverse melayang di langit, mengerahkan seluruh kekuatan mereka seolah-olah sedang menahan langit yang akan roboh. Bahkan Meido turun tangan langsung dalam mengawasi proses penanganan di situasi yang cukup gawat ini.

Supreme One memerintahkan para Dewa Omniverse untuk menekan dampak peristiwa ini bersama-sama.

Adapun peristiwa yang sebenarnya terjadi, itu adalah kelahiran putri Penguasa Kekacauan dan Void Empress.

Ya, Asheel dan Sera akan memiliki anak dalam beberapa saat selanjutnya. Sekarang, Asheel sangat khawatir sementara di depannya Sera memiliki ekspresi acuh tak acuh di wajahnya.

Melihat ekspresinya hanya membuat Asheel semakin cemas, lalu dia bertanya: "Bagaimana?"

"Berhasil."

Selanjutnya, Dewa Omniverse berseragam perawat membawa seorang bayi di gendongannya dan menyerahkannya ke Sera.

Bayi itu sangat imut, dengan pipi tembem dan kulit seperti polesan giok. Pupil matanya berwarna merah darah seperti Ibunya, dan rambutnya memiliki warna putih salju. Dia tidak menangis, tapi memiliki tatapan yang membosankan di wajahnya saat matanya melirik sekeliling.

Untuk kelahiran eksistensi Dewa Omniverse, mereka sudah mengembangkan beberapa kecerdasan sejak lahir. Oleh karena itu, Asheel dan Sera tidak terkejut dengannya.

Bahkan bayinya tidak menangis, peristiwa yang dipicu oleh kelahirannya juga sangat menakutkan. Tidak seperti Robin yang hanya terlahir sebagai manusia, putri keduanya terlahir sepenuhnya sebagai Dewa Omniverse.

Melihat perwujudan kegemasan di depannya, hati Asheel tergelitik untuk ingin menggendongnya dan menguyel-uyel pipinya. Di depan Sera, dia hanya bisa menahan semua perasaan itu.

Sementara itu, Sera memiliki tatapan penuh kasih yang khas milik seorang ibu. Matanya berkaca-kaca, merasa sangat bahagia.

Asheel tidak ingin terlalu mengganggunya, dia bertanya dengan hati-hati: "Apakah kamu sudah memutuskan namanya?"

Sebelumnya, keduanya berkompetisi dalam memutuskan nama putri mereka, tapi pada akhirnya Sera memaksa Asheel untuk menyerahkan masalah penamaan itu kepadanya. Dan sekarang, Sera sudah sepenuhnya siap:

"Ya, bayiku bernama Seraphina Yrillgod."

Next chapter