"Hei, apakah belum sampai?"
Seorang wanita dengan kulit coklat, memiliki rambut merah tua dikepang panjang, mengenakan pakaian maid dan stocking putih sampai ke atas lutut, serta senjata berupa tongkat besar di punggungnya.
Berjalan di depannya juga seorang wanita berkulit coklat, dengan rambut putih panjang, berpakaian ketat, dan tubuh yang terlihat berotot untuk seorang wanita.
"Diamlah dan ikuti saja aku!" Wanita yang berjalan di depan itu berkata dengan kesal.
Tapi wanita berambut merah mengabaikannya dan masih bertanya, "Kau ingin membawaku ke mana, Mirko?"
"Puncak gunung."
"...." Lupusregina masih memproses apa yang dia dengar di otaknya. "Maaf?"
"Puncak gunung."
Mendengar jawaban penuh kepastian itu, dia tidak bisa tidak bertanya: "Kau harus tahu jika aku adalah seorang Werewolf, bukan?"
"Ya."
"Dan kau masih ingin mengajakku ke tempat dimana bulan purnama malam ini terlihat sangat jelas?"
Mirko hanya berkata, "Lalu kau harus tahu apa jenisku dalam ras Youkai."
"Emm, Lunar Rabbit?"
"Ya," Mirko mengangguk, sebelum menjelaskan: "Leluhurku adalah seekor kelinci biasa sebelumnya, tapi setelah dipelihara oleh Putri Kaguya dan membawanya ke bulan, garis keturunannya berevolusi menjadi Lunar Rabbit. Baru setelah kembali ke bumi, ras kami masuk ke klasifikasi Youkai."
Melewati jalanan terjal dan menanjak, Lupusregina masih tidak terganggu sambil mendengarkan. "Jadi, kekuatanmu juga berhubungan dengan bulan?"
"Ya, semakin dekat aku dengan bulan, stimulus yang aku terima menjadi lebih banyak dan lebih kuat."
Keduanya lalu hanya berada dalam suasana keheningan saat mereka terus berjalan sampai puncak. Untuk makhluk kuat seperti mereka berdua, mendaki gunung bahkan tidak akan membuat keringat jatuh sedikitpun.
"Kita sudah sampai."
Lupusregina melihat sekeliling dan tidak terkejut. Dia meletakkan kedua tangannya di belakang kepalanya sebelum berseru, "Tidak ada apa-apa disini!
"Tunggu sebentar..!
"Kau membawaku ke tempat yang sepi, apalagi sangat gelap disini, dan hanya ada kita berdua. Jangan-jangan..., jangan-jangan..., aku akan diperkosa!"
Lupusregina mengatakannya dengan ekspresi dan gerakan tubuh yang berlebihan.
"Oh, tidak! Aku sudah berjanji pada diriku sendiri jika tubuhku hanya milik Asheel-sama. Aku tidak akan menyerah padamu!"
Terakhir, mulutnya menyeringai dan matanya menyipit dengan buas, "Aku bercanda--Ouww!"
Dia tidak bisa mengucapkan kalimatnya dengan benar karena dia harus menghindar. "Hei, untuk apa itu?"
"Hentikan leluconmu dan lawan aku dengan seluruh kemampuanmu!" Mirko menantangnya dengan pose yang siap untuk bertarung.
Wajah main-main Lupusregina menghilang dan dia berkata dengan nada berat, "Kau hanya membuang-buang waktuku."
...
Kota Kuoh.
"Sudah setengah bulan sejak Asheel-sama pergi, dan itu terasa seperti selamanya bagiku." Albedo mengeluh sambil meletakkan kepalanya di meja.
Di sebelahnya adalah Yasaka dan Shalltear.
"Hu hu, Asheel sialan. Aku masih menginginkan kata-kata terakhirmu sebelum pergi..!"
"Kalian...." Shalltear menatap mereka berdua dengan wajah pura-pura mabuk. "Albedo, kau sudah membuang semua keanggunanmu."
"Berisik, Lamprey! Kau selalu saja merepotkanku dengan semua pekerjaan yang tidak kau kerjakan dengan benar! Biarkan aku seperti ini sejenak, ya?!"
"Arrgghh, dasar gorila tua! Kau mengajakku bertarung !?"
"Haa..!?"
Mereka berdua saling melotot, sebelum Yasaka melerainya.
"Cukup! Kita hanya harus menyerangnya secara bersamaan setelah dia kembali!"
Shalltear dan Albedo tidak bisa setuju dengan rencana Yasaka. Menyerang Supreme Being mereka adalah hal yang tabu, dan mereka masih memiliki pemikiran itu sampai saat ini.
Tapi yah, terkadang Albedo kalah melawan nafsunya sendiri dan menyeret Asheel dengan kekuatannya kemudian memaksanya untuk memenuhi kesenangannya.
Setelah menghela napas, mereka duduk di kursi kembali.
"Banyak pekerjaan yang harus kulakukan, apalagi dengan semua pengunjung akhir-akhir ini." Albedo memberitahu.
"Kau bekerja lebih keras dari pada aku yang seorang pemimpin faksi." Yasaka tidak bisa tidak mengaguminya.
"Memangnya salah siapa ini? Shalltear yang tidak mengerjakan tugasnya dengan benar, atau kau yang selalu menggangguku?"
"Hehe, jangan begitu, Albedo. Kau boleh mengalahkanku sepuasnya malam ini."
Albedo hanya meliriknya sebelum menghela napas. Semua keanggunan dan senyum menawan yang selalu dia pasang di wajahnya selama ini benar-benar menghilang.
"Benar, Albedo-yo." Shalltear tiba-tiba berkata. "Bisakah kamu mengajariku beberapa hal tentang administrasi? Mengelola sebuah negara masih hal baru bagiku."
"....." Albedo menoleh ke arahnya dengan tatapan kosong. "Bukankah bulan lalu aku sudah mengajarimu?"
"Itu..." Shalltear memalingkan wajahnya dan tersipu. "Aku tidak memahaminya sama sekali..."
Mendengar itu, Albedo hanya bisa menepuk dahinya dan menggelengkan kepalanya. "Benar juga, aku hanya terlalu banyak berharap padamu."
Shalltear tidak bergeming oleh kekecewaan yang terlihat jelas pada ekspresi Albedo dan masih menatapnya dengan tekad.
"Tidak hanya dadamu yang kecil, otakmu juga."
Shalltear mendobrak meja, "Hei! Kau hanya minta dipukul!"
Setelah menghela napas, Albedo berkata: "Aku sedikit memahami perasaanmu, Shalltear. Melihat kilauan tekad di matamu untuk bisa berguna bagi Asheel-sama benar-benar mengangguku. Sepertinya aku sama sekali tidak punya pilihan lagi untuk memoles semua pengetahuanku ke otakmu."
"Benarkah?" Shalltear merasa senang saat Albedo setuju untuk mengajarinya. "Kau mau meluangkan waktumu yang sibuk itu untukku?"
"Ya, lagipula ini semua juga atas nama Nazarick. Aku tidak akan membiarkanmu menodai nama Ainz Ooal Gown dengan kesalahanmu itu."
Shalltear hanya tersenyum bahkan dengan keraguan dalam perkataan Albedo. "Kau adalah seseorang yang hebat, Albedo."
Suaranya sangat kecil, tapi Albedo bisa mendengarnya. "Sangat jarang kau akan memujiku."
"Hmph, aku akui jika kemampuan management-ku payah jika dibandingkan denganmu, tapi aku tidak akan kalah jika bertarung denganmu!" Shalltear berkata dengan nada menantang.
"Jika kau membicarakan perbandingan kekuatan kita, aku tidak akan mengatakan apa-apa lagi. Aku adalah perisai bagi Supreme Being, dan akan selalu melindunginya dengan mempertaruhkan nyawaku."
Yasaka berada dalam situasi yang canggung karena tidak bisa mengikuti percakapan mereka. Albedo sudah memberitahu jika faksinya telah bergabung dengan kelompok bernama Nazarick, yang mana dipimpin oleh Ainz Ooal Gown.
Suaminya, Asheel adalah Ainz Ooal Gown I dan gelar Ainz Ooal Gown saat ini dipegang oleh Momonga, yang dia sendiri pernah melihatnya.
Setelah Asheel pergi, Momonga lah yang mengambil alih komando Nazarick. Meski pemimpin sementara telah berubah, tapi sebenarnya tidak banyak yang berubah dalam keseharian mereka.
Kesan pertama Yasaka sendiri terhadap Momonga adalah orang baik. Mengesampingkan penampilannya yang membawa keputusasaan bagi siapapun yang melihatnya, tapi Momonga memiliki kebaikan di dalam dirinya.
Momonga baik terhadap Nazarick, tapi saat menghadapi pihak lain, dia akan membantai mereka tanpa ampun.
Dan sepertinya, beberapa bulan yang lalu, Nazarick mengambil alih kepemimpinan Bangsa Vampir, yang membuatnya tidak bisa berkata-kata.
Dan Shalltear lah yang mengurus negara itu, walaupun dia harus mengakuinya sendiri jika vampir loli itu agak bodoh. Tapi dia juga memiliki posisi yang sama dengannya sebagai pemimpin Faksi Youkai barat, sama-sama memimpin sebuah faksi.
Yah, Shalltear hanya mengawasi jalannya pemerintahan setelah Nazarick mengambil alih Bangsa Vampir, dan tidak ada perbedaan, Bangsa Vampir itu sekarang masih dalam kepemimpinan Ratu Carmilla, yang akan diteruskan kepada calon ratu berikutnya, Valerie Tepes.
Tugas Shalltear sendiri dikerjakan oleh antek barunya, Elmenhilde Karnstein. Yang membuat Shalltear praktis tidak berguna.
Yasaka yang teringat sesuatu, tiba-tiba bertanya: "Kau tadi bilang jika ada pengunjung baru akhir-akhir ini, apa maksudnya?"
Albedo menghentikan pertengkarannya dengan Shalltear saat dia menjelaskan, "Kau harus ingat jika Sera-sama pernah membuat penghalang di dekat wilayah Kuoh saat Asheel-sama dan dua Dewa Naga bertemu. Banyak faksi yang mengirim mata-mata ke kota ini, dan Demiurge sudah mengatasi mereka.
"Tapi ada kelompok yang cukup merepotkan diantara mereka. Kelompok yang semua anggotanya mengenakan jubah gelap, dan di balik jubah adalah tubuh mirip tengkorak. Rupanya, semakin gelap jubah yang dikenakan, semakin kuat pula orang itu.
"Tidak seperti Iblis, yang satu ini sangat tersembunyi dan cukup sulit untuk ditemukan. Saat Demiurge menangkap salah satu orang dari kelompok itu, dia mengatakan jika yang menyusup kali ini menggunakan sebuah item berupa topi untuk menghilangkan hawa keberadaan mereka."
Albedo menarik napas dalam-dalam setelah menyelesaikan laporannya, lalu menatap Yasaka yang sepertinya juga tahu siapa kelompok yang baru saja dia sebutkan itu.
""Grim Reaper.""
Yasaka dan Albedo mengatakannya secara bersamaan, sebelum ekspresi Yasaka berubah menjadi serius.
"Kuoh menyambut penyelidikan yang dilakukan faksi lain, kenapa Grim Reaper harus melakukannya sembunyi-sembunyi?"
Albedo tersenyum, "Sepertinya orang yang memerintahkan para Grim Reaper itu sangat waspada terhadap kami. Aku ingin mengklarisikasinya, tapi dalang di balik semua itu adalah..."
"Salah satu Tritunggal dari Dewa Yunani Kuno, Penguasa Alam Orang Mati, Dewa Kematian, Hades!" Yasaka menjawab.
Ekspresi Albedo menjadi muram, bukan karena pihak lain sangat kuat, namun karena julukannya yang berlebihan.
"Dewa Kematian, katamu?" tanya Albedo saat dia memastikan dengan nada berat. "Hanya ada satu sosok yang boleh menggunakan gelar itu. Hanya seekor serangga dungu berani-beraninya menggunakan nama keangungan Tuan kami."
"Albedo?" Yasaka bingung dengan reaksi Albedo yang tak terduga.
"Sepertinya target selanjutnya sudah ditentukan, ya?" Shalltear menyeringai.
"Kau adalah yang berikutnya, Hades!"