Menggunakan kekuatan mimpinya, Great Red bisa mewujudkan imajinasinya menjadi kenyataan dengan berbagai cara. Dia menggunakan kekuatan mimpinya untuk menciptakan meteor di langit, dan menggunakannya untuk menyerang Asheel dan Ophis.
Ya, menciptakan, bukan memanggil.
Sepertinya dia tahu jika wilayah ini sudah dikelilingi oleh kubah penghalang, dan katena itu akan sia-sia memanggil meteor karena penghalang mampu memblokirnya.
Asheel menarik tangan Ophis dan mengajaknya untuk menyerang Great Red bersama, yang membuat Ophis gembira karena dia akhirnya bisa menendang pantatnya.
Selama ini, Ophis dan Great Red berada dalam perselisihan yang bisa dibilang kekanak-kanakan.
Ophis ingin menjadikan Celah Dimensi sebagai rumah pribadinya karena dia mencari ketenangan, sementara Great Red hanya melayang-layang tanpa tujuan di Celah Dimensi yang membuat Ophis marah.
Karena itu, Ophis berusaha mengusir Great Red dari Celah Dimensi. Tapi yang terakhir keras kepala dan tidak mau kalah begitu saja. Bahkan jika Ophis selalu mengajaknya bertengkar, dia selalu kalah saat menghadapi Great Red.
Untuk kesempatan ini, Ophis ingin melampiaskan semua kekesalannya saat dia menyerang Great Red dengan mengerahkan energinya, dan sekarang dia akan menembakinya.
BOOM! BOOM! BOOM!
Sementara itu, Asheel melambaikan tangannya sebelum energi berwarna ungu muncul dan dia mengarahkannya ke arah meteor di langit.
Meteor yang terkena serangan, langsung hancur dan meledak menjadi pecahan yang menyebar ke segala arah.
BOOM! BOOM!
Akibatnya, tempat disekitarnya yang sudah menjadi kawah karena bentrokan Asheel dan Ophis sebelumnya, menciptakan lebih banyak kawah kecil karena pecahan meteor itu.
Itu semua hanya terjadi selama dua detik untuk Asheel sebelum mengabaikan meteor yang diserangnya dan langsung melesat menuju Great Red.
RROOOOAAARRRRR !!!
Great Red meraung saat melepaskan kekuatan mimpinya untuk melindungi kulitnya dari serangan Ophis yang bertubi-tubi dan selalu dikerahkan padanya.
Sisik Great Red bahkan tidak tergores dan hanya meninggalkan sedikit bekas karena serangan Ophis sebelumnya.
"Tch," Ophis mendecakkan lidahnya saat melihat serangannya tidak bekerja.
"Kamu tidak akan bisa melukainya jika seranganmu terlihat sangat membosankan seperti itu, Ophis-chan."
Suara Asheel terdengar dari belakang saat dia mengalihkan pandangan ke arahnya.
"Perhatikan baik-baik," Asheel berkata saat dia ingin mendemonstrasikan tekniknya dengan Great Red sebagai samsaknya. "Walaupun kamu bisa melapisi seranganmu dengan kekuatan konsep, tapi kekuatan konsep itu sendiri bervariasi. Jika kamu menyerangnya seperti ini ....."
Asheel melambaikan tangannya ke arah Great Red saat jari-jarinya mengeras. Energi ungu menyelimutinya membuat berbagai macam energi terkompresi itu berada dalam kendali tangannya. Dan segera, dia mengayunkannya ke arah Great Red.
"Chaotic Claw!"
Cakar ungu terbang menuju Great Red saat serangannya semakin membesar disetiap detik, dan segera itu mengenai tubuh besar Great Red.
Great Red yang merasakan bahaya mendekatinya, meraung sekali lagi dan menggunakan kekuatan mimpinya untuk membuat penghalang menyelimutinya.
Segera, penghalang berlapis-lapis melindungi dirinya. Tapi itu semua tidak berguna karena penghalang itu seperti kaca tipis yang ditabrak benda keras, membuat penghalang itu langsung pecah saat serangan cakar Asheel menerobosnya.
*crack!*
Tidak butuh waktu lama untuk semua penghalang yang diciptakan oleh Great Red pecah, dan segera tubuh besarnya terkena serangan itu.
Slash!
Suara daging yang tersayat bisa terdengar samar-samar, dan korban dalam keadaan...
Berdarah, tubuh Great Red yang sangat kebal akan serangan telah mengeluarkan darah untuk pertama kalinya dalam ribuan atau bahkan puluhan ribu tahun terakhir.
Kulit yang bahkan jika dua Naga Surgawi bekerja sama dan menyerangnya dengan kekuatan penuh tidak akan meninggalkan goresan apapun, sekarang telah berdarah oleh serangan cakar Asheel.
Cakar Asheel bahkan tidak meninggalkan riak yang terlihat begitu menakutkan, tapi berbeda dengan kekuatannya karena serangan itu sendiri sangat menakutkan saat bisa membuat Great Red terluka.
Asheel sebelumnya menggunakan kekuatan konsepnya sendiri, yaitu Kekacauan. Dan dia mengaplikasikannya dalam serangan tersebut.
Dengan menggabungkan beberapa energi menjadi satu, membuatnya menghasilkan energi baru yang sangat destruktif. Hasilnya bisa bervariasi tapi yang digunakan sebelumnya memiliki sifat merusak.
Walaupun serangan sebelumnya menggunakan energi kacau yang begitu kuat, nyatanya energi itu bahkan masih jauh dengan energi kekacauan yang asli.
"Apakah kamu mengerti, Ophis-chan? Kamu tidak boleh boros dalam seranganmu, karena itu akan sia-sia untuk menghadapi makhluk sepertinya. Konsep Infinite-mu sangat kuat dan memiliki banyak potensi, jika kamu menggunakannya hanya untuk meningkatkan serangan energimu, maka itu akan sangat boros." Asheel berkata saat melihat dampak serangannya yang menimbulkan luka pada tubuh Great Red, dan dia mengangguk puas.
"Um!" Ophis yang mendengarkan hanya mengangguk.
Asheel melanjutkan, "Bahkan jika kamu lahir dari ketidakterbatasan yang menciptakan konsep Infinite-mu itu, pada akhirnya kamu sangat terbatas dalam apapun yang kamu lakukan. Walaupun kamu disebut Naga Tak Terbatas, bagaimanapun kamu masih memiliki batas yang sangat bertentangan dengan prinsipmu. Infinite hanyalah sebuah mekanisme dalam kekuatanmu, dan jika kamu tidak bisa bervariasi dalam menggunakannya, bisa dibilang itu hanya akan menyianyiakan kemampuanmu."
Ophis menatapnya sejenak sebelum berkata, "Aku kuat, dan aku adalah seorang Ouroboros. Akulah yang memegang ketidakterbatasan didunia ini. Jangan berkata seperti itu lagi karena perkataanmu membuatku kesal."
Perkataannya mungkin terlihat marah dan menegur, tapi kenyatannya dia masih tanpa ekspresi.
Asheel hanya menatapnya dengan senyuman setelah mendengar teguran Ophis.
"Baik, baik. Jadi, asah kemampuanmu sekarang, ya? Kita mempunyai target ampuh disini," kata Asheel sambik menepuk-nepuk kepala Ophis.
"Um!" Ophis mengangguk dan merasa senang saat kepalanya dibelai olehnya, yang sekarang pada dasarnya menjadi kakak laki-lakinya.
Tapi, Great Red yang mendengar percakapan mereka sebelumnya menjadi marah. Tubuhnya saat ini berdarah di berbagai tempat, yang situasi saat ini sangat jarang dialami olehnya. Itu membuatnya meraung sekali lagi, dan dalam sekejap, bagian yang terluka telah sembuh saat seluruh tubuhnya diselimuti oleh aura merah.
Setelah itu, dia meraung sekali lagi.
RROOOOOAARRRRR !!!!
Gelombang merah keluar dari tubuhnya dan menyebar ke sekitarnya. Itu terus menyebar ke segala arah yang bahkan bisa menyelimuti dunia ini.
"Wow, wow. Dia akan melakukan sesuatu," kata Asheel saat dia menyadari jika Great Red akan melakukan sesuatu yang besar, sesuatu yang akan memengaruhi seluruh dunia ini!
Ophis hanya diam dan menatapnya dengan penasaran.
...
Beberapa saat sebelumnya.
Setelah Asheel menyeret Ophis untuk melawan Great Red, Sera bersama para Guardian Floor yang hadir dan Diablo, ditinggalkan bersama dan saat ini mereka sedang menonton aksi tiga Makhluk Trascend yang akan bertarung, walaupun pertarungan itu 2 vs 1.
Mereka melihat Asheel menghancurkan meteor hanya dengan lambaian tangannya, membuat para Guardian Floor terkagum-kagum walaupun aksi itu tidak terlalu menakjubkan mengingat kekuatan mereka saat ini.
"Seperti yang diharapkan dari Asheel-sama. Menghancurkan halangan apapun yang diarahkan kepadanya!"
"Benar, Aura. Apa yang kamu lihat saat ini hanyalah puncak gunung es dari kekuatan Asheel-sama."
"Itulah yang diharapkan dari Tuan kita! Benar-benar kekuatan yang melampaui Tuhan!"
Kemudian, mereka melihat Asheel yang mengeluarkan serangan terkompresi energi yang sangat kacau membentuk cakar untuk menyerang Great Red, membuat yang terakhir berdarah di sekujur tubuhnya.
Memang serangan kali ini membuat mereka kagum karena bahkan dari jarak yang sangat jauh, mereka bisa merasakan bahaya dan kekuatan menakutkan dari serangan itu.
"Serangan itu sangat kuat, aku bahkan bisa merasakan kekuatannya dari sini!"
"Benar sekali! Bahkan aku, Shalltear Bloodfallen, Guardian Floor terkuat, pasti akan kehilangan banyak HP jika serangan itu mengenaiku."
"Jangan sombong dulu, Shalltear! Kamu pasti akan mati jika terkena serangan itu! Jangankan menerima serangan dari Asheel-sama, dengan otak bodohmu itu, aku pun pasti bisa mengalahkanmu!" Aura mengejeknya karena dia tidak mau kalah.
"Aura!"
Mereka berdua kemudian bertengkar diantara satu sama lain.
Sera yang menonton hanya menggelengkan kepalanya. Kelompok ini sangat fanatik terhadap Asheel dan dirinya, yang kadang-kadang membuatnya tak berdaya, bahkan Diablo yang awalnya sama sekali bukan bawahan Asheel juga sangat mengaguminya.
Jika dia memberitahukan mereka bahwa kekuatan yang dikeluarkan Asheel saat ini bahkan tidak satu tetes kekuatannya, apa yang akan terjadi?
Dia ingin tahu tapi saat ini dia harus menahan diri dan fokus, kalau-kalau terjadi situasi tak terduga mengingat kondisi Asheel saat ini.
"Tapi, penampilan Asheel-sama saat ini sangat luar biasa. Keagungan dan kemuliaan yang dikeluarkan dari aura beliau sangat mengagumkan, membuatku ingin berlutut dihadapannya selama mungkin!" Demiurge tiba-tiba berkata.
"Ya, seperti yang dikatakan olehmu, Demiurge. Asheel-sama saat ini sangat luar biasa, aku sangat ingin terjun dipelukannya~" Albedo juga menambahkan.
"Dengan penampilannya saja, aku sudah sangat basah dibawah. Ahh, mengingat Asheel-sama memperlakukanku saat itu membuatku sangat terangsang~" Shalltear berkata dengan terengah-engah saat sosoknya jatuh ke tanah.
"...."
Mau tidak mau, mereka semua menjauh darinya.
"Tapi, apakah tidak apa-apa membiarkan Asheel-sama bertarung seperti itu? Sepertinya Anda mengkhawatirkan sesuatu, Sera-sama?" Albedo tiba-tiba berkata dengan khawatir.
Sera terdiam sesaat sebelum berkata, "Saat ini adalah periode dirinya yang paling tidak stabil. Aku harus jaga-jaga jika saja dia lepas kendali."
Semua orang langsung terdiam setelah mendengar perkataannya. Sera tidak berbalik saat dia berdiri di puncak tebing sambil mengawasi laut, tempat pertarungan Asheel dan Ophis saat ini.
Rambut dan pakaiannya berkibar tertiup angin, membawa keagungan dengan sosoknya yang mandi dibawah sinar matahari pagi.
Dia lalu menghela nafas sebelum tiba-tiba berkata, "Sebenarnya, sosok Asheel yang kalian lihat saat ini bukanlah sosok aslinya."
Mereka semua yang awalnya diam langsung terkejut saat mendengarnya dan menjadi penasaran dengan sosok aslinya.
"Sosok aslinya adalah....." Sera berhenti sejenak sebelum menatap mereka semua dengan tatapan serius, membuat mereka semua menelan ludah. "Adalah .... penampilan yang selama ini kalian lihat."
"..."
Mereka semua sangat terkejut hingga menjatuhkan diri mereka ke tanah.