webnovel

Kebenaran yang Mengejutkan!

Setelah kunjungan Grayfia di Cafe Maid Pleiades Star, Asheel yang berada dalam pikirannya saat dia merenung selama setengah jam, akhirnya memustuskan untuk mengibur dirinya sendiri di kafe.

Selain berpura-pura menjadi pelanggan di kafenya sendiri, dia juga mencoba untuk menggoda Narberal yang sedang bekerja di kantornya.

Yah, itu untuk hiburannya sendiri dan dia membutuhkan momen yang tepat saat ini.

Bahkan jika dia telah menyerap aura Origin Primordial, beberapa gejala telah muncul kembali hanya dalam waktu satu bulan. Terutama emosinya, yang entah bagaimana sangat labil, menjadikannya merasa aneh karenanya.

Kemudian, setelah puas menghibur diri sendiri, dia lalu pulang ke kondomoniumnya.

Dia memutuskan untuk jalan kaki saat pulang. Seperti biasa, dia melihat-lihat keadaan kota untuk menyegarkan pandangannya.

Melihat interaksi antar manusia, memahami emosinya, serta mencoba mencari alasan mereka melakukannya. Dia tidak pernah bosan dengan hal itu dan setiap dia mengalami Chaos Distraction, dia juga sering menghibur dirinya sendiri dengan berbagai cara.

Mungkin agak aneh untuk orang kuno sepertinya bertingkah laku seperti ini, tapi bahkan para Dewa sesekali juga menghibur diri sendiri dengan pergi ke Alam Fana.

Walaupun aturan Abyss cukup ketat, tapi hanya para Dewa yang sudah diakui oleh Supreme One yang boleh melakukan perjalanan seperti itu.

Mereka, para Dewa, sering membasmi para Dewa Luar yang mencoba menciptakan kekacauan di Abyss, dengan Supreme One yang sesekali turun tangan saat dia mencoba mencari hiburan.

Itulah kenapa bahkan makhluk sekalibernya juga membutuhkan penyegar pandangan karena mereka mudah bosan.

Walaupun Asheel pernah menjadi salah satu diantara mereka, bagaimanapun, dia sangat spesial. Dia pernah memiliki otoritas di Abyss dan Alam Kekacauan pada saat yang sama, tapi salah satunya sudah dilepas oleh Supreme One.

Saat dia masih memiliki otoritas di Abyss, dia juga sering membasmi para Dewa Luar yang menciptakan kekacauan. Agak lucu saat Makhluk Kekacauan sepertinya mencegah kekacauan yang ditimbulkan oleh orang lain.

Bagaimanapun, otoritasnya telah dicopot, dan dia mengasingkan dirinya sendiri di Alam Abyss yang paling rendah.

Pada saat menyegarkan pandangannya seperti saat ini, dia sering mengingat-ingat masa lalunya sendiri, perjalanan hidupnya, tapi yang paling dia ingat hanyalah saat dirinya masih seorang Penguasa para Iblis dan juga menjadi Dewa yang mengatur Abyss.

Adapun perjalanan panjangnya menelusuri berbagai dimensi di Low Abyss, banyak yang sudah dilupakannya karena ingatan itu tidak terlalu penting, dan dia hanya menyimpan pengetahuannya saja.

Melewati pepohonan yang bunganya akan mekar, dia akhirnya sampai di kondomoniumnya. Dia segera naik ke lantai atas, letak kamarnya berada.

Pada salah satu ruangan di lantai itu, dia melihat Sera yang sedang menonton TV dan Kunou yang tidur disebelahnya. Posisi mereka berdua sama-sama tiduran, dengan Kunou yang bersandar pada Sera, sementara yang terakhir menjadi bantalnya dan sesekali mengelus-elus rambut serta ekornya.

"Aku pulang," Asheel mengumumkan kepulangannya.

Sera hanya menatapnya sejenak dan mengangguk padanya sebelum memfokuskan pandangannya ke TV.

"Sambutan yang sangat hangat~" Asheel menyindir setelah melihat Sera yang tidak banyak bicara.

Setelah kata-kata itu terdengar oleh Sera, dia segera melompat dan entah bagaimana, pakaiannya telah dilengkapi oleh apron merah yang dikenakannya secara tiba-tiba.

Dia segera berada tepat didepan Asheel. Setelah melunakkan dirinya, ekspresinya juga berubah drastis menjadi jauh lebih manis.

"Selamat datang, sayang~ Apakah kamu ingin makan? Apakah mandi? Ataukah, 'di-ri-ku' ?"

"...." Asheel hanya menatapnya tanpa ekspresi pada perubahannya yang tiba-tiba.

"Cih," Sera meludah. "Apakah aku harus selalu melakukan itu setiap kamu pulang? Jimatmu aneh...."

Tanpa bisa berkata lebih lanjut, dia tiba-tiba merasakan dirinya menjadi hangat.

Asheel memeluknya langsung setelah melihat Sera yang mencoba memainkan lelucon didepannya. Mungkin Albedo sering melakukan itu padanya, tapi Sera....?

Dia lupa kapan wanita ini terakhir melakukan hal itu, dia sendiri sudah lupa.

"Asheel.....?"

Sementara itu, Sera terkejut dengannya yang memeluknya tiba-tiba. "Ada apa denganmu seperti ini?"

Asheel hanya tersenyum padanya lalu mengangkatnya dalam gendongan putri dan meletakkannya ke sofa.

"Kamu bertingkah aneh?" Sera mengerutkan kening.

"Tiba-tiba aku ingin berada di sisimu," Asheel hanya mengatakan itu sebelum menutup matanya dan bersandar di sofa, tapi tangannya menggenggam tangan Sera dengan erat.

"Hei, apakah menurutmu kali ini akan baik-baik saja?" Dia berkata tanpa mengubah posisinya.

"Apakah kamu khawatir?" Sera balik bertanya.

"Aku hanya merasa jika penstabilan Chaos-ku kali ini akan sangat berbeda," kata Asheel sambil menghela nafas.

"Setiap kamu akan menstabilkan Inti Kekacauan-mu, sikapmu akan menjadi aneh seperti ini. Mendengarmu mengatakan itu, aku menjadi khawatir, kamu tahu?" Sera berkata dengan cemberut, tapi dari matanya dapat dilihat jika dirinya sangat cemas.

"Terima kasih, Sera, karena mau memikirkan orang sepertiku."

"Apa yang kamu katakan? Keberadaanmu sangat berarti bagiku! Bahkan jika kamu tidak menyadarinya, aku ... aku sangat mencintaimu!" Sera berkata dengan serius dan tatapannya menatap langsung pada matanya.

Tiba-tiba, Asheel merasakan air mata mengalir dari matanya.

"Aku menjadi seperti orang bodoh, ya?" Di tengah air mata itu, dia tersenyum saat matanya menatap Sera.

Dia melanjutkan dengan suaranya yang seperti gumaman, "Mungkin, mimpi yang kualami tiga tahun yang lalu, adalah diriku sendiri...."

Mata Sera membelalak kaget setelah mendengarnya, "Kelahiran Makhluk Chaos itu ???"

"Ya," Asheel mengonfirmasi, dia saat ini juga memiliki ekspresi yang tak berdaya.

"Bagaimana mungkin...?!" Sera tidak bisa mengucapkan kata-kata apapun selain itu. Dari segala kemungkinan yang dia pikirkan, kata-kata yang diucapkan Asheel tidak pernah ada di spekulasinya, karena itu dia menjadi sangat terkejut.

Bagaimanapun, kelahiran Makhluk Chaos adalah masalah yang sangat serius, bahkan bagi Ayahnya, Supreme One. Jika Makhluk Chaos sampai mendapat otoritas dari Alam Kekacauan, maka makhluk itu bisa mencaplok Abyss sedikit demi sedikit hanya dengan menggunakan hubungannya dengan Alam Kekacauan.

Aneh bagi eksistensi Makhluk Chaos seperti Asheel untuk tidak mencoba untuk mencemari Abyss menggunakan otoritasnya sebagai bagian dari Alam Kekacauan. Karena itu, dia spesial dan diperlakukan istimewa oleh para Dewa yang mengatur Abyss, padahal mereka hanya merasa takut padanya.

Melihat ekspesi Sera yang sangat terkejut, Asheel hanya tersenyum kecut.

"Seberapa kuat kamu menjadi kali ini....?" Sera mengatakan hal yang sangat penting secara langsung.

"Aku tidak tahu," Asheel menggelengkan kepalanya lalu menatapnya dengan dengan tatapan penuh kasih. "Nah, apakah kamu sekarang menjadi takut padaku setelah mengetahui hal itu?"

Mendengar kata-kata putus asa itu, Sera hanya menatapnya seperti sedang menatap orang idiot.

"Apakah kamu masih mengucapkan kata-kata seperti itu setelah semua?"

Sera berusaha untuk menjadi orang yang menghiburnya saat ini, dengan selalu bersamanya apapun yang terjadi!

Dia lalu mengusap air mata yang tersisa di wajah Asheel.

"Aku tahu jika kata-kata yang kukatakan barusan terdengar sangat bodoh, tapi, dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku sangat takut kehilanganmu. Tidak, kehilangan kalian semua yang berada di sisiku selama ini..."

Sera menatapnya dengan sedih saat melihat kesulitan di wajah Asheel.

Dia tahu kenapa Asheel mengucapkan kata-kata itu karena kesadaran akan dirinya sendiri. Dia yang tahu akan wujud sejatinya, bagaimanapun tetap mencintainya terlepas dari semua hal yang berasal darinya.

Jika diibaratkan, maka itu akan seperti seorang manusia yang sangat mencintai monster menyeramkan yang sangat menakutkan di mata orang-orang.

Ya, itu ungkapan yang tepat untuk digambarkan pada keadaannya.

Hanya karena dia mencintainya, dirinya mendapatkan perlakuan yang tidak wajar dari orang-orang disekitarnya.

Maksud dari orang-orang itu adalah para Dewa yang hidup di alam yang sama dengan Ayahnya.

Bagaimanapun, siapa yang akan waras untuk mencintai Makhluk Chaos sepertinya?

Tetap saja, hal itu tidak akan menghalangi rasa cintanya terhadap Asheel.

Walaupun begitu, dia juga masih bersyukur karena telah mendapatkan cinta kekeluargaan dari Ayahnya sendiri bersama para wanitanya, yang dia sendiri menganggap mereka semua sebagai Ibu, walaupun dipermukaan dia tidak pernah mengakui mereka.

Ayahnya, Supreme One, juga merestui hubungannya dengan Asheel entah bagaimana, yang membuatnya sangat senang saat itu.

Mengingat keluarganya, dan apa yang telah mereka berdua lalui selama ini, dia menjadi sangat bertekad untuk menyerahkan segalanya pada orang yang dicintainya, pria didepannya, Asheel Doom!

"Asheel, dengar! Aku berjanji dengan hidupku jika aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Bahkan jika seluruh Abyss menjadi musuhmu, aku akan tetap berada di sisimu saat itu!"

Kalimat itu dia katakan dengan penuh cinta yang dia rasakan terhadap pria didepannya, yang juga membuktikan ketulusannya.

Asheel tersenyum lebar setelah mendengar kata-kata itu. Hatinya yang selama ini berada dalam kekacauan telah menemukan cahaya abadi hanya dengan kata-katanya.

Cahaya itu adalah harapannnya!

Dan itu akan selalu menjadi pegangannya dan akan mengerahkan kekuatannya sekuat tenaga untuk melindunginya!

"Ya, selama ini aku masih memilikimu. Dan orang-orang yang selalu bersamaku. Dari Nazarick, saudara angkatku, para wanitaku, hingga semua orang yang kuanggap penting. Aku sangat bersyukur kalian ada untukku!"

Terlepas dari semua dosa yang telah dia lakukan, dengan ketidakpeduliannya terhadap jiwa-jiwa yang malang, dan tekanannya karena telah terlahir sebagai Makhluk Chaos. Bahkan eksistensi sepertinya mempunyai harapan didalam dirinya.

Walau begitu, dia tidak akan pernah lepas dari takdir yang mengikatnya, takdirnya sebagai Penguasa Kekacauan!

Next chapter