webnovel

Dhampir

"Hahh... hah... lari, cepat! Serahkan yang disini padaku!"

"Tidak, Valeri! Jangan tinggalkan aku sendiri!"

"Jangan keras kepala, salah satu dari kita harus hidup! Larilah, Gasper!"

Dua makhluk hibrida vampir, atau yang bisa disebut Dhampir, berusaha untuk mempertahankan hidupnya satu sama lain.

Di tengah salju yang turun, mereka menghadapinya dengan berani sambil membawa harapan untuk hidup.

Gadis Dhampir muda berusia delapan atau sembilan tahun, dan Dhampir lainnya adalah lelaki kecil dengan pakaian crossdresser yang berusia lima tahun.

Masih muda, tapi keduanya tidak mendapatkan masa kecil yang seorang anak sepertinya layak dapatkan. Dan sekarang, bencana besar sedang terjadi pada bangsa Vampir, dan mereka harus melarikan diri dari malapetaka itu.

"Kemana kalian ingin melarikan diri?"

Dari belakang adalah Gadis Vampir yang mengejar mereka. Dia adalah penggambaran dari kecantikan sejati, memiliki tubuh montok walaupun berpenampilan seperti gadis berusia 14 tahun, kulitnya pucat mengkilap, mata merah menggoda, dan fitur wajah halus seperti boneka. Rambut peraknya diikat dengan kuncir kuda melalui pita besar di atasnya.

"Tidak! Biarkan dia pergi!"

Dhampir yang lebih tua memohon dengan putus asa. Bagaimanapun, sebagai satu-satunya teman baginya, dia ingin membuat hidupnya lebih bahagia.

"Tidak ada yang diizinkan untuk melarikan diri dari bawah mataku."

Gadis Vampir itu hanya berjalan mendekati mereka berdua, tetapi setiap langkah yang dia ambil menghabiskan beberapa langkah sekaligus.

Sementara kedua Dhampir itu berlari dengan seluruh nafas mereka, perjuangan itu disusul hanya dengan beberapa langkahnya saja.

"Cukup, Shalltear! Jangan main-main, segera selesaikan urusanmu!"

Suara yang bermatabat terdengar keras oleh mereka bertiga. Suara itu tidak bisa dideteksi dari mana asalnya, hanya menggema disekitarnya.

"Dasar tidak menyenangkan, Demiurge! Baik, baik! Aku akan segera menyelesaikannya!" Shalltear berkata dengan kesal.

Setelah itu, aura sebenarnya yang dari tadi dia sembunyikan muncul darinya. Itu adalah aura predator yang haus akan darah.

"Sekarang, apakah kamu masih ingin bermain kejar-kejaran?"

Gadis Dhampir itu sangat ketakutan ketika merasakan aura Shalltear berubah. Dia berusaha sekuat tenaga untuk tetap berlari di belakang temannya walaupun setiap langkah yang dia ambil menjadi lebih berat.

Sementara itu, Dhampir yang lebih muda tidak bisa menahannya lagi saat tubuhnya yang masih kecil mencapai batasnya, selain itu dia harus bertahan terhadap cuaca yang dingin. Walaupun bangsanya memiliki sedikit kekebalan terhadap cuaca ini, tetap saja dia tidak terlatih dan ada batasannya.

"Tidak, Gasper! Jangan hentikan langkahmu, terus berlari!"

Gadis Dhampir itu, Valerie, berhenti sejenak setelah dia menoleh dan melihat teman masa kecilnya berhenti berlari.

"Tapi, Valeri! A-aku tidak bisa!" Tubuhnya bergetar hebat saat kakinya bahkan tidak mau bergerak setelah aura predator Shalltear memengaruhinya begitu banyak.

"Tidak peduli apa, gerakkan kakimu! Tenang saja, aku akan melindungimu disini!" Valerie dengan cepat berteriak saat Shalltear semakin dekat dengannya.

"Jika itu Cocytus, maka dia akan menghormati keberanianmu. Tapi sayangnya, aku bukan dia."

Shalltear akhirnya berhenti di langkahnya saat dirinya sudah sangat dekat dengan mangsanya. Keduanya saling berhadapan, hanya dipisahkan oleh jarak beberapa meter.

Sementara Shalltear tersenyum kecil dan menjilati bibirnya, Valerie mengungkapkan ekspresi putus asa dan pasrah akan nasib yang akan dihadapinya, tapi hatinya dipenuhi oleh kelegaan karena teman masa kecilnya telah berhasil mengalahkan ketakutannya dan mulai melarikan diri sekali lagi.

Shalltear sepertinya mengabaikan Dhampir yang melarikan diri dan malah menatap Valerie dengan ekspresi tertarik.

"Sepertinya kamu sudah selesai bermain, ya?"

Valerie menggertakkan giginya, "Kenapa Vampir sepertimu bekerja sama dengan Iblis dan membantai bangsamu sendiri ?!"

"Bekerja sama dengan Iblis?" Shalltear tertawa, "Jangan salah paham, kami hanya melayani Tuan yang sama."

"Vampir Sejati sepertimu melayani seseorang?" Valerie memiliki ekspresi yang tidak bisa dipercaya.

Bagaimanapun, Vampir berdarah murni biasanya memiliki sikap yang sombong dan meremehkan ras lain, serta sering membeda-bedakan bangsanya sendiri berdasarkan kemurnian darahnya.

Faktanya, diskriminasi antara Vampir dan spesies lain begitu kuat sehingga telah mencapai titik di mana Dhampir, diperlakukan dengan buruk bahkan oleh anggota keluarga mereka sendiri.

Jadi, untuk Vampir Sejati seperti Shalltear melayani orang lain, tentu saja sulit untuk mempercayainya begitu saja.

Walaupun dia hanya anak kecil, tapi dia adalah gadis yang cerdas. Dilahirkan dari salah satu Fraksi yang memimpin Vampir selama ratusan tahun dan seorang Ibu manusia. Dia adalah putri pertama pemimpin Fraksi Tepes yang memimpin kubu kepemimpinan pria di antara Bangsa Vampir setelah terbelah menjadi dua kubu. Dia juga tahu bahwa bangsanya saat ini sedang diserang oleh para Iblis.

Shalltear tidak terganggu dengan keheranan Valerie, dia masih tertawa kecil.

"Apakah kamu memiliki kata-kata terakhir?"

"Kata-kata terakhir?" Valerie bingung dengan tingjah laku Shalltear. "Kalau begitu, setidaknya biarkan Gasper hidup!"

"Apakah itu? Aku hanya ingin mendengar kata-kata terakhirku, bukan permohonanmu." Shalltear melambaikan tangannya saat dia bergerak maju. "Tapi sayang sekali, jika kamu memiliki kegunaan, kamu masih bisa diselamatkan."

"Haha, untuk Vampir sepertimu mengatakan hal seperti itu ... "

Bahkan dia gadis Dhampir berusia sembilan tahun, mampu mencemooh pemikiran Shalltear. Dalam benaknya, bahkan jika dia berguna, maka itu hanya akan menjadi alatnya atau bahkan budak. Jadi dia tidak berharap terlalu banyak, hanya berharap keselamatan satu-satunya teman didunia ini.

Menghentikan pikiran itu, dia menatap Sang Vampir Sejati dengan waspada.

Kuku di jari Shalltear menjadi lebih panjang dan tajam. Dengan langkah ringannya, dia segera berada tepat didepan Valerie. Dan dengan menggunakan kuku-kuku itu sebagai senjata, dia mengarahkannya ke Valerie dan berniat untuk mengoyaknya.

Valerie berdarah setelah terkena sayatan dari serangan Shalltear. Luka itu sangat parah karena melukai organ dalamnya, walaupun dia hibrida Vampir, tetap saja dia hanya setengah murni dan regeneratifnya tidak sebaik berdarah murni.

Tubuhnya tergeletak di tanah saat matanya tidak bernyawa lagi.

Shalltear memeriksa kuku-kukunya yang sudah kembali normal, dia mengeluarkan penghalus kuku dan menggunakannya untuk memolesnya.

"Tubuh ini dipersembahkan untuk Asheel-sama tercinta, aku harus terus merawatnya." Shalltear bergumam di sela-sela aktivitasnya.

Tapi, beberapa saat kemudian, dia mengerutkan kening saat merasakan Gadis Dhampir itu masih hidup. Dia menoleh ke arahnya dan melihat Valerie terhuyung di kakinya saat yang terakhir mencoba untuk berdiri.

Sementara itu, Valerie linglung. Ekspresinya dipenuhi oleh keheranan dan ketidakpercayaan.

"Aku ... masih hidup?"

Dia memeriksa dirinya sekali lagi dan merasakan bahwa lukanya telah pulih. Itu mengejutkan saat terjadi terlalu tiba-tiba baginya.

"Bagaimana mungkin?" Valeria berkata dengan ketidakpercayaan.

"Oya, kamu masih hidup?"

Shalltear juga heran dan bingung saat melihat Valerie yang masih hidup. Dia percaya diri bahwa serangan sebelumnya akan langsung membunuhnya, karena serangan itu bahkan bisa langsung memisahkan jiwa dari tubuhnya.

Perhatiannya segera tertuju pada cangkir kecil yang berada di tangan Valerie. Dia mengerutkan kening setelah merasakan kekuatan dari cangkir emas itu.

"Apakah itu Item Sihir yang bisa menyelamatkan nyawamu?" tanya Shalltear.

Bagaimanapun, dia juga mempunyai Item Sihir yang bisa memberinya satu kesempatan hidup. Item itu berupa cincin yang dikenakannya, itu diberikan oleh penciptanya Peroroncino. Cincin itu bisa memberinya nyawa penuh setelah dia mati, yang artinya dia bisa hidup kembali dengan memulihkan nyawa sepenuhnya. Tapi sayangnya, itu tidak bisa memulihkan mana-nya. Tetap saja, itu luar biasa karena harta itu adalah Item penyelamat hidup.

Perhatiannya masih tertuju pada cangkir emas ditangannya.

Sementara itu, Valerie dengan linglung melihat cangkir kecil ditangannya.

"Ini adalah...?"

Dia tidak tahu apa itu karena secara tiba-tiba muncul ditangannya.

Saat dia memikirkan tentang cangkir kecil itu, tiba-tiba dia mengalami sakit kepala yang hebat. Rasanya seperti dengan paksa memasukkan sesuatu ke dalam apa yang seharusnya tidak pada tempatnya.

Dia mencengkram kepalanya dengan kedua tangannya, ekspresinya seperti sedang menahan sesuatu, keringatnya semakin deras dengan wajah kesakitan itu.

Shalltear tidak mengatakan apa-apa dan hanya menonton seluruh proses.

Setelah beberapa saat, sakit kepalanya berhenti dan dia terengah-engah. Informasi baru secara paksa dimasukkan ke dalam otaknya.

"Aku adalah pemilik Sephiroth Graal?"

Next chapter