Sesampainya di sekolah, acara pemgumuman pun di mulai. Nggak keliatan lagi batang hidung si Resti.
"Gue yakin cabut dia, mana berani nampak-in diri. Baguslah, artinya masih ada urat malu," ucap Aneth. Alex mengelus punggung istrinya, supaya emosinya mereda.
Mereka kembali berdiri di barisan paling belakang aula. Di atas panggung Mc udah mau mulai membacakan pengumuman namun sebelum itu ada penampilan terakhir dari anak kelas enam.
Mempersembahkan lagu untuk para dewan guru, jadi bagian ini nggak masuk penilaian.
Kay berbisik pada Alfad, "aku jantungan, sumpah." Tangannya panas dingin.
"Sama, aku juga. Yok pegangan tangan, saling nguatin." Alfad mengulurkan tangan, di sambut baik oleh Kay. Dhika yang melihat itu langsung menggeram marah. Bisa-bisanya bocah satu ini modusin putrinya.
Cia tersenyum lalu berbisik, "udah biarin aja, namanya juga temen. Biasa gitu."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com