Dhika memilih mandi di bawah shower, nggak bisa duduk, ngilu. Gini amat naseb bulan madunya. Tanpa suara dia membersihkan diri gitupun dengan Cia.
Cia liat Dhika jalan dengan susah payah, kaya dia dulu jalan pas pertama kali di unboxing. Rasanya lucu, tapi mau ketawa kasian sam suami.
"Sini aku liat," ucap Cia.
"Apanya yang di liat?" Otak Dhika udah kotor aja. Sebab tadi dia mau ajak istrinya making love, tapi siapa sangka bisa jatuh kaya gitu. Apes.
"Bokong, apalagi emang?" tanya Cia sambil mengeringkan rambut.
"Mungkin yang di depan, sakit juga."
Cia melotot, "yang jatuh bokongmu kenapa bahas belalai?"
"Belalai?" Dhika mengintip apa yang ada di balik handuknya.
Alisnya mengkerut, "tidak mirip belalai. Belalai lebih panjang dan besar, kamu suka yang seperti itu?"
Cia kelagapan dengan wajah memerah, otaknya traveling, ngebayangin milik Dhika beneran sebesar belalai gajah, bisa-bisa nimbus tenggorokkan. Bulu romanya bergidik ngeri, dia langsung menggeleng.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com