Barulah si Menik terasa pas karyawan terakhirnya ini, itu pun karena sodara sendiri yang di ajaknya, nggak mungkin merugikan menurut dia.
Parahnya pernah dia pikir penjual yang nggak hits miara tuyul terus ngambilin uang hasil jualan dia.
Alex pernah liat si Menik bawa dukun buat nangkap tuyul, sumpah geli banget si Alex liatnya. Jaman sekarang masih aja percaya klenik gitu.
Balik lagi ke meja tempat mereka ngumpul, semua khidmat menikmati makanannya, nggak bisa di pungkiri perut mereka emang laparnya nggak tau bilang.
Bayangin dari rumah nggak sempat sarapan, belajar lima jam terus di tuntut nonton konser tanpa jeda di tengah matahari sedang condong-condongnya.
Bisa bayangin penderitaan mereka? Belum lagi suara penyanyi buat lambung terhisap. Sumpah kondisi mereka kayak orang perang di tengah gurun, bukan pendekar tapi umpan tembak.
"Lo parah sih Gabb, tadi gue minta tolong lo nggak mau, sedikit pun gue nggak nikmati makanan gue." Keluh Andy.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com