Dengan perlahan aku bertanya pada Among, saat dia menundukkan kepalanya lalu menyeruput secangkir minuman yang tersedia di atas meja depan kami.
"Sayang, ada apa? Kau terlihat marah, bukankah Haris adalah sahabat dekat mu? Dia akan datang tapi kau…"
Among menatapku tajam sehingga menghentikan bicaraku padanya barusan. "Apakah dia tampan?" tanya Among padaku tiba-tiba.
"Mmh… Semua lelaki memang tampan bukan?" balasku sekenanya.
Among sontak membung wajahnya dari hadapanku. Apakah jawabanku membuatnya marah?
"Sayang, ada apa? Hem?"
"Aku takut kau jatuh hati pada Haris," tegas Among sambil menatap wajahku. Kulihat tatapan kedua mata nya terdapat kegelisahan dan ketakutan di dalam sana.
"Ehhem, Sayang… Kau ini berpikir terlalu serius, dia sahabatmu dan aku juga tidak mengenalnya. Aku hanya memikirkanmu dan akan selalu mencintaimu. Itu tidak akan pernah terjadi, aku pastikan! Kau percaya padaku, kan?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com