Hari-hari bahagia

Malam ini, aku kembali akan menjalani sebuah hubungan dengan seorang laki-laki dalam status berpacaran. Laki-laki tampan dan humoris, yang tanpa sengaja kami bertemu kala itu saat hatiku justru membutuhkan bantuan perihal hati.

"Agung..."

"Hem, kenapa memanggilku dengan kata itu?" Agung menyela bicaraku saat aku hendak bicara padanya setelah sejak tadi kami saling terdiam menahan kecanggungan di tengah kami.

"Lalu apa?"

"Sayang, aku ingin kau memanggilku dengan sebutan sayang, jadi aku akan merasa kita benar-benar menjadi sepasang kekasih saat ini."

Aku tersenyum menatap wajahnya saat ini. "Hem, baiklah..." jawabku mengiyakannya.

"Baiklah? Baiklah apa?" tanya Agung sambil menggelitiki bagian pinggangku.

"Aduh, hentikan!" aku mencoba menghentikannya namun Agung tetap saja menggelitikiku. "Sayang, hentikan..." ujarku kemudian.

Sontak saja Agung menghentikannya, dia benar-benar berhenti menggelitikku.

"I love you," ucap Agung dengan lembut.