Ardha Candra menatap lagi wajah sang malaikat. "Aku yakin aku memang tidak sedang bermimpi ketika hal itu terjadi," ujarnya. "Tapi, aku juga tidak yakin memahami apa yang kau katakan barusan itu."
Sang malaikat tersenyum. "Maksudku, tentang waktu yang terhenti seiring kemunculan makhluk bersayap api yang kau sangkakan adalah aku seketika itu juga."
"Waktu yang terhenti?" ulang Ardha Candra dengan kening mengernyit. "Ja—jadi, jadi itu alasannya mengapa aku merasakan sesuatu yang sangat-sangat aneh seketika di saat makhluk bersayap api itu membawa gadis kecil tersebut beserta Divine Sword?"
"Yaa," sang malaikat mengangguk-angguk. "Itulah yang terjadi. Waktu terhenti dan dia membawa gadis kecil dan buta itu dan mengambil kembali pedang magis yang dititipkan kepadamu itu."
"Mengambil kembali?" kening pria tersebut semakin mengerut saja dengan ucapan sang malaikat.
"Tentu saja," ujar sang Malaikat Agung. "Karena sejatinya, pedang kematian itu adalah milik dia."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com