webnovel

Kasih Sayang

Ayah Krei menutup amplop itu terlebih dahulu dan duduk disebelah Krei.

"Krei… Ayah tahu kami berdua (dengan Ibunya Krei) pernah menyakitimu sejak lama ketika kami tahu kelebihan yang kamu miliki, Krei. Dan bertahun-tahun kami merasa terhukum karena reaksi kami saat itu. Itu membuat jarak kita sebagai keluarga.

Kami berdua ingin sekali bicara denganmu, Krei. Meminta maaf dan melakukan hal lain seperti layaknya keluarga."

Saat itu hati Krei seperti hancur mendengar betapa sedihnya melihat Ayah mengutarakan perasaannya.

"Dan alasan ayah membantumu untuk masuk ke akademi adalah karena ayah khawatir. Kami tau anak ayah ini sangat pintar, namun karena apa yang ayah lakukan sebelumnya, kamu harus mengorbankan banyak hal. Ayah tidak mau itu terjadi. Ayah ingin kamu melebarkan sayapmu."

Mendengar ayahnya mengatakan itu semua. Krei tidak bisa menahan tangisnya dan memeluk ayahnya.

"Maafin aku karena selama ini berlaku buruk kepada, ayah dan mama. Aku melakukan semua ini karena aku tidak mau terlihat berbeda dimata kalian. Aku tidak tahu bahwa perlakuanku ini justru membuat kita lebih jauh."

"Tidak apa-apa. Kami memakluminya. Sebagian juga salah kami karena hal yang mirip pernah terjadi sebelumnya."

Krei mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh ayahnya.

"Apa yang Ayah maksud?" tanya Krei.

"Apa kamu pernah melihat foto-foto ayah bersama laki-laki yang mirip dengan ayah?" tanya Ayahnya kembali.

"Iya. Foto yang ada di ruang keluarga kan?" Krei memastikannya.

"Betul. Dia adalah adik Ayah satu-satunya dan dia pernah terlibat dengan ISA. Dia adalah seorang wartawan yang sangat berbakat. Ayah sangat membanggakannya saat itu." jelas Ayahnya.

Krei bingung dengan pilihan kata ayahnya. Dia menggunakan kata "terlibat" daripada "direkrut". Krei merasakan ada hal yang aneh namun cerita lanjutan dari ayahnya membuatnya untuk tidak memikirkan hal itu.

"Namun setelah tersebarnya berita keberadaan ISA 10 tahun yang lalu. Dia menghilang entah kemana dan sejak itu ayah tidak bisa menemukannnya." Ayahnya menceritakan dengan raut wajah yang sangat sedih.

Krei bisa merasakan kerinduan ayahnya terhadap saudara dan dia memeluknya sekali lagi.

Lalu ayahnya melepas pelukan Krei dan berkata,

"Ini adalah alasan ayah ingin yang terbaik untukmu Krei. Ayah ingin setidaknya kamu merasakan hidup normal dimana kamu bersekolah dengan orang-orang yang memiliki bakat sepertimu. Kami ingin melihatmu tersenyum." Sambil mengelus pipi Krei.

Mencoba mengerti perasaan ayahnya, Krei juga berpikir ulang mengenai keputusannya. Yang awalnya dia berpikir untuk tidak pergi, lalu sekarang dia mempunyai alasan yang baru.

Lalu Krei menatapnya dan berkata, "Ayah, selama ini mungkin aku sudah salah menilai kalian (Orang tuanya). Aku pikir kalian adalah orang biasa yang terlalu takut jika aku menunjukkan bakat ini pada dunia. Tapi, alasan kalian diam selama ini ternyata bukan karena itu, tapi karena kalian tahu bahwa tidak akan ada yang aku dapatkan selama aku ada disini. Kalian menunggu orang yang membantu seperti 2 orang tadi." Krei bilang.

Ayahnya tersenyum. Sebelumnya, dia mendengar perkataan Jae Ho mengenai kekuatan Krei dan mengejutkan untuk mendengar langsung tentang suara hatinya dari anaknya sendiri.

"Namun ada hal yang tidak benar," Ayahnya berkata.

Krei bingung dengan hal yang dikatakan ayahnya. Dengan suara yang dia dengar dari ayahnya, mustahil dia mengatakan hal yang salah.

"Ada 1 hal yang setidaknya kamu pelajari saat ini dan hal itu harus kamu ingat sampai kapanpun. Itu adalah kasih sayang dari kami, keluargamu, Krei." Kata Ayah Krei.

Next chapter