Dalam perjalanan Andin terus menangis. Chelsea sedari tadi bingung dengan sikap ibunya yang tiba-tiba masuk mobil tanpa membawa apa-apa dan langsung menangis. Ingin sekali ia bertanya, tapi takut.
"Sayang, pakaianmu sudah tidak ada yang bagus. Jadi mama putuskan untuk membeli yang baru saja begitu kita tiba di sana." Saat itulah Andin bicara setelah tiga puluh menit mereka terdiam.
Chelsea semakin bingung. Meski dia tidak tahu pakaian mana yang dimaksud ibunya, tapi setahu dia semua pakaiannya masih bagus. Bahkan masih ada beberapa yang masih baru dengan lable yang masih terpasang.
"Kenapa Mama menangis?"
Air mata Andin semakin deras. Ingatan akan pertempuran hebat di atas sofa antara sahabat dan suaminya membuat hatinya tercabik-cabik. Tapi demi mencegah timbulnya kecurigaan dari sang anak, Andin mencoba untuk tertawa meski sebenarnya tidak bisa.
"Mama tidak apa-apa. Mama hanya sedih tadi melihat film di dalam yang papa nonton.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com