webnovel

30. Mendorong

Almira melihat ada kolam renang dan rencana busuknya kembali muncul sebab dia sangat tidak suka dengan apa yang terjadi pada Fahira. Dia berpikir jika keluarga suami Fahira akan memperlakukan sang adik dengan kejam dan tidak adil tetapi semua itu tidak terjadi.

Dia pun kembali mendorong kursi roda Fahri mendekat ke arah kolam renang itu, dia hendak mendorong sang adik masuk ke dalam kolam renang. Almira hanya ingin melihat adiknya itu menderita dan meminta tolong padanya agar nyawanya selamat.

"Jangan lakukan niat burukmu itu kau akan menyesalinya," ucap Fahira yang sudah tahu apa yang ingin direncanakan oleh sang kakak.

Fahira tidak akan membiarkan sang kakak melakukan hal yang bisa membahayakan dirinya, saat ini kedua kakinya masih belum bisa digerakkan dengan bebas. Namun, dia tidak akan memperlihatkan rasa takut dan kelemahan yang ada di dalam dirinya pada sang kakak.

"Memohonlah padaku maka aku akan melepaskanmu," ucap Almira sembari tersenyum samar, dia ingin mendengar adiknya memohon pada dirinya.

Mendengar adiknya memohon dan meminta ampun adalah hal yang dinanti-nantikan sebab hal itu bisa membuatnya merasa sedikit puas. Sebenarnya dia lebih suka jika melihat sang adik menderita di sepanjang hidupnya. Dan dia juga tidak tahu mengapa hatinya bisa merasa senang jika melihat Fahira menderita karena semua rencana yang sudah di buatnya.

"Kau Bukan Allah dan aku tidak akan pernah memohon pada manusia seperti dirimu," Fahira menjawab ucapan yang dilontarkan oleh sang kakak tadi padanya.

Almira terkekeh dan dia merasa jika adiknya itu sudah mulai berani terhadap dirinya, dia kembali teringat akan kenangan masa kecilnya. Dia selalu berhasil membuat sang adik ketakutan dan memohon padanya agar di lepaskan dari semua yang sudah dilakukan olehnya.

Namun, sekarang sang adik sudah berubah menjadi adik yang membangkang, oleh sebab itu Almira akan menghukum adiknya itu dengan mendorongnya ke dalam kolam renang. Sebelum mendorong sang adik Almira melihat sekeliling apakah ada orang atau tidak.

"Kau nikmati saja apa hadiah yang aku berikan ini," bisik Almira pada Fahira lalu dia mendorong sekuat tenaga kursi roda yang diduduki oleh Fahira.

Fahira pun langsung tercebur ke dalam kolam renang, dia berusaha untuk menggerakkan kedua kakinya tetapi tidak bisa. Tubuhnya pun mulai masuk ke dalam kolam renang yang dalam, dia berusaha kembali mengangkat tubuhnya dan mengambil udara untuk bernapas.

Almira tersenyum puas melihat apa yang terjadi di depan matanya, dia tidak peduli dengan nyawa sang adik. Yang dia pedulikan ada rasa senang melihat Fahira menderita dan berjuang demi mempertahankan hidupnya dari dalam kolam renang.

Dia melihat dari kejauhan ada sang ibu yang sedang berjalan ke arahnya, Almira kesal dengan hal itu. Kesenangannya pun akan berakhir tetapi dia memberikan sedikit lagi kesempatan baginya untuk bersenang-senang melihat sang adik yang hampir kelelahan. Dalam benaknya berkata jika sang adik hari ini beruntung karena ada sang ibu yang sudah menyelamatkannya.

"Fahira …," teriak Almira dengan sekuat tenaga dan dia pun langsung melompat ke dalam kolam renang untuk menyelamatkan sang adik sebab ibunya sudah mengarah ke arah dirinya.

Sang ibu pun langsung berlari karena mendengar teriakkan Almira yang memanggil nama Fahira. Dia juga melihat ke arah kolam renang dan terus berlari, Umi Halimah pun mendengar teriakan Almira yang memanggil menantunya lalu dia berlari ke arah kolam renang.

"Abi, Fahira … ada di kolam renang," teriak Umi Halimah yang melihat suaminya baru masuk ke dalam rumah.

Abi pun berlari menuju kolam renang untuk melihat apa yang terjadi pada menantunya itu, dia melemparkan tas yang ada di tangannya itu. Dia berlari sekuat tenaga menuju kolam renang dan melihat Fahira yang sudah berada di dalam kolam renang serta seorang wanita yang berusaha untuk menyelamatkan menantunya itu.

"Fahira ...," Abi memanggil memantunya itu lalu membatunya naik ke atas.

Umi Halimah yang tadi berlari langsung mengambil sebuah handuk yang ada di kursi dekat kolam renang lalu memberikannya pada Fahira untuk menutupi tubuh sang menantu. Sang abi pun langsung menutupi tubuh Fahira dengan handuk yang tadi istrinya berikan.

Sedangkan Almira tidak dipedulikan, itu membuat Almira merasa kesal dan dia akhirnya berjalan menuju sebuah kursi lalu mengambil handuk yang ada di sana. Dia melihat terus ke arah Fahira yang begitu di kasihi di rumah ini dan dia tidak suka dengan hal itu.

Almira pun semakin kesal jika melihat semua itu sebab dia kembali teringat dengan mundurnya acara pernikahannya dengan calon suami yang sudah dipilihkan oleh abinya. Dia tidak mengira sang abi bisa memundurkan acara pernikahannya hanya karena Fahira masih berada di dalam rumah sakit kala itu padahal sang abi sudah berjanji tidak akan melakukan itu.

Terlihat ada pelayan yang datang juga karena mendengar terikan sang majikan, mereka melihat apa yang terjadi dansalah satu dari pelayan itu langsung mengangkat kursi roda yang sudah ada di dalam kola renang. Dia juga di bantu oleh seorang pelayan lainnya untuk mengeluarkan kursi roda milik Fahira.

"Abi, bawa Fahira ke kamarnya biar Umi gantikan pakaiannya," ucap Umi Halimah pada suaminya.

Abi pun langsung menggendong Fahira yang terlihat sudah kedinginan dan dia berjalan menuju kamar sang menantu. Umi Halimah pun melihat ke arah Almira dan menyuruhnya untuk ikut ke dalam kamar Fahira untuk berganti pakaian yang kering dan bersih.

Almira menganggukkan kepalanya lalu berjalan mengikuti Umi Halimah yang sudah berjalan di depannya. Sedangkan Umi Salamah melihat Almira dengan tatapan selidik, dia merasa ada yang aneh dengan kejadian tadi tetapi dia tidak akan mempertanyakan hal itu saat ini. Sebab dia yakin akan ada drama yang bisa membuatnya merasa malu dan kesal.

Abi sudah berada di dalam kamar Fahira dan merebahkan sang menantu di atas tempat tidur setelah itu dia pun langsung ke luar dari kamar dan menyerahkan semuanya pada sang istri. Umi Halimah langsung mengambil pakaian ganti untuk Fahira juga Almira yang ada di dalam almari menantunya itu lalu dia memberikan salah satu pakaian Fahira pada Almira.

"Kau bisa mengganti pakaianmu di dalam kamar mandi," ucap Umi Halimah pada Almira.

Almira pun menganggukkan kepalanya, dia kali ini tidak banyak bicara tetapi dalam hatinya selalu merutuk dan menghina Fahira. Dia juga mengutuk sang adiknya karena sudah mendapatkan keluarga yang begitu sayang dan perhatian. Rasa bencinya pun pada Fahira semakin meningkat di dalam hatinya.

"Aku membencimu Fahira aku harap kau akan mati dengan cepat," gumam Almira setelah berada di dalam kamar mandi.

Next chapter