webnovel

12. Kebencian

Hinata melayangkan pukulannya bertubi-tubi pada Kazumi, rasa marah yang ada di matanya tidak bisa padam begitu saja. Dia sama sekali tidak membiarkannya berdiri dengan tegap.

Pukulan terus saja menghujani Kazumi, dia terlihat sudah lemah tetapi kembali berdiri dengan sisa tenaga yang dimilikinya. Fahira melihat ada kekuatan yang begitu besar dalam diri Kazumi, entah apa itu. Namun, yang pasti kekuatan itu yang membuatnya bertahan hidup.

"Apa kau ingat? Setiap misi yang kita jalankan hah?!" pekik Hinata sembari menarik rambut Kazumi sehingga wajahnya mendongak.

"Jika kau adikku—tidak mungkin melakukan semua ini," jawab Kazumi dengan suara lirih.

Hinata menghempaskan tubuh Kazumi dengan sangat kerasnya. Sehingga langsung jatuh dan tidak bisa beristirahat lagi. Dengan nada yang penuh kebencian Hinata mengatakan semua yang sudah menjadi kelu-kesahnya selama ini. Dia merasa jika kakaknya sendiri tidak menyayanginya. Dan sudah mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan diri sendiri.

"Itu tidak benar—aku selalu menyayangi adikku dan akan mengorbankan apa saja untuknya!" Kazumi berkata lalu berdiri dengan sisa tenaga yang masih ada.

"Berikan semua informasi tentang semua agen Jepang yang berada di seluruh dunia padaku!" Hinata berkata sembari mendekatkan wajahnya pada wajah Kazumi.

"Tidak—kecuali yang itu!" jawab Kazumi.

Hinata terkekeh lalu mengeluarkan senjata dari pinggangnya dan menodongkan senjata api itu pada kepala Kazumi. Aura membunuh begitu besar pada dirinya, dia sudah tidak ingin melihat kakaknya ini hidup lebih lama lagi.

"Lebih baik kau mati saja dan aku akan menggantikan posisimu di samping Aoki!" ucapnya dengan nada penuh kebencian.

"Kau tidak akan berhasil—bagi Aoki hanya aku seorang yang dicintainya, meski dia sudah menikmati tubuhmu!" Kazumi berkata dengan yakin.

Hahahaha ... Suara tawa Hinata memecah ruangan, dia sangat marah tetapi menertawakan sang kakak yang begitu percaya diri. Dia pun mengatakan jika saat ini Aoki sudah menyerah untuk menemukannya. Dan tidak lama lagi dia akan memiliki Aoki seutuhnya.

"Jika itu membuatmu bahagia maka berbahagialah," Kazumi berkata dengan tersenyum. Dia tidak peduli lagi dengan nyawanya sebab semua ini adalah penebusan atas segala dosa-dosanya yang telah membuat adik tercinta menjadi seperti ini.

"Aku tidak perlu ucapan selamat darimu!" ucapnya dengan menendang tubuh Kazumi.

"Apa kalian sudah cukup untuk bernostalgia?!" tanya Oskar dengan nada datarnya.

Oskar memerintah pada anak buahnya untuk membawa Fahira dan Kazumi untuk dimasukkan kembali ke ruang penyekapan. Sedangkan dia bersama Hinata akan membicarakan sesuatu bisnis yang akan menguntungkan bagi mereka.

Di sisi lain, Violetta yang sudah tiba terlebih dahulu di tempat penyekapan sedang mengamati sembari menunggu kedatangan yang lainnya. Dia tidak akan membuat kesalahan dalam misi kali ini. Saat dia sedang mengamati gerak-gerik para musuh, terlihat beberapa orang yang membawa dua orang pria yang ditutup kedua matanya dan kedua tangannya terikat.

"Sepertinya kedua orang itu harus diselamatkan juga!" gumam Violetta.

"Siapa maksudmu?!" tanya Nisrina yang baru saja tiba.

Violetta menunjukkan siapa yang harus diselamatkan itu tetapi Nisrina mengingatkannya sekali lagi. Bahwa misinya kali ini adalah hanya menyelamatkan Kazumi, tidak yang lainnya.

"Kita tanya saja pada Fahira, setelah bertemu dengannya!" ucap Violetta agar tidak membuat mereka berdua berdebat.

Violetta pun berkata sekarang harus menerobos masuk untuk menyelamatkan Kazumi dan juga Fahira. Dia pun menunjuk ke suatu arah dan di sana terlihat senjata milik Fahira lalu dia juga mengatakan harus mengambil senjata itu.

"Kita tidak menunggu Zetta dan Rosmalia?" tanya Nisrina pada Zetta.

Sebelum menjawab pertanyaan Nisrina, terdengar suara Fahira melalui earpeace.  

"Kalian di mana?!" tanya Fahira dari melalui earpiece yang baru diaktifkan olehnya.

"Kami sudah ada di luar," jawab Violetta.

"Aku hancurkan saja tempat ini!" sambung Nisrina.

Violetta memberi tahu pada Nisrina sembari menunjukkan beberapa penjahat yang sedang membawa anak kecil. Jika dihitung jumlah anak kecil itu ada 10 orang, Fahira sangat geram saat mendengar apa yang dibicarakan oleh mereka berdua.

"Selamatkan anak-anak dan jangan berbuat keributan! Kalian paham!" perintah Fahira.

"Siap!" jawab mereka berdua bersamaan.

Fahira tidak ingin membumi hanguskan tempat ini, karena dia yakin jika di tempat ini masih banyak anak kecil yang sudah mereka culik untuk kepuasan Oskar.

"Apa yang terjadi?" tanya Kazumi pada Fahira.

"Temanku ingin membumi hanguskan tempat ini!" jawabnya Fahira sembari mengeluarkan suatu alat yang akan digunakan untuk keluar dari ruangan yang menyekapnya.

"Tunggu! Katakan pada temanmu untuk tidak menghancurkan tempat ini, di sini masih ada beberapa agen yang di sandera dan juga aku pernah mendengar tangisan anak kecil!" Kazumi berkata dengan serius.

Fahira terdiam dan mengatakan misinya hanya menyelamatkan dirinya bukan yang lainnya. Dia hanya ingin mengetahui sejauh mana Kazumi mempunyai hati atau tidak. Karena yang didengarnya tadi dari Hinata tentang dia mengorbankan adiknya demi menyelamatkan dirinya sendiri.

"Beri aku 10 menit untuk menyelamatkan mereka! Jika aku tidak berhasil hancurkan saja tempat ini!" Kazumi berkata pada Fahira.

"Apa kau ikut?!" Fahira bertanya setelah membuka pintu yang tadinya terkunci.

Tidak ada penjaga sama sekali, apakah mereka meremehkan kedua wanita yang merek sekap itu. Dengan perlahan Fahira berjalan untuk mencari senjatanya tetapi dia tidak menemukannya. Terdengar suara orang yang meringis kesakitan akibat penyiksaan.

Dia mendekati ruangan itu, berusaha membuka pintu itu. Fahira melihat dua orang pria yang sedang menyiksa sandera, Kazumi pun ikut melihat dan dia terkejut melihat yang sedang disiksa itu adalah salah satu rekan tim yang pernah menjalankan misi bersamanya.

Saat Kazumi ingin masuk untuk menyelamatkan mereka, Fahira melarang. Dia yang akan masuk terlebih dahulu lalu berjalan perlahan masuk, langkahnya sama sekali tidak terdengar oleh para penjahat.

Bruggg! Satu orang terjatuh tak sadarkan diri, seorang lagi terkejut lalu berusaha untuk menyerangnya. Namun, orang itu juga terjatuh tak sadarkan diri karena dihantam oleh Kazumi.

"Kalian tidak apa-apa?" tanya Kazumi pada rekannya.

"Aku tidak apa-apa, bagaimana keadaanmu Kazumi?" jawab pria itu dan balik bertanya padanya.

Sebelum Kazumi menjawab, Fahira berkata untuk segera pergi dari tempat ini. Karena teman-temannya sudah menemukan para anak kecil yang di sandera. Dia juga tidak bisa melawan musuh yang banyak jika banyak orang-orang yang harus dilindungi.

Kazumi mengerti apa yang dikatakan oleh Flower Girls, dia pun mengikuti perintahnya begitu juga dengan rekan-rekan Kazumi. Pria yang sudah diselamatkan itu berkata dalam hatinya, baru kali ini bertemu dengan Flower Girls dan terlihat jelas aura kepemimpinan yang tidak bisa bantah.

"Flower Girls—kami jalan terlebih dahulu, kau bisa menyusul kam, 'kan!" tanya Violetta sembari berjalan membawa anak-anak untuk pergi dari tempat itu dengan cepat. Karena dia yakin jika sebentar lagi para musuh akan tersadar dari obat bius yang disebarkan oleh Nisrina.

"Flower 2 berikan titik temu kita!" Fahira berkata.

Zetta langsung memberikan titik temu mereka, dan memberikan  tanda di mana pun mereka berada. Fahira pun menyalakan jam tangannya sehingga dia bisa melihat pergerakan yang lainnya.

"Senjatamu aku simpan di dekat sebuah drum berwarna kuning!" Violetta berkata pada Fahira.

Setelah mengatakan itu semuanya bergerak berdasarkan semua yang sudah dibicarakan. Kazumi merasa bingung mengapa semuanya tertidur seperti ada yang membius mereka semua. Dia berpikir apakah semua ini pekerjaan yang dilakukan oleh Flower Girls.

Karena yang diketahui olehnya Flower Girl adalah suatu agensi yang tidak terikat oleh pemerintah mana pun. Dia pun berpikir jika jumlah mereka hanya terdiri dari dua atau tiga orang saja.

Next chapter