webnovel

MENANTI | Ep.1

Pada hari-hari yang makin konyol ini, mulutku sudah tak punya kopling untuk pindah perseneling.

Jiwaku sudah menandingi orang penyakitan yang sama artinya.

Telingaku terpenjara oleh celoteh biadab manusia berkedok agamis.

Kalau dipaksa pergi ke dokter THT,

Telingaku isinya bau jiwa-jiwa busuk yang terperangkap.

"Tak bisa masuk ke dalam sebab hasutannya picik"

Rasanya aku akan pergi ke tempat kereta lewat, lalu mendekat. Berharap masih ada satu telinga yang bersih dari penghalang kotoran dalam lubang. Dan mempunyai auto brake system dari sandal yang kupakai ini. Dengan harapan, saat kereta lewat, kedua kaki lamgsung berhenti.

Walaupun begitu, segelintir manusia-manusia pecandu gadget, malah siap-siap mengambil handphone kecintaannya.

Sungguh, bukankah kita diciptakan juga untuk saling tolong menolong? Saling bersimpati dan empati terhadap sekitar.

Tapi outputnya malah irrasional. Mungkin, hati kecilnya sudah jungkir balik.

Tapi, ada pula yang lebih dari itu, tentunya. Yaitu mereka yang kalau janji suka ingkar, berkata selalu manipulatif. Yang demikian itu adalah ciri orang yang munafik.

Himpunannya banyak, terbagi dari pemfitnah salah satunya. Senjatanya berpikiran negatif dan suaranya manipulatif. Padahal mereka juga berdoa pada yang Maha membolak-balikkan hati, alih-alih dipandang agar selalu merobah diri.

Tapi mereka sebagai ciptaan, malah membolak-balikkan fakta yang sebenarnya.

Tapi mereka sebagai ciptaan malah membolak-balikkan fakta yang sebenarnya

Nandailhamcreators' thoughts
Next chapter