webnovel

PRANK!!

"Selamat siang semua, saya akan memberikan informasi penting untuk seluruh pengunjung hotel Angkasa," ucap gadis itu dengan lantang hingga di dengar seluruh pengunjung dan pegawai hotel.

Johan yang sedang berada di ruangan loker pegawai segera berlari, saat mendengar suara twman perempuannya sudah memulai pengumuman.

"Informasi ini mengenai.... "

'Klik'

tiba-tiba suara terhenti, Johan menekan tombol off untuk mik tersebut yang terletak tidak jauh dari pintu masuk ruang informasi.

Seketika gadis itu terbelalak dan menoleh kearah Johan.

"Lo apa-apaan sih?" gadis itu mendorong tubuh Johan.

"Lo yang apa-apaan, ini tempat kerja jangan campurin semua jadi satu dong."

"Siapa yang nyampurin jadi satu? gue lagi kerja."

"Lo pasti mau kasih tahu semua tentang gue?" desak Johan,

"Apa pentingnya Lo? sejak lo melangkah ninggalin Gue tadi, gue mutusin nggak ada urusan sama Lo lagi."

"Terus maksud Lo mau umumin apa?" tanya Johan dengan nada tinggi.

"Baca nih."

Gadis itu melempar sebuah brosur yang berisi promo tentang hotel Angkasa, dan dan bagi pengunjung yang chekin hari ini akan mendapatkan potongan harga sebanyak 30%.

"Sial," umpat Johan dengan melempar brosur itu dan meninggalkan gadis itu dengan rasa malu dan kesal.

****

Bintang siang itu sedang makan siang bersama Raka, karena ia hendak bertemu klien, namun tiba-tiba langkahnya terhenti, ia melihat wanita dengan seorang pria sedang makan siang, wanita itu nampak seperti Bulan namun tidak dapat melihat wajahnya karena wanita itu memunggungi Bintang dan Raka.

Saat Bintang hendak mendekati wanita itu kliennya datang dan segera ia mulai meetingnya, namun fokus Bintang terbagi dengan wanita itu. namun saat sedang memperhatikannya sosok pria yang bersm dengan wanita itu menyadari Bintang sedang memperhatikan wanita di hadapannya. Bintang seketika kikuk saat pandangannya bertemu dengan mata pria itu.

Sepulang Meeting pikiran Bintang kembali memikirkan Bulan, namun saat sedang perjalanan ke kantor, pak Anas menelepon bahwa Bintang harus ke singapore sekarang juga dengan waktu yang lama, ia harus mengurus perusahaan yang mulai di rintis oleh Anas, karena mengalami masalah hingga akan bangkrut.

Dengan berat hati Bintang menerima, ia menuju rumah Wibowo untuk berpamitan dengan Wibowo, air matanya tak mampu terbendung, ia menangis dalam pelukan Wibowo. Bintang merasa bersalah dengan nasib Bulan saat ini, namun ia belum bisa menemukan Bulan untuk Wibowo.

Malam telah tiba, Bintang bersiap berangkat ke Singapore melalui bandara soekarno-hatta. ia enggan meninggalkan semua, apalagi dalam keadaan Bulan belum ketemu, namun perusahaan di singapore mengaruskannya datang.

"Ka, kasih tahu gue kalau ada apa-apa dengan papa dan pak Wibowo," ucap Bintang pada Raka yang mengantarkannya di bandara.

"Pasti, Bin. Lo jaga diri baik-baik di sana." Raka memeluk Bintang.

"Dan satu lagi, tetap cari Bulan untuk pak Wibowo," kata Bintang dalam pelukan Raka.

Raka mengangguk dengan yakin.

Bintang segera chek-in, dan menuju pesawat yang akan ia tumpangi.hingga pesawat berhasil take off dan meninggalkan bandara Soekarno-Hatta pukul 20:00 perjalanan normal memakan waktu satu jam tiga puluh menit, namun karena cuaca di singapore pesawat mengalami terlambat landing selama tiga puluh menit, hingga pesawat landing pukul 22:00 waktu indonesi, pesawat yang di tumpangi Bintang mendarat di bandara Changi, singapore.

Bintang menempakkan kaki di singapore dengan harapan bisa melupakan Bulan, ia tidak ingin terpuruk dalam masa lalu bersama Bulan, karena pada awalnya mereka tidak ingin bersama.

Bintang sudah di tunggu orang suruhan Anas yang berada di Singapore.

"Pak Bintang ya?" tanya pria umur 40tahunan yang menghampiri Bintang.

"Iya," jawab Bintang.

"Saya Ronald, orang yang di perintahkan pak Annas untuk menjemput anda." Pria itu menyodorkan tangannya.

"Saya Bintang, terima kasih sudah mau menjemput saya." Bintang menyambar tangan Ronald.

"Tidak perlu sungkan, sudah kewajiban saya. saya akan mendampingi anda selama di Singapore."

Bintang mengikuti langkah Ronald menuju mobilnya dan ia di antarkan ke sebuah apartemen.

Sesampainya di apartemen Ronald meninggalkan Bintang untuk beristirahat.

"Karena sudah malam, saya tinggal dulu. jika perlu sesuatu silahkan hubungi saya, saya tinggal di tower ini juga, hanya beda lantai," ucap Ronald sebelum meninggalkan Bintang.

"Terima kasih pak Ronald, Selamat malam." Bintang menutup pintu dan mejatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Bintang merasa letih tanpa ia sadari ia terlelap tanpa makan malam dan membersihkan diri. saking lelapnya ia bangun kesiangan esok hari.

'Tingtong'

Suara bell apartemen Bintang berbunyi, beberapa kali berbunyi membuat Bintang terbangun. ia melihat jam pukul 08:20 waktu singapore.

"ha! udah siang aja nih." Bintang bergegas bangun dan membukakan pintu untuk tamu yang telah menekan bel berkali-kali.

"Oh pak Ronald, silahkan masuk," ucap Bintang.

"Maaf pak, jika saya mengganggu istirahat anda," sahut Ronald dengan sopan.

"Tidak, saya yang kesiangan. mungkin karena kecapekan," kata Bintang sembari mencari handuknya di dalam koper.

"Saya akan menunggu, silahkan anda bersiap dulu." Ronald mengerti yang di inginkan Bintang.

Bintang segera mandi dan bersiap, sedangkan Ronald membuk laptop dan menyiapkan berkas untuk Bintang, dan memesan makanan untuk Bintang sarapan.

Tidak lama menunggu makanan yang Ronald pesan telah sampai,

"Terima kasih." ucap Ronald pada pengantar makanan tersebut.

"Siapa?" tanya Bintang saat melihat Ronald berbicara dengan seseorang.

"Pengantar makanan untuk anda, Pak," jawab Ronald.

"Wah, anda begitu pengertian. terima kasih pak Ronald."

Bintang memakai jas dan segera menyantap sarapannya, karena ka memang sedang lapar.

"Pak, anda tidak ikut makan?" tanya Bintang yang melihat Ronald sedang asik dengan laptop dan berkasnya.

"Tidak Pak, saya sudah sarapan tadi dengan istri dan anak saya," jawab Ronald dengan sopan.

"Oh, tinggal di apartemen ini juga?"

"Iya pak, semua ini fasilitas dari pak Anas."

"apakah anda sudah menikah pak?" tanya Ronald, seketika Bintang tersedak mendengar pertanyaan Ronald.

"Minum dulu pak." Ronald menyodorkan segelas air untuk Bintang.

"Maaf pak, jika saya membuat anda tidak nyaman."

"Tidak-tidak, tidak apa-apa."

Ronald merasa tidak nyaman dengan situasi ini, ia mencoba meminta maaf berulang kali. Hingga ia berada di dalam mobil untuk menuju kantor, perasaan canggung masih nempel padanya.

Bintang yang melihat sikap Ronald mencoba mencairkn suasana dengan beberapa pertanyaan, namun Ronald masih tidak sehumble kemarin.

"Pak, anda tidak perlu merasa canggung dengan yang terjadi barusan," ucap Bintang mencoba meyakinkan Ronald.

"Maafkan saya pak."

"Anda tidak salah, jadi tidak perlu di maafkan."

"Saya tidak bermaksud menyinggung anda."

"Pak Ronald, saya hanya tidak seberuntung anda, saya gagal dalam pernikahan," jelas Bintang.

Percakapan Ronald dan Bintang menggantung, karena mobil telah memasuki area parkir kantor. Dan Bintang mempersiapkan diri untuk bertemu para klien dan pegawai perusahaan.

'BRUKK'

Langkah Bintang terhenti karena seseorang menabraknya dari belakang. Dan ia menoleh untuk melihat siapa yang menabrak dirinya. namun langkahnya terhenti saat ia menoleh.

AUTHOR NOTE

SUDAH DI TAMBAH SATU BAB, MASAK BELUM ADA REVIEW DAN VOTE HAHAHA..

DAHLAH,, PENTING KALIAN BAHAGIA.

Next chapter