Dendam seorang Erick Brianna wisongko terhadap keluarga Bramantyo, dia lampiaskan terhadap seorang gadis keturunan keluarga Bramantyo. Zahra Adelia Putri gadis cantik keturunan satu satunya yang tersisa. dengan berpura pura mencintainya. Erick memulai aksi balas dendam nya. siapa sangka dalam aksi balas dendamnya Erick menaruh hati terhadap Zahra. mampukah Erick melanjutkan balas dendam atau mempertahankan cintanya ?? ikuti terus kisahnya
Sang Surya belum menyapa dunia. namu seorang gadis berparas cantik sudah bersiap untuk mengantarkan pesanan. Zahra Adelia Putri atau yang biasa di panggil Zahra. wanita cantik nan anggun, meski hidup sederhana namun tidak membuatnya mengeluh. terlebih sekarang harus mengurus Nenek yang mulai sakit sakitan, sedari kecil Zahra di besarkan oleh sang Nenek. cinta dan kasih sayang Nenek melebihi segalanya. itu sebabnya Zahra tidak ingin Neneknya bekerja. pagi ini Zahra sudah bersiap mengayunkan sepedanya. untuk mengantarkan pesanan pada para pelanggan. sebelum pergi Zahra menemui sang Nenek yang masih tertidur karena kesehatannya sedang terganggu dan mengharuskan dirinya berada dirumah.
" Nek..Zahra pergi dulu ya, jaga diri nenek dirumah. " Pamitnya sebelum mencium kening sang Nenek.
Zahra adalah pemasok sayuran ke rumah elite dan sebagian ke rumah makan. bermodalkan kepercayaan Zahra mengambil dari petani untuk di jual terlebih dulu jika sudah habis baru akan membayar nya pada petani. ini sudah lama di lakukan oleh neneknya bahkan sejak Zahra masih kecil. Zahra mengayun sepedanya dan mulai berkeliling. pekerjaan sehari-hari sebelum bekerja di toko bunga milik sahabatnya.
Ting tong....
" Zahra pagi sekali kamu sudah sampai disini?" pemilik warung kaget tidak seperti biasanya Zahra sepagi ini sudah datang, biasanya Zahra datang di jam sembilan. namun Zahra sudah berdiri di depan warungnya yang bahkan masih pukul lima kurang.
" Iya Bu. jam sembilan nanti Zahra ada keperluan, itu sebabnya Zahra mengantarkan semua pesanan pelanggan terlebih dulu. hari ini Bu, maaf Bu mengejutkan." kata Zahra dengan ramah.
"Tidak Zahra, baiklah Zahra dan terima kasih ya kamu masih menyempatkan diri untuk mengantarnya, sebenarnya jika kamu libur pun ibu tidak masalah."Kata pemilik warung yang merasa iba dan bangga pada sosok wanita seperti Zahra uang tidak mengenal kata lelah.
Zahra mengayun sepeda kesana kemari. hingga tak terasa tinggal satu lagi yang belum di antar, yang membuat Zahra bimbang untuk mengantarkan pesanan. karena ini bukan pelanggannya tapi pembeli baru, yang katanya tidak pernah keluar rumah, bahkan tetangga sekitar banyak uang tidak mengetahui penghuni rumah baru. yang mereka ketahui jika yang menempati bukanlah satu keluarga melainkan seorang pria muda tampan. namun mereka hampir tidak pernah melihatnya.
membuang pikiran buruknya tentang penghuni rumah elite zahra terus mengayun sepeda hingga sampai di sebuah rumah mewah. pintu gerbang yang menjulang tinggi, saat Zahra akan mengetuk pintu seorang satpam datang menghampiri.
" Cari siapa Neng ?" Kata satpam mendekatinya
" Ehh... ini pak saya mau mengantar pesanan, kemarin ada yang datang kerumah minta di antarkan sayuran ke alamat ini?" Zahra menyerahkan secarik kertas berisi alamat, yang ia dapatkan dari Neneknya.
" Iya betul, ini alamatnya Neng. tapi masalahnya rumah ini sudah lama kosong, pemiliknya ada diluar negeri." Terang pak satpam. membuat Zahra menutup mulutnya dengan kedua tangannya. dirinya tidak percaya jika yang memesan adalah dari dunia lain.
"Baik pak, kalau begitu saya pamit pak." Setelah bermapitan Zahra mendorong sepedanya. namun tak lama pak satpam kembali memanggilnya.
" Neng coba bapak liat alamatnya, sepertinya ada kesalahan." Panggil satpam dan meminta kertas yang di pegang oleh Zahra, dan melihatnya. saat di cermati ternyata benar Zahra salah alamat bukan rumah mewah itu melainkan sebelahnya. setelah mengucapkan terima kasih, Zahra kembali mendorong sepedanya hingga ke alamat yang di maksudkan oleh satpam.
bergegas Zahra pergi kerumah sebelahnya, rumah yang lebih besar dan megah bak istana, Zahra melihat sekeliling barang kali ada seseorang yang berjaga di pos, namun tak ada satupun yang terlihat. sehingga Zahra memanggil dan mencari bel rumah yang bisa ia gunakan untuk memanggil pemilik rumah itu agar keluar.
"Apa yang kamu lakukan disini? " Suara bariton membuat Zahra terkejut hingga tanpa sadar menjatuhkan semua bawan.
" Bisakah anda tidak membuat orang lain celaka, bagaimana jika saya mengalami serangan jantung. apa anda bisa bertanggung jawab?" Kata Zahra yang yang kesal karena, laki-laki yang kini berdiri dibelakangnya dan tangannya yang berada di dalam kantong celananya. membuatnya kembali menatapnya.
" Apa saya salah, kamu yang mengintai rumah saya tapi kamu yang marah karena saya tegur! lucu sekali Anda?" Kata Brian dingin. bahkan sorot matanya tajam menatap wajah cantik Zahra.
" Maaf..tunggu apa maksud anda kalau saya mengintai rumah anda? saya kesini karena mengantarkan sayur pesanan anda." Kata Zahra yang tidak tidak ingin masalahnya berakhir di Bandung.
"Oh..." Kata Brian, membuat Zahra mendengus.
" Baik alasan kamu saya terima, sekarang masuk dan letakan semua sayuran yang anda bawa ke lemari pendingin setelah itu silahkan anda keluar." Kata Brian lagi membuat Zahra enggan untuk menjawab dan setelah selesai Zahra meninggalkan kediaman Brian
" Huuff..garangnya..." Kata Zahra saat berada di toko bunga
" Kenapa bengong!! cepat masuk." Kata Brian membuat Zahra dengan cekatan merapikan sayuran dan dengan cepat menyelesaikannya.
" Baik..tuan." Kata Zahra dengan suara rendahnya.
" Hum!!" Kata Brian dan memperhatikan interaksi dan memperhatikan aktivitasnya.
selesai merapikan sayuran Zahra perpamitan dan pergi.
' Selamat datang Zahra Adelia Putri, kamu sudah masuk perangkapku, kita liat apa yang akan terjadi di kedepannya.' gumam Brian dengan senyum penuh arti. dirinya akan memulai semuanya dan disini rencana itu akan terwujud.