webnovel

Chapter 08 : Eldoria dan Misi Kedua

Eldoria dilindungi oleh tembok setinggi lima puluh meter yang mengelilingi luas kotanya. Jika dilihat dari luar, apa yang ada di dalam tembok itu adalah kehijauan yang menyegarkan mata. Sebab Eldoria adalah kota yang dibangun di sekitar pepohonan raksasa yang memiliki dahan – dahan yang tinggi.

Eldoria adalah kota idaman bagi ras Half-Beastmen, layaknya sebuah utopia. Tidak hanya menyediakan keamanan dan kenyamanan bagi ras bertelinga hewan tersebut, tetapi juga pusat kekuatan tempur dan perdagangan yang cukup kuat untuk bersaing dengan Kota Sereneau.

Jika seseorang ingin bermain menggunakan ras Half-Beastmen, maka Eldoria adalah tujuan awal dari perjalanan besarnya.

Natt telah tiba di sana—dua ratus meter dari gerbang utama Kota Eldoria.

Berkat navigasi Rachel, Natt bisa menumpang di sebuah kereta pengangkut babi hutan secara cuma – cuma. Tidak hanya itu, ia juga mendapatkan mini-quest dari NPC yang mengendarai kereta tersebut. Dengan mengamankan rute perjalanan kereta pengangkut babi hutan menuju Eldoria, Natt berhasil memperoleh sejumlah gold dan sebuah aksesoris hidung babi [Pig's Nose].

Natt masih melihat hidung babi tersebut. "Kenapa hadiahku gak ada yang beres, Rachel?"

Rachel yang masih dalam wujud Birdie, mengelus paruh dengan sayapnya. "Itu bukti kamu diberkahi oleh dewa babi, Rexhea."

Urat syaraf Natt menegang, namun ia sadar bahwa percuma saja untuk melampiaskan kekesalan pada companion miliknya tersebut.

Natt pun berlari menuju gerbang utama Eldoria. Sesaat ia hendak melangkah ke dalam, dua penjaga menghadangnya dengan tombak yang seukuran manusia.

"Player ras manusia harus mengikuti prosedur sebelum masuk ke dalam Kota Eldoria."

Sosok yang berbicara adalah salah satu penjaga gerbang—seorang player ras Half-Beastmen. Ia memiliki tubuh tinggi kekar dan memakai jirah besi dan syal berbahan dasar kulit harimau melingkar di pinggulnya. Wajahnya berparas om – om yang amat menyeramkan tidak sesuai dengan penampilannya—telinga anjing yang melambai – lambai di atas kepala juga ekor yang mengibas ke sana kemari terkesan layaknya hewan peliharaan yang lucu.

Penjaga di sebelahnya juga sama. Bagai pinang dibelah dua.

"Prosedur bagaimana?" tanya Natt.

"Tergantung jenis pekerjaanmu, maka prosedurnya akan berbeda."

"Hmm … aku baru pertama kali datang kemari. Jadi aku tidak mengerti maksudmu. Bisakah kalian jelaskan lebih rinci?" Natt berbohong. Tentu saja ia pernah ke Eldoria meski lima tahun yang lalu. Tetapi saat itu masih sama seperti Kota Sereneau, setiap player bebas masuk tanpa mengikuti prosedur khusus.

Kedua penjaga itu saling menatap sesaat. Kemudian salah satu dari mereka pun menjelaskan kepada Natt tentang aturan baru yang dibuat oleh penguasa Kota Eldoria yaitu Guild Babylonianza.

Natt mengangguk dan mengerti. Hanya saja, ia baru mengetahui bahwa aturan dalam sebuah kota bisa diubah oleh player.

"Jadi apa yang harus aku lakukan agar bisa masuk seperti yang lainnya?" Mata Natt melirik pada player lain yang bisa masuk tanpa diberhentikan seperti dirinya.

"Karena kamu bukan ras Half-Beastmen dan juga bukan orang yang berkepentingan, maka simpel saja. Kamu harus cabut rumput yang ada di sana untuk mengumpulkan pakan ternak." Telunjuk penjaga mengarah pada padang rumput yang tak jauh dari sana.

"Seberapa banyak?"

"Seratus pakan saja."

"Eh? Tidak kebanyakan?"

"Angka itu sudah sewajarnya."

Natt mendesahkan napas. Ia mengiyakan lalu melangkah pergi.

"Hei Rachel, apa memang tidak ada cara lain?"

"Aku bukan GM yang mengawasi perkembangan ras Half-Beastman. Jadi aku tidak mengetahui cara lainnya, terkecuali jika diadakan rapat antar GM untuk membahas keseimbangan ras dan hukum di Crown of Six."

"GM yang tidak berguna, heh."

"Oi! Dasar tidak sopan! Jika aku datang memakai akun GM-ku tentu saja mereka akan mengizinkan kita masuk."

"Ya ya ya."

Tak lama, Natt telah sampai di sana dan mulai mencabut rumput. Ia mengikatnya dan menjadikannya satu ikat pakan kecil.

"Eh? Kenapa kamu mencabut rumput di sini?" Sebuah suara terdengar dengan logat mandarin yang melengkung.

Sosok yang ada di depan Natt adalah lelaki pendek yang mengenakan baju Changsan berwarna kuning dengan motif naga. Kumis dan janggutnya ia rapikan hingga memanjang.

"Aku ingin masuk dan disuruh oleh kedua penjaga untuk mencabut rumput di sini."

Lelaki itu mengelus janggutnya beberapa kali dan berkata, "Tidak ada aturannya begitu."

"Eh? Apa maksudnya itu?"

"Haiyaa! Oe sudah yakin. Mereka hanya ingin mengerjaimu saja, Tuan Assassin. Mereka pasti mengetahui bahwa kamu belum pernah datang ke sana dan … kamu jadi korban prank mereka."

Urat syaraf Natt membesar. Kedongkolan kembali mengisi benaknya. Secepat kilat ia menghempaskan rumput yang ada di genggamannya.

"Sialan!" Natt mencoba melenyapkan kekesalannya. Hingga sudah merasa mendingan sedikit, ia bertanya pada sang lelaki pendek. "Jadi apa syarat masuk ke sana?"

"Jika kamu bukan ras Half-Beastmen, kamu hanya perlu menggunakan aksesoris telinga, hidung, ataupun ekor hewan saja. Kalau begitu, oe lebih dulu masuk ke dalam, Tuan Assassin."

"Terima kasih atas informasinya, Tuan." Natt melihat kepergian lelaki itu dengan menaruh rasa hormat. Kemudian, "Ah. Telinga kelinci sudah kuhadiahkan ke GranNea."

"Bukankah kamu masih punya satu lagi?" sela Rachel.

"Maksudnya?"

***

Natt kembali berdiri di hadapan kedua penjaga gerbang Kota Eldoria.

"Selamat datang ke Kota Eldoria, Tuan Babi Assassin," sapa kedua penjaga bersamaan. "Semoga engkau menikmati suasana di dalam Kota Hijau yang sangat menakjubkan."

Sapaan mereka hampir terdengar seperti hinaan bagi Natt. Ditambah raut wajah mereka yang berusaha sekuat tenaga menahan agar tawa tidak terlepas dari mulutnya.

Di sisi lain, Natt telah berhasil masuk ke dalam Kota Eldoria tanpa kehilangan apa pun selain rasa malu. Aksesoris Hidung Babi yang terpasang di wajahnya membuat harga dirinya jatuh ke titik terendah.

Tawa Rachel menggema di telinga Natt. Tanpa henti sejak ia memakainya. Meski hanya Natt seorang yang bisa mendengar suara sang GM, tetap saja ia merasa seperti ditertawakan oleh banyak orang.

"Aku pulang." Natt ngambek.

"Oi! Tunggu, Natt! Maaf, maaf! Aku tidak akan tertawa lagi!"

"Aku memegang kata – katamu, otak burung."

Sorot mata Natt yang sudah menyamai raja iblis itu pun sampai membuat bulu kuduk Rachel berdiri. "Aku janji, Natt. Sekarang kita akan melanjutkan quest yang kumaksud."

Natt menghela napasnya sejenak. Matanya kembali menyoroti pemandangan yang indah di dalam kota Eldoria. Pohon raksasa yang meneduhi seisi kota, gondola - gondola yang melesat di angkasanya, hingga ukiran menakjubkan di jalanan dan dinding – dinding kayu perumahannya.

Sepanjang langkahnya, Natt banyak melewati kerumunan Half-Beastmen. Wajar saja, jalan utama dari Eldoria mengarah pada pasar besarnya. Banyak sekali toko – toko yang dikelola oleh player Half-Beastmen, begitu pula dengan pelanggan mereka.

Natt berhenti dan mengembalikan fokusnya. "Ke mana kita akan pergi, Rachel? Ke bawah tanah?"

"Tepat sekali, Rexhea," ujar sang burung. "Letaknya sama dengan peta Sereneau. Tinggal turun ke saluran air mengikuti parit di kota dan kita akan sampai ke sana."

"Baiklah."

Natt mengikuti navigasi Rachel dan memutar langkahnya menuju parit yang dimaksud. Setelah melewati sebuah persimpangan, ia bertemu dengan beruang berwarna pink yang memegang sejumlah balon di tangan kanannya.

Ras Half-Beastmen tidaklah sebatas humanoid yang memiliki telinga hewan dan ekor saja. Tetapi juga bisa memiliki sayap jika mereka keturunan unggas dan kelelawar, memiliki belalai jika memiliki genetika gajah, hingga memiliki leher yang panjang jika memiliki DNA jerapah.

Tetapi kalau diperhatikan seksama, apa yang ada di hadapan Natt bukanlah beruang sungguhan ataupun ras Half-Beastmen. Melainkan kostum beruang berwarna pink yang dipakai oleh player.

Langkah Natt sempat terhenti sebab melihat beruang pink tersebut.

"Ada apa, Rexhea?" tanya Rachel kebingungan.

"T-tidak ada apa – apa," ujar Natt.

Meski cukup ragu menggerakkan langkahnya, Natt tetap berjalan melewati beruang tersebut. Seiring Natt bergerak, mata beruang itu seolah sedang memperhatikannya dengan seksama. Tubuh pink beruang itu juga terus menghadap ke arah Natt meski sudah melewatinya.

Bulu kuduk Natt tiba – tiba berdiri. Tanpa berkonsultasi dengan siapa pun, Natt langsung menggunakan Stealth dan berlari. Rachel yang bingung dengan tindakan Natt tidak sempat berkomentar apa pun selain pertanyaan yang tidak berguna.

"Kau takut dengan beruang?"

"Tentu saja tidak."

"Lalu?" Rachel semakin kebingungan.

"Beruang pink itu tampak mencurigakan."

"Kalau begitu … aku punya kabar buruk, Rexhea."

"Apaan?"

"Beruang pink itu mengejarmu."

Bulu kuduknya semakin tegang. Saat menoleh sedikit ke belakang, tampak dengan jelas kalau sang beruang pink berlari dengan kecepatan penuh.

Natt berusaha mengecohnya dengan mengaktifkan Stealth dan mencari gang sempit yang sulit dijangkau. Sesaat Natt merasa sedikit lega, suara keras terdengar dari atas—beruang pink itu mendarat di atap perumahan dan terus berlari mengejarnya.

Natt semakin tersudut. Ia terus berlari untuk bisa kabur dari beruang pink aneh yang mengejarnya tanpa sebab. Meski begitu, ia tidak boleh semakin jauh dari tempat yang ia tuju.

Natt punya kartu as untuk menghadapi player yang berniat melakukan player killing di dalam kota.

Natt meraih tasnya dan mengeluarkan item [Doppelganger] dan mengaktifkannya setelah menemui persimpangan. Seketika sebuah kepulan asap mendulang tinggi dan memenuhi persimpangan tersebut. Dari sudut asap, tiga sosok memencar dan menjauhi pusatnya.

Beruang itu terhenti sesaat. Ia terlihat bingung menentukan langkahnya. Tiba – tiba kepulan asap juga mendulang tinggi menutupi sang beruang pink. Dari dalamnya, keluar tiga bayangan hitam yang melesat kencang mengejar tiap – tiap bayangan Natt.

Dengan jarak yang terbentuk, tidak mungkin bagi sang beruang untuk menangkap Natt ataupun bayangannya. Tetapi sang beruang menggunakan sejumlah balon di tangan kanannya yang menjelma seperti tali lasso yang siap menangkap mangsa. Dalam satu kali ayunan, tali lasso itu berhasil mengikat target sang beruang.

Sang beruang lekas melompat tinggi dan menimpa tubuh sang Assassin. Ia mengangkat tinggi kepalan tangannya dan meninju badan player yang ditimpahnya. Pukulan sang beruang pink tidak kuat, bahkan terasa seperti tinjuan boneka. Tetapi—

Booof!

Tiba – tiba kepulan asap muncul dan tubuh sang Assassin menjelma jadi sebatang kayu.

Menyaksikan hal itu, sang beruang pink menendang batang kayu tersebut dan sedikit tertawa kecil.

"Rencanamu cukup bagus juga, Rexhea," puji Rachel. "Ia bahkan tertipu dan mengejar ketiga bayanganmu."

"Kebetulan saja aku menemukan penutup saluran air di persimpangan jalan dan masuk ke dalam gorong – gorong saat menggunakan Doppelganger." Natt pun mendesahkan napasnya. "Apakah masih jauh, Rachel?"

"Hanya dua ratus meter lagi. Ikuti aliran air di sampingmu dan belok ke arah kiri."

"Baiklah." Natt kembali berlari.

Tak sampai satu menit, Natt telah tiba di depan sebuah pintu gerbang yang besar. Meski Rachel mengatakan bahwa apa yang ada di balik pintu itu adalah quest yang harus dia selesaikan, tetapi tanda panah quest yang ada di pandangannya malah menunjuk ke arah sebaliknya.

Ia lekas meredam keraguan yang sempat mencuat.

Natt mendorong pintu itu dan segera mendapati dirinya berdiri di sebuah tempat yang tinggi. Aliran air yang tadi diikutinya pun jatuh bebas seperti air terjun. Tidak hanya satu aliran air, tampaknya seluruh aliran air memang mengarah ke tempat ini. Meski airnya cukup bersih, tetapi tercium bau yang cukup mengganggu.

Di hadapannya terdapat lantai berbentuk persegi panjang yang berada lima puluh meter di bawah kakinya. Pada kedua sisi lantai tersebut ada dua aliran air besar yang mengelilinginya dan bermuara pada satu lubang yang tampak seperti mulut yang menelan semua airnya.

Di lantai tersebut, berkeliaran sejumlah tikus berbulu hitam dengan corak abu – abu sepanjang tubuhnya. Bar HP yang ada di atas kepala adalah bukti bahwa mereka musuh yang harus dikalahkan.

"Kamu akan turun ke bawah, Rexhea. Setelah kamu membasmi tikus – tikus minion ini, MantiRat akan muncul. Oh, satu hal lagi. Kamu juga harus mempersiapkan diri secara maksimal melawan MantiRat di sini, Rexhea."

"Harus?"

"Ya. Bahkan dengan skill pasif langka milikmu juga akan mengalami cukup kesulitan melawannya."

"Padahal hanya MantiRat, kenapa harus sampai seperti itu?"

"Sudah kubilang, bukan?" ujar Rachel penuh percaya diri. "Ini juga demi melatih kemampuanmu kembali."

Natt tersenyum. Dari ucapan sang GM, ia mengetahui dengan pasti bahwa MantiRat yang akan dilawannya adalah momok yang tangguh. Meski Natt tidak punya gambaran sama sekali bagaimana tingkat kesulitannya.

Sesuai dengan saran Rachel, Natt menyusun ulang persenjataan miliknya. Ia mengganti full set equipment [Player Suppression] dengan [Giant Killer] yang memberikan efek khusus yakni meningkatkan kerusakan yang yang diterima musuh yang bukan tipe Humanoid.

Ia juga mengganti rune [Redux Cooldown] di senjatanya dengan [Brute Force] yang menambah ATK sebesar 20%. Sementara rune [Wind Step] di secondary armor-nya masih tetap dipasang.

Selanjutnya, Natt mengisi slot Unique Treasure yang telah jatuh—Manti Strike—dengan Manti Claw untuk meningkatkan output kerusakan dari skillnya. Sementara dua Unique Treasure yang lain tetap dibiarkan sama.

Dan sentuhan terakhirnya, Natt harus menggunakan passive skills langka miliknya [Ash's Soul] dan menggantikan [Assassin Soul]—passive skills dasar kelas Assassin—sebagai passive skill utama. Saat Natt menjadikan [Ash Soul] sebagai skill pasif utama, sebagian skillnya pun ikut berubah.

[Active Skills :

Blade of Death → Recovery of Ash

Silent Ambush → Silent Ambush 2

Sharp Claw → Penetration Blade

Last Breathing → Abyss Nightmare

Passive Skills :

Superior Bleed : Penambahan jumlah stack maksimum]

Setelah selesai mengatur karakternya, Natt pun melihat kembali status karakternya secara menyeluruh.

[LD. Rexhea Level 71

Base Amount → Total Amount

Max HP 1.000.000 → 4.550.000

ATK 25000 → 765.000

P. Def 6500 → 33.000

M. Def 5400 → 20.500

Crit Chance 200 → 750 (75%)

Crit DMG 30% → 160%

Penetration 0 → 400 (40%)

ACC 100 → 100 (10%)

Agility 100% → 125%

Reflex 20% → 40%

MpA 0 → 200

MpS 20% → 20%

Lifesteal 0 → 5%]

"Sepertinya sudah cukup bagus." Natt memuji usahanya sendiri. Kemudian fokusnya beralih pada Rachel yang masih bertengger di pundaknya. "Aku sudah siap, Rachel."

"Baiklah. Aku akan mulai sedikit spoiler tentang MantiRat yang akan kamu hadapi. Aku bukan bermaksud merendahkan, tetapi MantiRat yang akan kamu hadapi sangat berbeda dari MantiRat biasa."

Natt mengangguk. "Aku paham."

Rachel pergi dari pundak dan terbang menghadap Natt. Ia melihat tekad yang cukup kokoh dari sorot mata sang Asssassin.

Rachel berdehem sekali dan mulai menjelaskan. "Baiklah. Ada tiga hal yang perlu kamu perhatikan. Pertama, selalu hindari serangan ekornya. Kedua, saat MantiRat menghentakkan kaki, ia dapat menimbulkan gelombang angin yang dapat menghilangkan status positif pada lawannya. Ketiga, jangan sampai tertangkap atau semua akan berakhir. Mengerti?"

Natt mencoba mengingat petunjuk dari Rachel. Hanya butuh beberapa detik saja, Natt telah menghapalnya. "Aku mengerti, Rachel."

"Gunakan juga Monocle of Libra untuk memastikan lawanmu."

"Itu kan Premium Item? Sayang sekali jika digunakan untuk melawan tikus."

"Gunakan saja. Dari pada kau menyesal."

Natt mendesahkan napasnya dan lekas memasang item yang dimaksud.

Monocle of Libra adalah monocle yang bisa digunakan untuk melihat status musuh tanpa harus memiliki skill Analize. Tetapi hanya bisa bertahan tiga jam dan harganya mencapai 1000 Crown Shard.

"Semoga tidak terpakai percuma."

"Tidak akan, Rexhea," balas Rachel seketika.

Melihat nada bicara Rachel yang dipenuhi kepercayaan diri, sedikit membuat Natt lega.

Natt pun langsung melompat turun dengan gaya akrobatik dan mendarat mulus tanpa terluka. Sesaat getaran dari hentakan kaki sang Assassin bergema, seluruh perhatian tikus – tikus minion tertuju pada satu tempat—pada Natt seorang.

Decitan para tikus yang memiliki tinggi tiga meter itu berhenti sesaat. Sedetik kemudian mereka berteriak histeris dan menaikkan tempo decitannya. Dengan segera para tikus minion merangsek maju sembari mengeluarkan cakar tajamnya.

Di saat bersamaan, Natt telah memasang item [Monocle of Libra] di mata kanannya untuk melihat status para tikus minion yang begitu bersemangat untuk menyerangnya.

"Big Rat. Level 45. Ini mudah sekali."

Natt mengeluarkan belatinya dan melesat maju. Belati kembarnya yang begitu tajam dengan cepat menusuk kepala tikus minion satu per satu. Kemudian diikuti tebasan kuat yang berhasil melukai mata dan berlanjut dengan robekan di leher – leher mereka.

Para tikus minion diserang pun berdecit histeris dengan suara yang parau. Sensasi perih yang dirasakan pasti membuatnya takut akan kematian. Insting memandu mereka untuk kabur dari manusia mungil yang memberikan teror seperti dewa kematian.

Sayangnya itu percuma. Luka yang mereka dapatkan terus mengurangi Bar HP-nya dengan cepat. Sangat deras sampai – sampai mereka tak sempat berbalik arah dan sepersekian detik kemudian badan besar berbulunya hancur menjadi bulir – bulir cahaya.

"Superior Bleed yang telah di-upgrade oleh skill pasif Ash Soul memang sangat berbahaya," komentar Rachel yang sedang bertengger di lantai atas dan menyaksikan pembantaian tersebut. "Terlebih lagi, jika dia menggunakan Recovery of Ash, pasti …."

Tiba – tiba, lantai bergetar hebat. Sepasang mata berwarna kemerahan tampak dari ujung lantai—tempat seperti mulut yang menelan semua aliran air. Suara decitan yang amat bising disertai desis mengerikan berasal dari sana.

Secepat kilat, sesosok monster yang berbadan besar melompat dari kegelapan. Saat mendarat, lantai pun retak dan menimbulkan kepulan asap yang mendulang tinggi.

"CITCITCITCIT SSSHH SSHH!" Suara itu bergema dari mulut dan ekor sang penguasa saluran air bawah tanah.

Apa yang ada di depan Natt adalah sesosok monster. Wajahnya seperti tikus dan ekornya adalah tiga kepala ular cobra. Meski lengan depannya seperti manusia, tetap saja ia merangkak layaknya tikus got. Namun bukan bentuknya yang mengerikan yang membuat Natt sempat punya pikiran untuk memundurkan langkahnya.

Dengan menggunakan [Monocle of Libra], Natt bisa melihat status sang boss monster.

[Name : MantiRat

Level : 100

HP : 5.340.000.000

P.DEF : 120.000

M.DEF : 220.000]

"Lawan yang tangguh, Rachel," komentar Natt. "Ini pertama kalinya aku melihat tikus sekuat ini."

Suara tawa bergema. "Tentu saja. MantiRat yang kamu lawan adalah versi berbeda dari MantiRat pada umumnya. Karena kamu melanggar aturan quest, MantiRat yang harusnya hanya berlevel 70, kini menjadi 100 dan hampir tidak mungkin untuk dikalahkan tanpa kemampuan yang mumpuni. Bukankah ini kesempatan yang bagus untuk menghilangkan kekesalan atas kekalahanmu, Tuan Rexhea dari Legendary Disabler?"

"Terima kasih atas perhatiannya, Rachel." Natt melompat ke belakang dan bersiap untuk bertarung melawan boss monster.

"CITCITCITCIT SSHH SSHH!" Decitan berdesis itu bagai peringatan terhadap lawannya. Sang makhluk berukuran dua kali lebih besar dari tikus minion pun mengambil ancang – ancang untuk menerjang. Sorot mata merahnya telah mengunci sosok yang mengganggu kehidupan nyamannya.

Dalam satu hentakan kaki belakangnya, sang MantiRat berhasil mendekati sang Assassin. Kedua lengan depannya dengen cepat bergerak untuk menangkap lawannya.

Sebuah tepukan keras pun menggema. Diringi senyuman yang terukir di wajah tikus sang monster. Namun saat melihat apa yang ada di antara kedua telapak tangannya, senyuman itu berubah menjadi murka.

Kosong. Makhluk kerdil yang mengganggu hidupnya tak berhasil ditepuknya.

Tiba – tiba, sensasi perih di mata kanan pun menguat dan membuatnya berdecit tak terkendali.

Beberapa tebasan Natt berhasil menyayat bola mata sang monster. Setelah muncul dari ketiadaan sebab skill Stealth yang diaktifkannya, Natt berhasil melancarkan serangan balik.

Di saat Natt hendak melancarkan serangan lanjutan, ekor sang monster pun menyemprotkan bisa yang mampu melelehkan sedikit permukaan lantai. Natt berhasil menghindarinya dengan cekatan.

"Serangan yang berbahaya," bisik Natt dalam hati.

Decitan berdesis kembali memenuhi suasana. Sang monster langsung berbalik dan menghadap lawannya sekali lagi. Sorot matanya berubah hitam pekat. Kedua lengan depannya menjadi berotot, jemarinya berusaha menggenggam lantai hingga merobeknya.

Sekali lagi, tampak sang monster akan menerjang dengan kecepatan penuh.

Saat mengira semua berjalan sesuai kalkulasi di dalam kepalanya, sang Assassin pun terlengah. Sebuah tinju raksasa menghantam tubuhnya dalam satu kedipan mata. Serangan itu berhasil menerbangkan sang Assassin dan menimbulkan retakan pada dinding tempat ia mendarat.

Tinju itu mengurangi Bar HP Natt sebanyak 30%.

Kepulan asap menghalangi pandangan Natt, tetapi kali ini ia bisa melihat dengan jelas tinju raksasa itu telah membelah kabut dan akan menyerangnya dengan kekuatan penuh. Natt melemparkan salah satu belatinya ke angkasa sesaat sebelum tinju itu berhasil menghantamnya lagi.

Suara keras terdengar menggema ke seantero saluran air bawah tanah. Meski sangat dahsyat, tak ada satu pun korban dari serangan yang mengerikan itu. Natt berhasil kabur menggunakan skill escape yang baru miliknya yakni [Switch Blade]. Yang membuatnya bisa berpindah posisi dari satu belati ke belati yang lain.

Sang Assassin yang sedang mengambang di udara pun turun. Ia menggunakan tubuh sang monster sebagai pijakan dan bergegas menjauh darinya.

Lagi, sang MantiRat pun berdecit kesal. Ekor – ekornya yang berupa kepala ular kobra juga ikut mengembang—dongkol.

"Sudah kubilang untuk serius dan berhati – hati, Rexhea. Lawanmu kali ini memiliki kecepatan setengah dari Kibera," komentar Rachel yang sedang menikmati pertarungan.

"Aku tahu, Rachel!" Natt mengerti, tetapi entah kenapa ia cukup sulit untuk serius. Mungkinkah karena efek kekalahannya melawan Kibera? Ataukah?

Sang monster melesat kencang dan berusaha meninju lawan untuk ketiga kalinya. Natt yang telah mempelajari pola serangan sang tikus, dapat menghindar meski nyaris terkena. Dengan refleks yang bagus, Natt berhasil mendaratkan beberapa tebasan pada wajah sang monster dan menambah stack Superior Bleed pada lawannya.

Sang monster kembali berteriak menanggapi keperihan yang dirasakannya. Meski HP-nya masih di atas 90%, tindak – tanduknya mendadak bringas tak terkendali.

"Gawat, Rexhea," sela Rachel. "Monster itu masuk ke dalam mode Berserk. Kau harus cepat menyelesaikannya atau daya serangnya akan terus meningkat dan bisa melakukan One Hit Kill kepadamu."

Natt menyeka keringat dingin yang mengalir jatuh di wajah avatarnya. "Jika Superior Bleed tidak banyak memberikan pengaruh, aku tidak punya pilihan selain menggunakan Recovery of Ash."

***

Next chapter