webnovel

61.Ah Gadis Muslim Itu ...

Lucas terdiam. Siapa yang memasak semua makanan ini? Dari semua masakan para pelayan, baru kali ini ia merasakan cita rasa berbeda dari masakan yang tersaji. 

Sementara pelayan yang melihat perubahan wajah Lucas merasa was-was. Tak biasanya tuannya seperti ini, tapi mereka juga ragu kalau ingin menanyakan kenapa tuannya tiba-tiba bertanya seperti ini. Mereka tak mau menjadi mayat untuk saat ini.

"Siapa yang memasak?" tanya Lucas tanpa mengalihkan pandangan dari sepiring makanan di depannya. Bahkan di mulutnya masih ada sedikit makanan yang belum ia telan karena terlalu penasaran dengan orang yang memasak makanan ini.

"Itu …" jawab salah satu pelayan menggantung karena terlalu takut jika saja salah menjawab dan tuannya justru akan marah. Maka mereka semua akan menanggung kesalahannya dengan nyawa. Itu mengerikan!

Lucas menatap tajam pelayan yang ingin menjawab itu. Ia tak suka basa basi apalagi membuang-buang waktu hanya karena ucapan tak jelas.

"Nona, Tuan," sahut Erix dengan cengiran khas tanpa dosa saat tiba-tiba masuk ke dalam ruang makan. Astaga pria itu masih saja terlihat bodoh.

Lucas kembali terdiam mendengar jawaban Erix. Hei apa ia salah dengar? Gadis itu bisa memasak dan bahkan rasanya seenak ini?

"Dimana dia?" 

"Nona ada di taman," ucap Harry yang baru saja menutup layar iPad-nya.

Lucas lantas berdiri dari duduknya. Meninggalkan ruang makan dengan semua orang yang saling pandang karena melihat tingkah tuannya. Astaga ... apa tuannya akan melakukan sesuatu pada nona baru mereka karena kesalahan masakan? Tidak ... jangan sampai itu terjadi.

"Mungkin Tuan ingin berterimakasih pada Nona," celetuk Erix yang langsung mendapat jitakan dari Mike.

"Maaf. Tanganku otomatis saat mulutmu tak sinkron dengan keadaan," ucap Mike datar lalu ikut meninggalkan mereka. Sementara Erix hanya melongo melihat temannya itu. Apa? Otomatis? Hei ... itu sengaja asal kalian tahu.

Harry terkekeh. "Mike memang pria idaman," ungkapnya bangga dengan sorot mata fokus pada tubuh Mike yang mulai menjauh lalu melirik sebentar pada Erix dengan senyum mengejek.

"Jangan melirikku seperti itu, Harry. Tanganku gatal ingin mencekik lehermu." 

Sementara di taman belakang, Lucas terus memperhatikan seorang gadis yang sedang duduk manis dengan fokus pada sesuatu ditangannya. Perlahan ia mulai mendekatinya dan mengambil duduk tepat di samping gadis dengan pakaian tertutup itu. Hei ... ia tak menghiraukan lagi kedatangan Lucas? Gadis itu masih terus fokus pada bacaannya tanpa merasa terusik dengan kehadiran seseorang di sampingnya.

"Apa lagi yang kau baca?" 

Zoa menoleh. Sedikit tersentak dengan kehadiran Lucas yang tiba-tiba di sampingnya. Namun beberapa detik kemudian ia kembali pada wajah tenangnya . "Ini hanya sebuah buku cerita," jawabnya lembut sebelum kembali membaca bukunya dan mengabaikan pria di sampingnya. 

"Apa kau bosan dengan kitabmu? Baru kali ini ku lihat kau membawa buku lain," ucap Lucas. Matanya masih terus fokus menatap gadis yang tak melihat ke arahnya itu. Entahlah. Kenapa ia merasa tenang setiap kali berada didekat gadis ini? Ada apa juga dengannya yang kini suka penasaran dengan kehidupan gadis temuannya ini. Setiap ia mendekati Zoa, ia semakin penasaran tentang gadis itu, apalagi ajaran agama yang ia bawa. Selalu mengerjakan ibadah setiap waktu dan membaca kitab, Serumit itu ajaran di agamanya?

Zoa tertawa kecil mendengar ucapan tuan agung di sampingnya ini. Namun pandangannya masih saja terfokus pada bukunya. Ia lantas menutup buku dan menaruhnya di samping tempat duduknya sebelum menoleh pada Lucas. Ah pria itu masih terus menatapnya dalam diam dengan tatapan yang … entahlah. Zoa juga tak tau pasti tatapan apa yang ia perlihatkan olehnya.

"Kau menyelidiki diriku, Tuan Vantouxer?" tanyanya dengan mata memicing lucu. Hei ... ia bahkan sudah termasuk gadis dewasa, tapi kenapa masih seperti bayi dengan wajah seperti itu? Astaga ... Lucas bisa saja menjitak kepalanya karena terlalu gemas.

"Ini hanya buku biasa untuk di baca, bukan alkitab seperti yang selalu ku bawa. Aku bahkan bisa menggonta-ganti setiap buku yang ingin ku baca tapi tidak dengan kitabku. Aku tak bisa menggantinya dengan apapun, aku hanya membaca buku lain untuk memperdalam pengetahuanku saja tidak lebih. Kitabku lebih mulia, lebih berharga, dan lebih luas pengetahuannya dibandingkan dengan buku apapun di dunia. Sekali lagi ku tekankan, AKU HANYA MEMPERDALAM PENGETAHUANKU DENGAN BUKU LAIN." 

Lucas terdiam mendengar jawaban panjang Zoa. Ia malah semakin penasaran dengan agama gadis ini karena ucapannya tadi. Hei ... mana ada buku seperti itu? Tak ada tandingannya di dunia dan pengetahuannya lebih luas daripada buku apapun? Yang benar saja. Lucas bahkan baru kali ini mendengar ada kitab semacam itu.

"Hei ... are you okey?" 

tuntaskan bacaan kalian dan jangan lupakan power stone dan komennya untuk meninggalkan jejak ya.. Salam sayang dari author ^_^

Anesa_monscreators' thoughts
Next chapter