webnovel

Sudah Enggak Tahan

memandang lagi wajah cantik istrinya sesaat dan aku kembali melumat bibirnya dengan penuh napsu. bibir atas dan bawahnya ku lumat, kuhisap dengan gemas dengan aroma dan wangi menggairahkanku.

"eemhh...". gumamku tak lagi kuperdulikan hendra yang terus menahan tubuh istrinya dalam rangkulan di bahunya. tanganku sudah meremas-remas kedua buah dadanya bergantian satu tanganku lagi sudah melingkar di belakang pinggang istrinya. kepalanya sudah miring menoleh kearahku dengan bibirnya yang kulumat dengan nikmatnya.

"uuh cantik banget istrimu hen.... ", pujiku berkali-kali, sambil tanganku meraba dadanya, kujamah pubis, tulang yang menonjol di pangkal selangkangannya yang menyembul indah di balik gaun gamisnya yang masih menutupinya.

"gak nyangka...! makasih hen, istrimu berjilbab gini bisa aku sentuh hen... uuh... napsuin banget...", ucapku lagi kepada hendra yang masih menahan tubuh istrinya tetap bersandar di tubuhnya, sambil kuusap usap lagi pubis istrinya dengan rasa tak percaya kepada hendra yang cukold ini memiliki istri yang tak hanya memiliki wajah cantik namun juga berjilbab yang membuatku tak percaya dan juga merasa beruntung karena memang aku terobsesi dengan wanita berjilbab ditambah lagi aku sudah 4 tahun menduda membuat nasuku meledak hebat dalam dadaku. aku menarik gaun gamisnya keatas, menyingkap dan perlahan terlihat kedua kaki mulus nan putih istrinya yang terlihat olehku, semakin naik hingga kulihat kedua pahanya yang begitu mulus dan membakar birahiku.

"uuhhh... ", gumamku sambil menelan ludah, tanganku menjamah dan mengelus, merasakan kemulusan kedua pahanya. ah... celana dalam satin putih membungkus indah pangkal selangknagannya, hendra membantu meraih gaun gamis istrinya dan menyingkapnya hingga kedua buah dada istrinya yang menyembul indah terbungkus bra putih yang menggairahkanku.

sesaat kulihat wajah hendra yang semakin terlihat begitu menegang namun juga ikut menikmati letupan birahinya dengan melihat tubuh istrinya yang terbuka, kujamah di hadapannya.

"shit... mulus banget.. cantik dan seksi.... ", ucapku memandang wajah cantik istrinya yang masih terpejam, mataku menelusuri dadanya hingga selangkangannya yang terbungkus celana dalam sambil tanganku menjamah dan mengelus dengan bebas di hadapan suaminya. begitu seksi, putih dan mulus, pujiku dalam hati berkali-kali dengan rasa takjub karena dengan istri secantik dan sealim ini, ia perbolehkan laki-laki lain seperti aku menjamahnya.

"uummhh...", geramku seraya aku meraih BHnya dan ku singsingkan sehingga kedua buah dadanya keluar dari mangkuk BH nya, menyembul indah di hadapanku.

"uuh... masih sekel gini hen...", pujiku seraya ku jamah lembut, dengan kedua putingnya yang masih kemerahan diatas nya menghias indah. kurasakan kekenyalannya saat perlahan aku meremasnya. kulihat hendra menelan ludah sambil lengannya masih menahan kepala istrinya sementara aku merunduk dan kulumat putingnya sambil ku remas-remas.

"eemhhhh...", geramku, kuhisap dan kulumat dengan gemas, sudah lama aku tak melakukan hal seperti ini. sungguh tetek yang terawat dengan baik dan apalagi berjilbab seperti ini sehari-harinya pastinya belum ada yang menjamahnya bahkan melihatnya selain hendra, suaminya sendiri, pikirku sambil kuhisap kulumat bagai seorang bayi yang baru menyusui dengan rakusnya.

puas dengan buah dadanya, tanganku yang mengelus kemulusan pahanya sudah menyelinap ke dalam celana dalam istrinya. jariku mendapati bulu jembutnya yang ku belai.

"dilepas ya hen...", ucapku kepada hendra yang mengangguk dengan tatap mata yang bergelora oleh napsu birahinya sebagai seorang cuckold yang melihat istrinya sendiri ku jamahi tubuhnya di depan matanya. aku bersimpuh di lantai sambil meraih celana dalam satin yang melorot turun dari pinggulnya dan pemandangan indah kudapati, bulu jembut yang tercukur rapih begitu indah menghias diatas bibir vaginanya yang terlihat masih rapat.

"uuh... seksi banget... potongan bulunya... hen...", pujiku kepada hendra sambil melepas celana dalam itu dari kedua kaki mulusnya. aku merentangkan kedua kaki mulus ini dan aku berlutut dihadapannya, dihadapan pangkal selangkangan tri, istri hendra yang masih terlelap oleh pengaruh obat bius.

"glek...", berkali-kali aku menelan ludah, di hadapan wajahku sudah terpampang vagina mulus nan indah dihiasi bulu jembut yang tercukur rapih diatasnya. kedua tanganku tak bosannya mengelus pahanya. dengan wajahku yang semakin mendekat dan tercium aroma vagina yang begitu khas dan kusukai.

"uuuhh... cakep banget memek istrimu...",

ucapku bergetar menahan napsuku. hendra hanya terdiam dengan dada memburu dan napsu membara, ia berkali-kali menelan ludah melihat aku tepat di depan vagina istrinya. aku mengecup bibir vaginanya, kucoba menyibaknya dengan kedua jariku, terlihat bibir dalamnya yang kemerahan basah berkilat.

"itilnya...", bisikku mendapati daging kecilnya yang menyembul berkilat walau belum menyembul dan mengeras. ku benamkan mulutku, kujulurkan lidahku menyapu itil itu. aroma vagina begitu terasa membuat napsuku semakin gemas untuk berciuman dengan vagina ini. ku sibak semakin lebar dan kujulurkan lidahku menyapu bagian dalam belahan vagina ini dengan penuh napsu.

"emmhh...", gumamku seraya kucolokan 2 jariku ke lubang vagina ini. terasa hangat dan sempit sepertinya pasti enak untuk dientot, pikirku.

"uuh... shit... memeknya napsuin banget hen....", pujiku sambil menyodok-nyodokan jariku keluar masuk.

"pindah ke kamar aja pak....", ucap hendra dan melihatku sudah puas berciuman dengan vagina istrinya dan aku memang sudah ingin merasakan kenikmatan jepitan vaginanya, aku hanya menurutinya dengan senang hati sambil ikut mengangkat tubuh istrinya ke kamar.

"uuuh... tri... kamu cantik banget....", pujiku, tubunya terbaring dengan gamis tersingkap hingga memperlihatkan dari dadanya hingga ujung kakinya yang dapat kunikmati kemulusannya. wajah cantiknya yang masih terbungkus kerudung terlihat masih terlelap dengan mata terpejam oleh pengaruh obat tidur. aku duduk di hadapan selangkangannya yang ku buka lebar-lebar sehingga belahan memeknya merekah indah lebih terlihat, memperlihatkan lubangnya yang kemerahan masih begitu rapat.

"mulusss... masih belum turun mesin...", pujiku, sesaat tanganku yang mengelus kemulusan pahanya beralih dengan kedua jariku yang menyibak bibir vagina lebih lebar, aku merunduk dan ku jilati kembali belahan vagina itu dengan leluasa dan bebas. kuhirup aroma vagina yang begitu khas, kujilati itilnya seperti es krim.

"aahhh.... cakep banget...", pujiku lagi. begitu sempurna istri hendra ini, cantik, mulus, berkerudung, memeknya yang masih mulus dan rapat karena belum punya mongmongan, pasti masih sempit kalo kuentot, pikirku.

"uuh...gak nahan... pengen rasain memek istrimu han...", ucapku sambil kulihat hendra yang semakin menegang wajahnya sambil mengelus kontolnya sendiri yang sudah menyembul dari celananya.

"hen..., yakin hen... istrimu boleh kuentot....?", ucapku langsung mamastikan lagi kepadanya seperti yang ia utarakan sebelum hal ini terjadi malam ini.

"eh... ii... i... iya...pak.. chan...", jawabnya dengan nada terputus-putus entah apa yang dirasakannya, melihat istrinya sudah kujamahi dan sekarang akan kusetubuhi di depan matanya seperti keinginannya sebagai seorang suami yang cuck-old. ah aku tak peduli, yang penting aku bisa menikmati dan melampiaskan hasratku kepada istrinya yang masih muda, cantik dan mulus ini, apalagi yang membuatku semakin bernapsu adalah perempuan ini berkerudung sesuai dengan obsesiku dan hanyalanku selama ini.

"oh chandraa... kamu lelaki yang beruntung !", pekik hatiku, sudah 4 tahun aku menduda dan kini aku akan melampiaskannya kepada istri hendra yang pasti masih bersih dengan statusnya sebagai seorang istri apalagi berkerudung. sudah sekian lama aku tak merasakan hangat dan nikmatnya jepitan vagina perempuan, bisik hatiku.

aku melorotkan celanaku, kontolku sudah mengeras sedari tadi mengangguk gagah di hadapan selangkangan tri, istri hendra yang cantik ini. aku meraih kondom dari saku celanaku.

"hen... boleh gak usah pake kondom ?, nanti crotnya diluar kok...hen... ya hen...?", tanyaku sebelum aku membuka bungkus kondom ini. hendra hanya mengangguk dengan kontolnya yang sudah begitu keras dalam genggaman tangannya menunggu untuk melihat istrinya ku jejali memeknya dengan kontolku. aku tersenyum dengan jawaban hendra, yang berarti aku bisa menikmat lubang vagina istrinya tanpa penghalang yang membungkus kontolku. tak bosan aku memandang istrinya yang cantik ini terbaring menggairahkan berkerudung dengan gaun gamis tersingkap memperlihatkan tubuh telanjangnya di hadapanku. aku mengelus kontolku sebelum akhirnya tanganku meraih kaki tri untuk lebih mengangkang. ku elus kemulusan pahanya, ku bimbing kontolku ke lubang vaginanya. hendra mendekat, matanya tertuju pada kontolku yang perlahan ku jejalkan ke milik dia.

Next chapter