Setelah pindah ke Jatinangor, Sumedang. Aku kurang tahu apakah sahabatku masih menangis di pinggir tembok? Sampai aku sendiri tidak menyadari bahwa bersedih itu, ternyata Lusiana. Mungkin suatu hari nanti, bakal terasa bagaimana reaksi ketika semua orang pada tahu kelakuan dia. Namun, untuk sekarang tak 'kan beritahu kepada teman-temannya.
Biarkan mereka mencari tahu sendiri! Tidak usah kasih olehku. Apalagi sampai membuat Lusiana makin marah padaku sehingga tak ada cara lain, apa pun yang bakal kusampaikan tergatung suasana hati seseorang seperti apa? Tak ada kepedulian ya, berarti tidak usah bergaul sama mereka. Biar enggak terbawa suasananya.
Mungkin aku terbiasa sendiri sehingga mendengar berkumpul banyak orang, apalagi orang-orang baru semua yang ada malah canggung bicaranya. Terutama untuk kali kedua ketika sedang bersama perempuan, pasti dia melakukan cara supaya kita terbebas. Lalu, dia malah mendekatiku dengan paksaan. Kan, itu sama saja kelakuannya sama mantanku.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com