Kim Namjoon POV,
12 Mei 2020,
Aku memandangi cincin berlian Tiffany & Co di tanganku sambil tersenyum. Aku gugup sekaligus bersemangat. Aku berencana akan melamar Sora malam ini. Satu hari setelah aku memperkenalkan Sora pada member, aku menemui Bang PD nim untuk membicarakan mengenai kehamilan Sora dan rencanaku untuk menikahinya.
Aku merasa sangat bersalah ketika mengatakan ini kepada Bang PD karena aku merasa telah mengkhianati kepercayaannya. Perasaan bersalah ku semakin besar ketika ia mengatakan bahwa ia kecewa kepadaku. Aku ingat selama pembicaraan berlangsung aku selalu menundukkan kepalaku, merasa sangat malu akan apa yang telah kulakukan. Namun pada akhirnya Bang PD mengatakan bahwa semua keputusan mengenai kehidupan pribadiku sepenuhnya ada ditanganku, dan ia akan tetap mendukungku.
Tapi ia meminta ku agar melakukan pernikahan di akhir tahun mengingat padatnya kegiatan kami selama tahun ini walaupun kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan secara online maupun pre-record. Kami juga berencana akan membuat album baru jadi aku sangat paham bahwa aku tak bisa egois mengenai hal ini.
Kemudian keesokan harinya, aku memberitaukan para member mengenai kehamilan Sora dan rencana pernikahanku ketika kami selesai membahas album baru kami.
—————————————————————
2 hari sebelumnya...
Kami sedang berkumpul di kantor Bighit dan membicarakan mengenai rencana album baru kami. Kami menyumbangkan ide-ide selama hampir 30 menit. Pembuatan album ini tidak pernah kami rencanakan sebelumnya, namun karena situasi saat ini yang berubah drastis dan membuat banyak orang merasa frustasi, kami merasa bahwa kami harus membuat sebuah karya agar ARMY dan juga orang-orang di luar sana dapat merasa lebih baik.
"Aku akan mengirimkan kumpulan ide ini hari ini juga ke perusahaan. Bila kalian memiliki ide tambahan tolong kirimkan padaku, aku akan menambahkannya juga. Kerja bagus semuanya!", kata Jimin mengakhiri pertemuan kami siang ini
"Kerja bagus", kata Jk sambil bertepuk tangan
V, Jimin dan Jk mulai beranjak dari kursi.
Apakah aku harus mengatakannya sekarang?, aku merasa sedikit ragu. Mataku bertemu dengan mata Jhope dan ia langsung bertanya padaku.
"Wae? Wae? Ada sesuatu yang ingin kau katakan?", tanya Jhope penasaran
"Ani", jawabku sambil beranjak dari kursi
"Katakanlah", paksa Jhope
Suga, Jimin dan Jk berdiri mengelilingiku menunggu ku mengatakan sesuatu.
"Apa? Tidak mudah menyatukan 7 orang. Katakanlah!", kata Jhope masih memandangku dengan penasaran
"Ani aniya..", kataku sambil pergi menuju kulkas untuk mengambil air
"Katakanlah!", kata Suga sambil tertawa
"Kau membuatku penarasan", tambah Jin sambil berdiri dan memakai jaketnya
Aku terkekeh berjalan menuju kamera berada dan mematikannya.
"Ada apa Namjoon~aah, kau tak ingin mengatakannya di depan kamera?", tanya Jin
"Ye ... bisakah kalian duduk lagi. Aku ingin mengatakan sesuatu", kataku kembali ke tempat dudukku dan meminum air yang tadi ku bawa
"Taehyung~aah ayo sini..", panggil Jimin
Seketika aku merasa jantungku berdebar lebih cepat, gugup, merasakan semua pandangan tertuju padaku.
"Ada apa?", tanya Jhope dengan pandangan yang intens
"Hmm, aku akan menyampaikan sesuatu. Aku tau berita ini akan cukup mengejutkan untuk kalian, tapi aku sudah mendiskusikan ini sebelumnya dengan Bang PD dan perusahaan juga. Dan ... aku ingin kalian mendengarnya langsung dariku bukan dari orang lain", kataku sedikit gugup
"Mengapa aku merasa gugup ... ", kata Suga sambil menggelengkan kepalanya
Aku tertawa mendengar perkataannya sebelum menjawab, "aku berencana untuk menikah dengan Sora", kataku pelan sambil memandang mereka semua satu persatu
"Apa?!", kata Jhope kaget
"Jinjja??", tanya Suga membelalakkan matanya
"Woaahh ... ", kata Jimin dan JK bersamaan
"Hyung, benarkah? Kau akan menikah??", tanya V, mengubah posisi duduknya menghadap ku
Sedangkan Jin tidak mengatakan apa-apa namun wajahnya terlihat sangat terkejut.
"Apa kau sedang bercanda, Namjoon~aah?", tanya Suga tertawa
"Ani, aku tidak sedang bergurau. Aku akan menikahi nya. Kami ... sebetulnya kami akan segera memiliki bayi", kataku lagi sambil tertunduk
"Whoaahh! Ini terlalu berlebihan, aku tak percaya ini", kata Jimin sambil menyeringai gembira
"Sora ssi hamil?", tanya Jin mencondongkan tubuhnya ke arahku
"Ye ... usia kandungannya sudah satu bulan..", jawabku
"Jadi kemarin saat kau mengenalkannya pada kami, ia sedang hamil?", tanya Jhope masih terkejut
"Aku tak tau aku harus senang atau kesal mendengar hal ini", kata Suga tertawa-tawa di kursinya
"Hyuuuuungg ....", goda JK
"Maafkan aku, aku tak tau bahwa akan seperti ini. Tapi, tapi terus terang aku tak menyesali apa yang terjadi pada kami. Maafkan aku telah membuat kalian kecewa...", kataku menundukkan kepalaku
"Apa kau kira kami akan marah?", tanya Jin mengerutkan dahinya
"Ye ..", jawabku pelan sambil menatapnya
"Aniyo ... aku senang medengar hal ini", jawab Jhope tersenyum lebar
"Aku tak marah Namjoon~aah, aku hanya kesal kau tidak memberitau kami lebih awal.. bila aku tau ini lebih awal, aku pasti akan mengucapkan selamat pada Sora juga", kata Suga
"Kau akan menjadi ayah? Waaah akan ada bayi bangtan", kata V tersenyum senang dengan mata berbinar-binar
"Namjoon hyung kami akan selalu mendukungmu ... aku ikut bahagia bila kau bahagia", kata Jimin tersenyum padaku
"Gomawo...aku, aku tak menyangka kalian akan senang mendengar kabar ini", jawabku sambil membetulkan topi ku
"Lalu bagaimana tanggapan perusahaan? Kau akan tetap bersama kami kan?", tanya Jk
"Mereka sedikit kecewa dengan hal ini, tapi mereka tetap menerima keputusanku, namun dengan syarat bahwa aku harus menunda pernikahanku hingga akhir tahun ini. Mereka menyerahkan keputusan padaku apakah aku akan mempublikasikan pernikahan ini atau tidak. Tentu saja aku akan mendengarkan semua masukan dari kalian...aku sangat menghargai kalian sebagai sahabat dan juga rekan kerjaku, kalian sudah seperti keluarga bagiku", kataku kepada mereka semua
"Kau tidak akan meninggalkan BTS kan hyung?", tanya V
"Ani, aku tidak pernah ada niat untuk pergi meninggalkn kalian ... walaupun mungkin nanti setelah aku menikah aku tak bisa tinggal bersama kalian lagi. Tapi, aku baru saja membeli sebuah apartemen di dekat sini, jadi paling tidak kita akan tetap tinggal berdekatan", jawabku tersenyum pada V yang mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar perkataanku
"Kapan kalian akan melangsungkan pernikahan?", tanya Jin
"Sebetulnya, aku belum membicarakan ini dengan Sora. Ia mengatakan akan mengikuti keputusan ku dan perusahaan. Kami juga belum melakukan pertemuan keluarga", jawabku lagi
"Tapi kau sudah melamarnya kan?", tanya Suga mencondongkan tubuhnya ke depan
"Mmm... aku baru memintanya untuk menikah denganku tapi bila yang kau bicarakan adalah lamaran menggunakan cincin dan suasana romantis, eh, aku belum melakukannya", kataku canggung sambil menggaruk-garuk belakang kepalaku
"Astaga hyung, yang benar saja? Jinjja?", tanya Jimin tak percaya
"Ckckckck .... kau harus melamarnya dengan cara yang benar Namjoon~aah ... itu akan membuktikan kesungguhan mu padanya", kata Suga
"Kurasa ia tak pernah menonton film drama percintaan", kata Jin kepada Suga sambil tertawa-tawa
"Haha aku memang berencana melakukannya dalam waktu dekat ini", jawabku terkekeh malu
"Waah daebak ya! Aku tak sabar melihat kalian menikah", kata JK tersenyum lebar padaku
"Semuanya akan baik-baik saja ... kami akan selalu mendukungmu", kata Jin meyakinkanku
"Ye ... gomawo yorobun", kataku. "Baiklah ... hanya itu yang ingin kukatakan tadi", kataku sambil berdiri dan memasukkan kedua tanganku ke dalam saku jaket
"Hyuuung, selamat", kata V memelukku dengan gembira
"Gomawo", jawabku sambil menepuk punggungnya
Satu persatu para member bergantian memeluk dan mengucapkan selamat padaku. Kami tertawa-tawa dan membicarakan akan seperti apa bayi ku nanti. Aku merasa sangat lega dan senang, aku tak menyangka mereka mendukung keputusan ku ini.
———————————————————————
Saat ini,
Aku memasukkan kembali kotak cincin ke dalam saku celana ku dan menekan nomer telpon Sora.
"Yeobosseyo jagiya~ ... kau sudah selesai? Aku sedang dalam perjalanan menuju apartemenmu", kataku sambil tersenyum senang
"Kalian sudah selesai syuting?aku akan pulang 10 menit lagi, aku masih membereskan ruanganku", jawabnya
"Arasso ... aku tak sabar untuk bertemu denganmu, ada yg ingin kusampaikan. Baiklah, sampai nanti ya..", kataku sambil tersenyum
"Uh? Baiklah.. sampai nanti", jawab Sora dan mematikan telponnya
Aku baru saja menyelesaikan syuting BTS Festa di sebuah rumah di daerah Gangnam Gu. Beberapa hari ini kami sangat sibuk melakukan foto-shoot dan latihan koreografi untuk konser online kami bulan depan. Oleh karena itu, ketika aku memiliki waktu senggang aku memutuskan untuk melakukannya sekarang, karena besok hingga bulan depan jdwal kami akan sangat padat.
Aku merapikan rambutku dengan jari-jariku, beberapa hari yang lalu aku memotong rambutku dan mewarnainya kembali menjadi warna coklat. Aku harap Sora menyukainya, batinku. Aku ingin membuat malam ini menjadi malam spesial bagi kami berdua, walaupun sejujurnya aku bukanlah termasuk tipe pria romantis.
"Kamsahamnida ... kau tak perlu menungguku. Aku akan kembali besok", kataku kepada supirku sebelum beranjak keluar dari mobil
Aku merapikan pakaian ku dan membetulkan letak masker ku sebelum berjalan memasuki lobi. Aku menekan tombol lift sambil mengetik pesan pada Sora.
"Aku sudah tiba", kukirimkan pesan tersebut, kemudian masuk ke dalam lift dan menekan tombol angka lima
*tring
"Maafkan aku, aku baru selesai. Aku akan pulang sekarang", balasnya
Aku berjalan menuju lorong lantai lima, dan bersandar pada jendela di sebrang lift. Aku berjalan hilir mudik sambil menghapalkn kata-kata yang akan aku katakan untuk melamarnya.
*pipipipip
Aku merogoh saku celana ku dan melihat nama Sora pada layar ponsel ku.
"Yeobosseyo", jawabku
"Yeobosseyo jagiya, maafkan aku .. ada beberapa barang yang tertinggal. Aku sedang memutar balik untuk mengambilnya", kata Sora berbicara dengan cepat
"Ada yang tertinggal?Arasso", kataku sambil memandang keluar jendela
"Ye ... kau yakin kau tak apa-apa?", tanyanya lagi
"Ne. Aku tak apa-apa. Aku akan menunggumu disini", jawabku lagi
"Ye..baiklah.. aku akan kembali secepatnya..mianhae", katanya lalu menutup telpon
Aku mematikan ponselku dan menyadari bahwa baterai ponselku sudah hampir habis. Aku mengumpat pelan dan kembali bersandar pada jendela memandangi lampu-lampu gedung di sekitar apartemennya.
10 menit berlalu, aku mengetik pesan pada Sora.
"Jagiya~ ... aku menunggumu di depan pintu apartemenmu. Kau sudah selesai mengambil barang yang tertinggal?", tanyaku
Aku mengambil dan membuka kotak cincin dan memandanginya lagi. Aku memainkan kotak cincin itu ditanganku. Kulihat sudah lima menit sejak aku mengirim pesan padanya.
Aku menekan nomer Sora dan menghubunginya. Tidak ada jawaban. Aku mengerutkan dahiku, bingung, mengapa ia tak menjawab telponku?.
Aku mencoba menghubunginya lagi, tapi tetap tidak ada jawaban. Aku menghela nafas panjang, sibuk bertanya-tanya mengapa ia tidak menjawab telpon dariku.
Aku memutuskan untuk pergi menunggunya di lobi. Sora selalu menjawab panggilan dariku dimanapun ia berada. Ketika sampai di lobi, aku duduk di ruang tunggu dan mencoba untuk menghubunginya lagi. Mengapa perasaanku tidak tenang? Jantungku berdedup cepat. Mengapa aku tiba-tiba merasa khawatir padanya.
"Jagiya~ kau dimana? Apa kau masih di Minerva?", tullisku
Aku mengacak-acak rambutku sambil menunggu balasan atau panggilan darinya. Namun setelah lima menit tidak ada satupun pesan atau panggilan yang masuk. Aku menatap pintu masuk apartemen dan menggertakkan rahang ku.
Jarak dari Minerva ke sini hanya 10 menit. Tapi mengapa ia tak kunjung tiba? Apa telah terjadi sesuatu?. Tanpa kusadari aku mulai menggerak-gerakkan kaki ku karena cemas.
Aku kemudian berjalan mondar mandir di depan pintu masuk. "Dimana dia?", batinku
Aku mencoba untuk menghubunginya lagi sebanyak 3 kali namun tak satupun ia jawab. Aku sangat cemas. Aku menatap layar ponselku dan berpikir bahwa telah terjadi sesuatu padanya. Ia tidak pernah seperti ini.
Kemudian aku menghela napas panjang dan berjalan keluar lobi menuju Minerva. Aku tau jalannya, hanya dibutuhkan 15 menit bila berjalan kaki. Aku mempercepat langkah kaki ku ketika tiba di persimpangan. Selama berjalan aku terus menghubungi Sora. Ketika tak ada jawaban dari nya aku melakngkah lebih cepat lagi dari sebelumnya. Hingga tanpa kusadari aku telah berlari sejak beberapa menit yang lalu.
"Sebentar lagi, kau pasti bisa", kataku menyemangati diriku sendiri
"Hanya tinggal berbelok di depan, kau akan segera tiba", kataku lagi terengah-engah
Ketika akhirnya tiba di Minerva, aku membungkuk kehabisan napas, sedikit merasa lega ketika kulihat mobil Sora terparkir di tempat parkir Minerva.
Ketika nafasku sudah kembali normal, aku melepas maskerku dan berjalan menuju pintu lantai dasar. Entah mengapa jantungku masih berdegup sangat kencang, aku merasa bahwa ada yang tidak beres sedang terjadi.
"Jagiya~ ....", panggilku ketika aku membuka pintu lantai dasar
*gedebuk
Tersengar suara benturan dan disusul suara pekikan. Aku berlari menuju kantor Sora berada. Ketika aku membuka pintu ruangannya, aku terkejut melihat situasi yang kutemukan.
Aku melihat seseorang dengan hoodie hitam mencekik Sora hingga tubuhnya terdorong menempel pada rak buku. Tangan Sora meronta-ronta mencoba melepaskan tangan pelaku dari lehernya.
"Jagiya!", teriakku dari ambang pintu
Pelaku tersebut menoleh ke arahku, tatapan matanya liar seperti orang tidak waras, mulutnya menyeringai penuh kebencian. Aku hampir tak mengenalinya dengan raut wajah seperti itu.
"KAU?!", kataku terbelalak
Aku tak mengerti ... apa yang dilakukannya pada Sora? aku dapat merasakan otak ku berpikir dengan cepat menganalisa apa yang sedang terjadi. Hoodie hitam .... dan semua insiden itu sebagian besar terjadi di Minerva! Apakah ia pelakunya?? Tidak mungkin!!