Hany keluar untuk membeli sesuatu. Tiba-tiba saja dia ingin makan sesuatu, tak mungkin merepotkan rafael yang masih sakit hany mengajak mina dan ningning jalan-jalan keluar dengan seorang supir dan bodyguard. Sementara bibik ada di rumah untuk menjaga rafael.
"Emm.. Enak nona." kata ningning yang sedang memakan jajanan dipinggir jalan malam itu.
"Makan sepuas kalian." kata hany yang juga menikmati makannya.
"Cari tempat duduk, nona." mina malah menyuruh hany duduk. Mereka mencari tempat duduk dan menikmati malam itu dengan makan sepuasnya. Hang bahkan meminta bodyguard juga supirnya untuk ikut makan.
Kan gak lucu biarin mereka diluar dengan udara dingin, cuma liatin hany makan.
"Bibik, sini ikut makan!" kata hany melambaikan tangannya pada bodyguard dan supirnya yang berdiri diluar mobil yang terparkir tak jauh dari tempat mereka makan.
"Tidak usah nona." kata supirnya dengan lantang.
"Paman makan atau saya minta ke ayah bayi saya untuk memecat kalian karena kalian tidak menuruti permintaan saya." kata hanny terpaksa mengancam keduanya.
Ningning dan mina menatap hany tak percaya. Baru kali ini mereka mendengar hany menyebut rafael, ayah dari bayinya?
"Ahh, itu lebih manis nona. Panggil suami atau harusnya, sayang." kata ningning membuat hany yang secara tak sengaja mengatakan itu jadi malu.
"Iya nona, dari pada anda memanggil tuan." imbuh mina.
"Sudah jangan bahas itu. Dia memang tuan saya juga, seperti kalian. Tidak lebih, hanya saja..."
Hany mengandung anaknya. Dia bukan istri rafael walau dia mengandung anaknya. Hany sedikit sedih mengingat statusnya. Hany mengusap perutnya dan menunduk.
Bodyguard dan supirnya pun ikut bergabung untuk makan. Hany tak mau bersedih, dia harus bahagia untuk bayi diperurnya. Hany memutuskan tersenyum dan kembali makan.
***
"Apa rafael di rumah ini, saya mamanya." kata mama rafael pada bibik yang membukakan pintu.
"Iya, tuan sedang istirahat." bibik membuka pintunya lebih lebar. Dibelakangnya menampakan bisma yang akhirnya ikut masuk kedalam.
Bibik pun mengantar mama rafael dan bisma ke kamar dimana rafael beristirahat. Mama rafael langsung duduk disamping rafael dan mengecek suhu tubuhnya. Bisma khawatir melihat kakaknya yang pucat itu.
"Rafael, bangun. Ini mama, kenapa kamu sakit gak pulang ke rumah dan kasih tau mama." mama rafael sangat kesal, dia terus menggoyangkan tubuh anaknya itu. Ingin sekali membangunkan rafael dan mengomelinya.
"Mama.." kata rafael yang akhirnya terbangun. Dengan mata sayunya dia menatap mamanya yang ada disampingnya, bagaimana sang mama tau dan hany? Mamanya bisa melihat dan bertemu hany, jika tau semuanya bagaimana? Bisa mati rafael, menyewa hany hanya untuk hamil anaknya.
Rafael memberi isyarat pada bibik yang ada berdiri dibelakang bisma, seakan bibik tau apa yang dimaksud rafael, bibik pun langsung keluar untuk mencegah hany kembali dulu, mungkin. Ini satu-satunya cara pencegahan yang bisa dilakukan saat ini.
"Rafael, kenapa tidak pulang ke rumah hah? Sudah bosan dengan mama, sudah tak butuh mama atau bagaimana? Sudah tak mau menjadi anak mama?" kata sang mama yang terus mengecek kening rafael yang masih sedikit panas.
"Mama, jangan marahi kakak. Kasian kakak sedang sakit." kata bisma yang memilih duduk disisi rafael yang lain.
"Dengerin tuh ma nasehat adek rafael yang paling pinter." rafael teresyum senang dapat pembelaan dari bisma. Dia dan rafael memgepalkan tangannya dan saling membenturkan kepalan tangannya, tos ala mereka.
Mama rafael berada cukup lama disana. Tapi rafael malah mengusir mama dan adiknya itu, katanya dia mau istirahat. Ada penjaga dan pembantu disana jadi rafael akan baik-baik saja..
"Mama akan menginap dan merawat kamu." kata mama rafael yang tak mau pergi.
"Pliss ma. Rafael mau sendiri dulu." pinta rafael pada sang mama. "Besok rafael janji akan pulang dan sembuh."
Mama rafael pun menyerah. Dia pulang, dia menitipkannya pada ahjumma untuk menjaga rafael dengan baik. Taehyung yang tadinya mau menginap pun tidak dibolehkan. Bahkan rafael mengancam tak akan menganggap taehyung adik lagi kalau dia tak mau menurut.
"Kak, cepet sembuh ya." kata bisma pada rafael. Rafael mengangguk.
Mama rafael dan rafael sudah pulang. Mobil hany sudah diluar sejak tadi. Hany hanya mengintip dari dalam mobil, padahal hany ingin sekali bertemu dengan mama rafael, nenek dari bayi yang dia kandung, pasti menyenangkan bisa dimana oleh nenek bayinya.
Tak bisa disebut ibu mertua juga sih. Hany sadar diri.
Setelah mobil bisma pergi dari rumah itu, mobil hany masuk. Hany langsung masuk dan disambut oleh bibikm
"Nona, dicari tuan." kata mama ningning.
"Ahh iya bik." hany senang rafael sudah bangun, mungkin karena badan rafael sudah lebih baik.
"Bibik, tadi mamanya tuan rafael ya? Dia baik gak? Ramah gak?" hany akan langsung masuk ke kamar, tapi dia malah balik tanya ke pembantunya yang menemui langsung mama rafael.
"Rafael sayang, nona." ledek mina dan ningning. Hany langsung menatap keduanya dengan kesal.
"Tadi aja manis panggilnya nona." kata ningning yang langsung kabur dari hadapan Hany. Dua ahjumma itu malah tertasa melihat sikap tiga wanita muda didepannya. Hany sudah seperti saudara mereka.
"Baik, ramah, lembut." kata mama ningning pada hany.
Hany makin ingin bertemu, disayang mamanya rafael, dimanjain karena hamil cucunya. Hany dengan cemberutnya langsung masuk ke kamar.
"Dari mana saja?"
Baru saja masuk, rafael langsung membentak hany dengan suara lantangnya. Hany duduk dan mengecek kening rafael.
"Pantes udah bisa marah-marah. Udah gak sakit." kata hany berbicara pada dirinya sendiri dan langsung ingin pergi. Malas kalau cuma mau beradu mulut dengan rafael.
"Jelasin dulu, kemana? Ngapain? Mau apa keluar?"
"Mau menghindari mama tuan. Puas." hany kesal, dia menjawab seperti itu dan menepis tangan rafael.
Hany baru saja akan melangkah, tapi kepalanya terasa berat. Hanny berhenti melangkah dan merasakan kepalanya yang pusing. Rafael yang melihat hanny langsung mendekati hanny karena khawatir.
"Kenapa?" tanya rafael berdiri dibelakang hanny.
Hanny tak mau menjawab. Rafael sudah membuatnyan kesal. Kepalanya sedikit pusing, badannya juga terasa tak enak. Hanny ingin istirahat di kamar lain. Dia kembali akan melangkah. Hanny pikir dia bisa. Tapi tidak.
Brukk...
Hany malah jatuh dan pingsan. Untung rafael dengan sigap menangkap tubuh hany, walau rafael sendiri masih sakit. Rafael mengecek kening hany. Sialnya hany juga demam.
"Hanny.." rafael mencoba menyadarkan hanny. Beberapa kali menepuk-nepuk lembut pipinya.
Rafael berteriak memanggil para pembantunya. Mama mina, mamanya ningning, ningning dan mina langsung berlarian masuk ke kamar.
"Nona?" mereka ikut panik melihat hanny pingsan.
"Bilang supir siapkan mobil. Saya mau bawa hanny ke rumah sakit." kata rafael. Dia langsung membopong hanny walau dirinya sendiri baru sembuh dari sakit.
Mereka mengikuti rafael dibelakang. Membukakan pintu rumah, lalu pintu mobil. Rafael membawanya ke rumah sakit.