Setelah salat isya, kami telah bersiap-siap untuk pergi ke acara tersebut. Kata Alan acaranya di ballroom hotel. Tak mengapa, mau di manapun, asalkan suamiku tak pergi sendiri. Beginilah memang kalau punya suami tampan, sukses dan saleh. Rasanya takut saja kalau ada yang mengganggu.
Berkali-kali harus dikatakan, betapa beruntungnya aku memiliki suami seperti dia, yang justru ingin agar aku terlihat selalu bersamanya di depan semua orang.
Alan tampil santai dengan kemeja biasa, sementara aku dengan style standar saja. Baju gamis setellan, jangan ditanya harga, suamiku yang belikan.
Kami tiba di lokasi setengah jam kemudian. Saat masuk ke dalam, Alan tak pernah melepaskan genggaman tangannya padaku. Seolah takut saja jika aku menghilang tanpa jejak.
"Hallo, Bro, masyaallah, luar biasa banget kamu sekarang, ya," sapa beberapa pria ketika melihat kedatangan kami.
Alan pun dengan senang hati menyalami, bahkan merangkul mereka. Selepas itu, ia kembali menggenggam jemariku.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com