Pertanyaan ini kelewat tak masuk akal dan anehnya malah menggetarkan jiwa Ashley. Batinnya menggebu-gebu ingin menyelesaikan kesalahpahaman ini. Sampai-sampai tak tahu apa yang hendak dia katakan. Di dalam sana hanya berisikan segala bentuk racauan.
"Aku bukan gay," kata Ashley sedikit menurunkan suaranya. Meski suasana di sini masih sangat sepi, hanya saja tenggorokannya seolah dicekoki sebotol besar cola ketika menyebut 'gay'. "Mana mungkin aku berpacaran dengan Sean. Kami sungguh hanya teman. Aku baru bertemu dia ketika pindah ke sana. Dia orang pertama yang mengajakku berkenalan." Ashley mengingat pertemuan pertamanya dengan Sean yang dimulai dengan saling ejek. Bahkan sampai sekarang, tak pernah sekalipun mereka melewatkan waktu bersama tanpa saling berkata kasar. Sean agak mirip dengan Simon, secara sikap dan tutur kata, bedanya Ashley mampu membalas ucapan sarkas Sean dan selalu tak berdaya jika dihadapkan dengan Simon.
"Kalau begitu pindah saja."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com