Adilla hanya terdiam menatapnya lurus, wanita itu bimbang dengan perasaannya. Keringat dingin mengucur membasahi keningnya, tangannya gemetar. Hatinya berdebar saat melihat Innes berdiri di belakang Sullivan dengan berlinangan air mata. Adilla langsung gemetar ketakutan.
Wajah Innes merah padam, mendengar mantan suaminya mengungkapkan perasaannya pada Adilla. Innes benar-benar terkejut dan tidak menduga. Jika selama ini Sullivan menyimpan perasaan pada Adilla, teman yang sudah dia anggap seperti saudarinya sendiri.
"Jadi benar, selama ini kalian ada main di belakang ku?" Innes bertanya, hatinya hancur. Rasanya sakit, lebih sakit saat suaminya mengucapkan talak.
"Innes?" Sulivan membalikkan badannya, ia sama sekali tidak takut melihat mantan istrinya.
"Teteh, ini salah paham. Dila, nggak ...."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com