Hasad, dendam, dan iri dengki dalam hati Maryati, sangat pria itu sukai. Karakter pasiennya yang pintar-pintar bodoh, membuatnya tidak perlu repot menyuruh Maryati ini itu. Karena apa yang dia bilang, akan gampang diturut oleh pasiennya.
Setelah mendengar arahan Ki Jagabaya, Maryati pamit pulang dengan wajah semringah. Wanita itu tidak sabar untuk membuat anak tirinya menderita.
Malam hari saat semua orang terlelap tidur. Maryati melakukan apa yang diperintahkan oleh Ki Jagabaya. Dia menaburkan tanah dari buntelan kain yang dibawanya. Karena akses lewat adalah pintu utama, dia menaburkan tanah di sela kecil tepat diatas pintu.
"Bersiaplah untuk serangan selanjutnya anakku sayang," gumamnya tersenyum sinis.
***
Minggu pertama sudah Sullivan lalui dengan baik, karena gajinya dipotong seluruhnya. Pria itu menumpang hidup di bedeng proyek bangunan tempat kerja Ilsan. Adiknya itu senantiasa membantu kesulitannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com