Plak!
Rasa panas menjalari wajahku seiring dengan tamparan Ola yang tepat mengenai pipi kananku. Masih dengan emosinya dia mempertanyakan keputusanku menjalani dunia malam. Lama kelamaan emosi Ola berubah menjadi tangisan. Gadis itu memelukku dan kami menangis bersama, sedangkan Nindya hanya diam menyimak.
"Apa pulak kau ni, Reen, tak sangka lah aku pada kau suka entup-entup dengan Om Om diluaran sana," ucap Ola seraya mengusap ingusnya yang keluar menghiasi tangisannya.
"Aku terpaksa, Ola."
"Apa kau dah tak punya keimanan hah? Kau dah takut Allah gak kasih kau rejeki yang halal lagi, sampai kau mau kerja haram ni!" Hardiknya lagi kembali sewot, matanya kembali tajam menatapku.
"Bukan begitu, tapi ...," Aku terdiam sesaat sebelum melanjutkan penjelasan.
"Apa? Apa memang kau dah suka dengan pekerjaan ni sebagai pelampiasan kesalmu? Apa kau ingin ikuti jejak Mamakmu?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com