webnovel

Kisah kelam

Para penonton pun hanya bisa terdiam dan tidak menimbulkan suara, entah apa yang mereka pikirkan namun sepertinya mereka terkaget kaget karena pangeran Yun Taek yang tiba tiba saja kalah oleh Nan Chen

Padahal sedari awal Nan Chen terlihat terdesak oleh Pangeran Yun Taek

"Baiklah Nak Nan Chen silahkan meninggalkan stadium" ucap Wasit

"Baiklah" ucap Nan Chen

"Hey bantu pangeran Yun Taek ini" ucap wasit sambil menunjuk ke arah pangeran Yun Taek yang terkapar di atas stadium

Para petugas medis pun datang dan mengangkat pangeran Yun Taek menuju tempat pengobatan dan pemulihan

"Hah akhirnya selesai juga" ucap Nan Chen

"Hey kau kira kau hanya harus bertanding sekali saja?" ucap Nulla

"Hah apakah ini belum berakhir?" ucap Nan Chen yang terkejut dengan pernyataan dari Nulla

"Hah kepala mu memang tidak memiliki isi ya" ucap Nulla

"Berisik kau kadal jelek" ucap Nan Chen kesal

"Saat kau mendaftarkan diri tadi, peraturannya adalah kau harus memasuki 20 teratas untuk bisa menjadi murid di akademi Tamara ini" ucap Nulla

"Hah berarti aku harus mengalahkan puluhan bahkan ratusan pendaftar saat ini?" ucap Nan Chen

"Ya seperti yang kau pikirkan" ucap Nulla

"Hah sepertinya aku akan berusaha mati mati an dan menghabiskan banyak tenaga untuk saat ini" ucap Nan Chen

"Lawanlah lawan mu sebisa mungkin namun jangan banyak menghabiskan tenaga agar kau bisa bertahan hingga akhir bodoh!" ucap Nulla

"Hah baiklah aku akan mendengarkan mu kali ini" ucap Nan Chen

"Ya memang seharusnya seperti itu" ucap Nulla

"Cepat lah berkultivasi dan pulihkan tenaga mu selagi masih ada waktu hingga giliran mu berikutnya" ucap Nulla

"Baiklah" ucap Nan Chen

Nan Chen pun duduk dan berkultivasi untuk memulihkan tenaga dan membantu meningkatkan tingkat kultivasi nya

"Baiklah peserta Nan Chen silahkan naik ke stadium untuk pertandingan selanjutnya" ucap wasit

"Ahh... baik baik aku akan segera kesana" ucap Nan Chen

Nan Chen langsung naik ke atas stadium

Yang akan menjadi lawan Nan Chen adalah seorang bangsawan lainnya

Budidaya kultivasi dari para bangsawan memang sangat baik dan sangat bagus

Para bangsawan banyak memonopoli persediaan tanaman herbal maupun obat pil untuk kultivasi

Lawan Nan Chen kali ini adalah seorang anak pungut keluarga kerajaan

Ia memiliki sebuah kisah kelam...

*Kisah dari lawan nan Chen

Tetesan air hujan mulai mereda, deru angin menerpa wajah seorang pemuda berdarah campuran berusia 16 tahun tersebut. Ia bertujuan mencari boneka beruang berwarna coklat milik adik pantinya. Boneka tersebut hilang karena telah terjadi pertengkaran kecil antara anak-anak panti. Reyna selaku pemilik boneka tersebut menangis karena boneka tersebut satu satunya peninggalan dari kedua orangtuanya. Karena merasa kasihan Arkasya mencari boneka tersebut dan berharap menemukannya.

Ternyata boneka tersebut ditemukan di dekat bangunan tua jauh beberapa meter dari Panti Asuhan Akasia.

"Kenapa boneka Reyna bisa ada disini?" tanyanya dalam hati. Tanpa berpikir panjang, ia langsung kembali ke Panti Asuhan Akasia tempat ia dibesarkan.

"Wah, terima kasih kak!" seru Reyna sambil menangis.

"Sudah, tidak usah menangis." ucap Arkasya menenangkan.

Arkasya membuka handphone dan ia melihat postingan teman-temannya yang sedang melaksanakan study tour. Ia hanya bisa meratapi nasib dan bersyukur telah dibesarkan di panti ini.

"Huuftt…, andai saja aku bisa pergi ke Jepang." keluh Arkasya.

"Bersabarlah Arkasya nanti kalau sudah dewasa pasti bisa membawa Ibu serta Adik-adik berlibur ke Jepang." semangatnya pada diri sendiri

Beberapa jam setelah Arkasya tertidur, terdapat cahaya biru di sekeliling tubuhnya. Ia tidak mempedulikannya dan lanjut tertidur. Setelah bangun, ia kaget mengapa ia berada di sekitar gunung. Arkasya menyadari bahwa ia berada di Jepang, tepatnya di Gunung Fuji. Ia panik karena ia tidak membawa uang sepeser pun.

"Bagaimana ini? Apakah aku harus bekerja agar bisa mendapatkan uang?" tanya Arkasya dalam hati. Akhirnya ia memutuskan mencari pekerjaan yang bisa dilakukan oleh remaja berumur 16 tahun dengan bahasa yang terbatas tentunya. Ia telah mencari kemana-mana tetapi belum ada yang menerimanya, dikarenakan ia tidak membawa identitas apapun dengan umur yang belum legal.

"Bagaimana ini? Aku lapar." keluhnya. Tiba-tiba datang seorang Kakek yang memiliki mata berwarna abu-abu. Untunglah lelaki berumur itu bisa berbahasa Indonesia. Kakek tersebut mengajak Arkasya untuk istirahat di rumahnya. Arkasya ragu tetapi tetap mengikuti langkah kaki si Kakek.

Setibanya di rumah lelaki bermata abu-abu, untuk berbincang-bincang Arkasya menanyakan nama Kakek tersebut. Ternyata Kakek tersebut bernama Oshan. Tidak ada rasa canggung, Arkasya langsung menceritakan hal ganjil yang telah menimpanya beberapa jam yang lalu.

Kakek Oshan tidak menganggap terlalu serius perkataan Kasya. Tetapi Arkasya bisa membuktikan bahwa ia bisa menghilangkan barang. Arkasya bisa menghilangkan barang sejak berumur 3 tahun. Tetapi ia baru bisa mengendalikannya pada umur 15 tahun. Walaupun ia hanya bisa menghilangkan benda yang berukuran kecil.

Saat Arkasya menghilangkan barang, mata Arkasya berubah menjadi warna biru kelam yang seolah-olah akan menenggelamkan pikiran seseorang yang melihatnya. Tak tahu mengapa Kakek Oshan menangis melihat Arkasya. Arkasya yang tidak tahu mengapa Kakek Oshan menangis, ia mencoba menenangkan Kakek Oshan.

Kakek Oshan menceritakan penyebab ia menangis. Ia menangis karena mengingat temannya dulu sewaktu muda yang meninggal akibat peperangan di Feygical.

"Memang dimana itu Feygical kek?" tanya Arkasya sopan.

"Feygical itu bukan tempat tinggal untuk para manusia, melainkan tempat tinggal para pengguna elemen Bumi." jawab Kakek Oshan.

"Dan setelah melihat matamu, Kakek mengingat teman kakek yang bernama Vaden. Vaden itu sahabat Kakek. Apa kamu tidak sadar bahwa warna bola mata kamu berubah saat menghilangkan barang tadi?" lanjut Kakek Oshan.

"Aku menyadarinya Kek, tapi aku juga bingung mengapa aku bisa melakukan hal yang aneh itu." jawab Arkasya.

"Itu bukan hal aneh, Cucuku." timpa Kakek Oshan.

"Hah, apa? Cucumu! Apa Kakek bercanda?" kaget Arkasya.

"Walaupun kau bukan Cucu biologisku, tak apa bukan kalau aku menganggap Cucu sahabatku menjadi Cucuku?" tanya Kakek Oshan dengan rasa syukur.

"Aku Cucu dari pria yang bernama Vaden?" tanya Arkasya penasaran.

"Iya Kasya, kau dulu mempunyai Ayah yang bernama Donovan dan Ibu yang bernama Calithea." jawab Kakek Oshan meyakinkan

"Apa maksud Kakek dengan kata dulu?" tanya Arkasya.

"Sebenarnya seluruh keluargamu dulu adalah bagian dari rakyat Feygical, tetapi seminggu setelah kelahiranmu ada sekelompok orang yang menggunakan sihir hitam untuk menguasai seluruh Bumi." jelas Kakek Oshan.

Arkasya termenung setelah mendengarkan penjelasan dari Kakek Oshan. Ia kecewa mengapa ia tidak bisa melihat orangtuanya untuk yang terakhir kali. Dengan rasa bersalah Kakek Oshan memberikan sebuah tombak yang merupakan peninggalan dari sahabatnya dulu yang juga merupakan Kakek Kasya. Tombak tersebut memiliki 1 mata pisau yang tajam dan permukaan tombak tersebut berwarna biru gelap, terdapat ukiran juga dibagian ujung tombak.

Next chapter