webnovel

Pelajaran Matematika

Ketika aku dan Alvan sampai di pintu kelas VII-7, aku pun mulai mengetuk pintu kelas kami. Yah... buat sopan gitulah, takutnya kalau ada guru dan kita main slonong boi atau cuek gitu ketika masuk kedalam kelas. Bisa-bisa kita bakalan kena marah sama guru yang lagi ngajar. Dan bakalan kasih nasihat pastinya.

TOK! TOK! TOK!

"Permisi!" ucapku yang mewakii masuknya kami berdua kedalam kelas seraya mengetok pintu kelas.

"Iya, silahkan masuk!" Ucap suara seseorang menyuruh kami berdua masuk kedalam kelas.

"Baik!" sahutku kepada suara seseorang yang menyuruh kami berdua untuk masuk kedalam kelas.

KRIEETT!

"TAP! TAP! TAP! TAP!" suara langkahku dan Alvan.

KRIEET!!

Setelah kami berdua telah masuk kedalam kelas, kemudian seseorang yang menyuruh kami untuk masuk kedalam kelas menanyakan pada kami mengenai kedaangan kami yang begitu telat. "Kenapa kalian berdua baru datang sekarang?"

"Maaf Pak, kami terlambat karena gak ada angkutan umum dan juga kami berdua habis dihukum dilapangan barusan. Makanya kami berdua baru datang kedalam kelas." Ucapku kepada seseorang yang menyuruh kami masuk kedalam kelas.

"Iya bener, Pak. Kami terlambat karena angkutan umum dan baru selesai dihukum tadi." Timpal Alvan yang mendukung perkataanku.

Nampak dari raut muka dari orang tersebut terasa menyeramkan, seperti ada aura kemarahan yang sangat pekat dan bikin takut. Sampai akunya gak nahan untuk melihatnya.

"Ha-ah! Iya sudah, kalian duduk aja sana!" ucap Orang tersebut kepada kami dengan nafas sedikit panjang, seraya menyuruh kami untuk duduk dibangku.

"Baik Pak, terima kasih." Ucap kami berdua, seraya menuju ke bangku kami.

Seusai kami berdua sudah duduk dibangku kami, orang tersebut menyuruh kami untuk menulis soal yang berada dipapan tulis. "Kalian berdua yang terlambat masuk kelas, kalian nulis soal yang berada dipapan tulis terlebih dahulu. Baru nanti kalian jawab pertanyaanya!" suruh orang tersebut kepada kami berdua.

"Baik Pak!" ucap aku dan Alvan kepada orang tersebut, seraya mempersiapkan alat tulis.

Setelah orang tersebut menyuruh aku dan Alvan untuk mencatat pelajaran, orang tersebut pun menunggu kami berdua sembari membaca materi untuk disiapkan.

---5 menit kemudian---

Setelah 5 menit kami melakukan mencatat materi dipapan tulis, kami berdua pun ditanya oleh orang tersebut. untuk memastikan, apakah kami berdua telah selesai mencatat materi di papan tulis. "Kalian sudah selesai mencatatnya?"

"Sudah Pak!" jawab kami berdua yang sudah selesai mencatat materi.

"Baik, kalau begitu. Bapak akan meneruskan pengajarannya," ucap Guru Matematika kepada seluruh murid kelas VII-7, setelah menghiraukan perkataan kami berdua.

"Baik Pak!" ucap seluruh murid kelas VII-7.

Guru Matematika pun melanjutkan pengajaran pelajaran matematikanya.

---1 jam kemudian---

1 jam berlalu, belajar matematika di dalam kelas. akhir pelajaran matematika pun selesai. Guru matematika pun menutup buku matematikanya kemudian ia pun bertanya kepada kami semua mengenai bahasan materi yang ia sampaikan.

"Ada yang ingin bertanya tentang materi yang bapak sampaikan?" tanya guru matematika kepada murid kelas VII-7.

Murid kelas VII-7 hanya terdiam seakan mengerti dalam pembelajaran, yang disampaikan oleh guru matematika.

"Tidak ada? Kalau tidak ada bapak akhiri dipertemuan kali ini." Ucap guru matematika kepada murid kelas VII-7.

"Ada, Pak!" Ucap salah satu murid kelas VII-7 sembari mengangkat tangannya.

"Yak! Silahkan bertanya!" Balas guru matematika kepada murid tersebut.

"Saya masih kurang mengerti dapat hasil "X dikurangi 3 per 2X dikurangi 3" Pak, terimakasih," ucap salah satu murid VII-7.

"Baik, saya akan menerangkan sedikit lagi. di soalnya tertulis "2X pangkat quadrat dikurangi 3X dikurangi 9 Per 4X pangkat quadrat dikurangi 9" nah kamu pecahkan dalam bentuk sederhananya, menjadi "buka kurung 2X ditambah 3 tutup kurung, buka kurung lagi X dikurangi 3 Per buka kurung 2X ditambah 3 tutup kurung, buka kurung 2X dikurang 3 tutup kurung". Nah kamu bisa melihat kan ada yang sama nih 2X ditambah 3 dimasing-masing bilangan penyebut dan bilangan pembilang, kan? Nah kamu coret aja. Jadi hasilnya adalah X dikurangi 3 Per 2X dikurangi 3. Jadinya seperti itu," jelas guru matematika secara rinci menerangkan pertanyaan dari murid tersebut.

"Sudah jelas?" tanya guru matematika kepada murid tersebut.

"Sudah Pak, sudah jelas." Ucap murid tersebut yang paham penjelasan dari guru matematika.

"Ada lagi yang ingin di tanyakan lagi? masalah terkait aljabar matematika?" tanya guru matematika kepada murid VII-7.

"Ada, Pak!" ucap salah satu murid lain kelas VII-7 sembari mengangkat tangannya.

"Yak, silahkan bertanya!" Ucap guru matematika yang mempersilahkan murid tersebut bertanya.

"Saya mau nanya, Pak. Hasil dari X sama dengan 6 itu dapat dari mana ya Pak?" tanya murid tersebut kepada guru matematika.

"Baik, untuk mendapatkan hasil dari X tersebut. Kalian harus menyamakan bilangannya. Jadikan soalnya tertulis "2X ditambah 7 sama dengan 5X dikurangi 11" nah kalian cocokan gitu, jadi "2X dikurangi 5X sama dengan minus 11 dikurangi dengan 7" dapat lah hasilnya "minus 3X sama dengan minus 18". Karena "X" yang kita ingin carikan maka kita pindahin minus 3 yang dari X tersebut ke minus 18 ini, dengan membagikannya. Menjadi minus 18 dibagi dengan minus 3. Dapat deh hasil dari "X" tersebut menjadi 6." Jelas guru matematika kepada murid tersebut.

"Apa ada yang di tanyakan lagi?" Tanya guru matematika lagi, untuk memastikan adanya pertanyaan dari murid kelas VII-7.

"Tidak ada, Pak." Jawab salah satu murid kelas VII-7.

"Baik, kalau tidak ada pertanyaan. Saya akhiri pada pertemuan hari ini." Ucap guru matematika menutup pembelajaran matematika.

"Untuk tugasnya, kalian kerjakan halaman 8 ya! Dan di kumpulkan pada saat pertemuan berikutnya," lanjutnya lagi.

"Baik Pak!" Ucap seluruh murid kelas VII-7.

"Terimakasih dan selamat pagi!" ucap guru matematika kepada murid kelas VII-7, sembari meninggalkan ruang kelas.

"Terimakasih, Pak!" Balas Murid kelas VII-7.

Setelah guru matematika meninggalkan kelas, aku pun merasa lega. Karena, jujur aja ini sangat capek banget. belum lagi, waktu pak guru itu menanyakan aku dan Alvan "kenapa kami baru datang kedalam kelas" jujur aja sangat mencengkram banget auranya. Seakan ingin marah, tapi kasian gitu. yah... emang sih itu sangat bagus untuk menghindari marahnya beliau. Jadinya untung lah.

Disaat aku lagi merebahkan diriku dengan cara bersandaran di bangku milikku, tiba-tiba Alvan menghampiriku. Aku gatau dia mau ngapain, mungkin cuman mengobrol mengenai pak guru itu? Atau yang lain?? aku gatau.

"Wan, gila ya tadi." Ucap Alvan kepada ku sembari menghampiriku.

"Iya cuy, hampir aja kita dimarahi," ucapku yang menyetujui pendapat Alvan.

"Tapi itu masih mending ya? Daripada Bu Mirna?" ucap Alvan kepadaku.

"Iyalah, kalau Bu Mirna kan beda kasta dia mah hahaha." Ucapku yang menertawakan ngomongan Alvan.

"Iya sih, emang. Btw, seperti biasa ya? Kita pulang bareng sekalian juga, kita ajak Septi juga." Ucap Alvan kepada ku.

"Iya, santai! Tenang aja kalau itu mah!" ucapku kepada Alvan.

"Iyaudah deh, kalau gitu." ucap Alvan kepadaku sembari dirinya balik lagi ke bangkunya.

"Udah ? gitu aja? Aku kirain mau ngomong apa gituu? Kalau kamunya ngomong gitu aja kenapa gak disana aja?" Batinku yang jengkel dengan tingkah laku Alvan.

Disaat aku jengkel dengan tingkahnya Alvan, tiba-tiba datang lah kehadiran sesosok bayangan yang masuk kedalam kelas.

Next chapter