Tampaknya player lain sudah sampai nomor 25-30. Apo ketinggalan start sehingga dia agak panas dingin. Ingin rasanya memencet sembarang jawaban, tapi hatinya tak bisa begitu. Jika nomor berpindah lagi, wajah Raja Millerius selalu terbayang dalam baju-baju yang tersedia. Terkadang Apo juga gemas ingin memakaikannya secara langsung. Tapi, apa-apaan sih?!
Tekanan ruangan itu lama-lama membuatnya gila.
Benar saja, dering lonceng sudah menghentikan usaha Apo pada menit ke-40.
"Waktu habis. Terima kasih sudah hadir dalam sesi kali ini. Tepuk tangan untuk kalian semua," kata Zelina sambil tersenyum. Wanita itu menemani Raja Millerius di tepian tangga lantai 2. Kontras dengannya, sang dominan lempeng saja menatap semua orang di ruang ujian.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com