"Iya, tapi—ugh, nnnh ...." Keringat Apo pun mengucur lebih deras sekarang. Dia tidak habis pikir bisa menunggangi sang suami, apalagi memberinya pemandangan semesum itu di depan matanya. Ahh! Penis Apo bahkan mengacung ke atas, sayang dia tidak bisa menyentuhnya. Di lain pihak, Mile terus fokus menuntun pinggulnya agar keluar masuk. "Ahhhh ... nikmat, Mile. Ampuni aku, ahhh!!"
Leher penuh tanda Apo tampak indah ketika dia terlonjak. Kepalanya mendongak ke atas karena diserang nikmat hingga ke langit. Dan lampu tidur tidak lagi tampak pada matanya. Segala hal jadi buram. Dia mencakari pergelangan tangannya sendiri karena tak bisa meraih benda lainnya. Dan muncratan klimaksnya tercurah di perut Mile.
Ada senyum bodoh di bibir Apo, meski dalam kondisi terpejam. Dia membuat Mile merasa sukses sekali, walau sang suami belum puas juga. Lelaki itu menarik tengkuk Apo untuk berciuman setelah membuat becek di bawah sana. Pertemuan kulit mereka dihiasi benih-benih kental.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com