# "Aku akan memberikan apapun kecuali kematian. Karena jika kau memang sudah tidak peduli lagi dengan kehidupanmu, maka aku akan mengambil dan menggunakannya semauku." (Lucas)
.
.
.
Aleta seperti baru dihempaskan jatuh ke tanah dari langit. Rasa permukaan bibir lembut Lucas bahkan masih tertinggal di permukaan miliknya. Geli-geli hangat aneh, dan dia tak bisa melupakan kenangan itu selama Eve membersihkan piring makan di sekitarnya.
"Eve…" panggil Aleta. "Aku ingin tanya sesuatu."
"Ya, Nona?"
Eve mendekat perlahan. Wanita itu meletakkan telinganya tak jauh dari bibir Aleta. Siap mendengarkan dengan penuh perhatian.
"Lucas … apa dia benar Pamanku?"
Aleta berani bertaruh dengan seluruh jiwanya, karena Hendra dan Maharani adalah tipikal sosok yang lembut, penuh kasih, dan bermartabat. Kehidupan mereka juga memiliki banyak kesan baik di luar. Kalangan pesohor eksekutif yang bisa membuat siapapun menoleh dengan perasaan kagum yang teramat dalam. Lalu mengapa kerabatnya memiliki perilaku bejat?
Menyentuh Aleta seperti itu.
"Kenapa Anda mendadak bertanya begitu, Nona?"
"Boleh jawab saja pertanyaanku?" tanya Aleta.
"Iya, Nona."
"Dari mana?" tanya Aleta lagi. "Kenapa tidak ada yang memberitahuku apapun. Kalian menganggap aku apa di sini?"
"Nona, Anda salah paham. Bukan seperti itu maksud kami."
"Kau dan Raymond juga sama saja. Oh, benar juga. Karena aku sudah tidak berguna kan di rumah ini? Aku hanya beban. Yang bahkan dari pagi dan terbangun hingga malam untuk kembali tidur tak bisa mengurus diri sendiri," kata Aleta dengan panas di dadanya. "Kau mengurus jadwal makan dan mandiku. Kau mengurus pakaianku. Kau menentukan apa yang boleh kulakukan atau bukan—seperti boneka saja. Jadi memang sudah seharusnya aku tidak protes apalagi mendapatkan sebuah jawaban. Iya kan?"
"Nona … Dengan segala hormat, Saya tidak berani melakukan itu," kata Eve.
"Jadi dia memang pamanku," kata Aleta pelan.
Eve sendiri berada di dalam situasi yang sulit. Dia bukannya tidak melihat apa yang dilakukan Lucas kepada gadis ini saat menunggu dengan nampan bersih di ambang pintu. Hanya saja, pelayan yang berperan sebagai serangga kecil di rumah itu … memangnya bisa apa selain patuh?
Lucas sendiri yang telah dipercaya Hendra dan Maharani untuk mengurus pengaturan di tempat ini. Surat wasiat dan tanda tangan valid beserta legalitas sidik jari yang disertakan sejak lama menjadi bukti. Hanya saja, Eve sendiri tidak mengerti mengapa Lucas mengambil jalan yang sulit.
Sejak dirinya dan Raymond bertemu dengan Lucas … lelaki itu langsung menyuruh mereka berdua bertemu di ruangan yang kerja pribadi yang biasanya dipakai Hendra di rumah. Baru dua menit mereka menghadap, Lucas tak mengawali basa-basi apapun dan mengatakan perintahnya.
"Kalian sudah tahu siapa aku," kata Lucas. Lelaki itu duduk di sebuah kursi kehormatan dengan kedua kaki menyilang. Tatapannya tegas memakan. Raymond dan Eve hanya bisa berdiri dengan kepala tertunduk. "Jadi beritahu seluruh pelayan di sini tentang itu. Tapi untuk Aleta, jangan. Peranku di sini sebagai Pamannya. Kalian paham?"
Raymond dan Eve saling lirik sebelum mengangguk patuh. "Baik, Tuan."
Mereka berdua tidak berani bertanya lagi. Sebab Lucas adalah lelaki yang melebihi ekspektasi. Dengan satu isyarat tangan yang menyuruh pergi, Raymond dan Eve pun langsung keluar untuk melaksanakan perintah.
Seluruh penjaga dan pelayan di rumah itu pun bertanya-tanya. Mereka menyimpan rasa penasaran masing-masing di belakang. Sesekali berbisik kenapa Lucas menginginkan hal itu, tapi tidak ada yang berani melakukan tindakan lebih.
"Kenapa Tuan Lucas melakukan itu," kata Kania. Salah satu pelayan setia Eve. "Seharusnya tidak kan. Ini buruk sekali. Aku tidak bisa membayangkan betapa susahnya menjadi dia."
Liana, pelayan setia Eve yang lain pun mengangguk setuju. "Ahh! Setiap hari bersama calon istrimu. Tapi kau tidak bisa melakukan apa-apa dengan dia? Dan Nona Aleta hanya tahu dia Pamannya. Ini pasti akan sulit."
"Kenapa tidak dibuat mudah saja? Tuan Lucas tidak harus menyembunyikan posisinya sebagai lelaki yang dijodohkan dengan Nona kan?" ujar Kania sedih.
Eve langsung mengayunkan tangan kepada mereka saat tahu situasi itu. "Kalian bubar. Jangan menggosip selagi pekerjaan rumah belum selesai."
Lucas lucu ya :")
Dia mencintai Aleta. Waktu belum jujur, dia seperti pangeran es yang sulit memberikan perhatian langsung.
Waktu udah jujur, dia jadi seperti kucing kecil yang sangat manja kepada tuannya
Oke... Terima kasih sudah membaca karyaku :)
Jangan lupa masukkan ke rak kalian...