Seminggu setelah pengobatan dari tabib Asyi Savira pun mulai membuka matanya dan kaget dengan tempat disekitarnya yang sangat asing dan terlalu megah dan mewah walaupun di dominasi warna hitam dan emas.
"Huk..huk..huk..., dimana aku?" ucap Savira sambil memegang kepalanya yang terasa sedikit pusing.
"Yang mulia Queen berada di kamar my Queen dan King," ucap tabib Asyi menunduk hormat dan tidak berani mentap ratunya yang mungkin saja mempunyai sikap yang sama kejamnya dengan rajanya itu.
"Queen, King, apakah sekarang aku sudah di surga?," ucap Savira yang merasa sangat bingung.
"Tidak my Queen, yang mulia Queen sedang berada di Istana Wolf terbesar di Antartika ini." ucap Asyi menjelaskan pada ratunya dengan formal.
"Kenapa kau memanggilku Queen? dan mengapa kau selalu menunduk?" ucap Savira yang merasa heran.
"Maafkan ketidak sopan hamba yang mulia Queen tapi yang mulia adalah Soulmate dari King James dan itu berarti Queen seluruh bangsa wolf, Ampunilah hamba yang telah bersiap tidak sopan," Ucap tabib Asyi memohon dengan sangat dan ketakutan mungkin setelah ini nyawanya akan melayang.
"Kau tidak perlu merasa takut dengan ku, apakah aku terlihat sangat menyeramkan?" ucap Savira pada Asyi.
"Tidak yang mulia Queen, anda terlihat sangat cantik dan baik hati," ucap Asyi setelah berusaha memberanikan diri menatap wajah ratunya yang tersenyum ramah padannya.
"Terimakasih, Kau mau menjadi sahabat ku siapa nama mu?" tanya Savira dengan tersenyum manis.
"Hamba Asyi hanya seorang tabib biasa, apakah hamba pantas bersahabat dengan yang mulia Queen?" ucap Asyi yang sebenarnya sangat ingin bersahabat dengan Queen yang sangat baik dan ramah ini tapi mungkin King akan membunuhnya nanti karna Asyi hanya tabib biasa bukan dari golongan bangsawan.
"Kau tidak mau bersahabat dengan ku?" ucap Savira yang telah menunjukkan wajah sedih karna akan sulit ditempat asing seperti ini jika dia tidak memiliki seorang sahabat ataupun teman dekat.
Tabib Asyi yang melihat wajah sedih Queen nya dan matanya telah berkaca-kaca pun langsung berkata "Hamba bersedia my Queen tolong jangan menangis, Karena mungkin setelah anda menangis mungkin badan dan kepalaku akan terpisah jika my King mengetahuinya", ucap Asyi dengan ketakutan bukan karena takut mati tapi mungkin keluarganya nanti akan dihabiskan selama 7 keturunan oleh King Wolf yang terkenal kejam karna memang memiliki darah Campuran iblis itu.
"Terimakasih telah mau manjadi sahabat ku Asyi," ucap Savira yang bahkan telah memeluk Asyi dengan erat karna merasakan senang mempunyai seorang sahabat ditempat asing ini.
Tabib Asyi hanya berdiri kaku karna tidak tau apa yang harus dilakukan tapi dalam hati Asyi sangat bersyukur telah mendapatkan Queen yang baik, ramah, hangat tanpa pandang bulu sepeti Queen yang telah memeluknya sekarang, dengan sedikit gagap Asyi berkata "Terimakasih..... My....Queen, apakah anda merasakan ada bagian tubuh anda yang sakit?" ucapannya.
"Tidak tadi sebelum aku hanya merasa sedikit pusing tapi sekarang aku baik-baik saja," ucap Savira setelah melepaskan pelukannya pada Asyi .
"Syukurlah jika anda baik-baik saja My Queen," ucap asyi yang menghembuskan nafasnya karna merasa lega atas jawaban Queen nya.
Tiba-tiba James datang setelah memeriksa malah kerajaan dan perkerjaannya didunia manusia.
"Queen kau sudah sadar?" ucap James dengan datar bahkan terdengar sangat dingin dan menusuk.
Savira sebenarnya sedikit bingung tapi karna tadi sahabatnya itu memanggilnya Queen mungkin Pria bertubuh kekar, berdarah panas dan berkata dingin dan kaku itu bicara dengan nya, kemudian Savira menjawab perkataan pria itu dengan berkata "Saya baik-baik saja," ucap Savira menunduk takut karna dari tadi pria didepannya itu menatapnya intens seperti ingin memakannya hidup-hidup.
James langsung melakukan komunikasi lewat suara batin yang hanya bisa didengar oleh kaum wolf yang diinginkan nya.
"Tabib Asyi pergilah kau!". Ucap James yang terkesan mengancam.
"Baik yang mulia King." Ucap Asyi yang kemudian pergi meninggalkan tempat itu dengan cepat.
"Asyi..., mengapa dia meninggalkan ku..?" ucap Savira dengan pelan tapi masih bisa terdengar jelah oleh James.
"Aku yang meminta nya untuk menyelesaikan tugasnya yang lain Queen!" ucap James dengan datar dan kemudian duduk di ranjang yang sama dengan Savira.
"Tolong jangan mendekat!" ucap Savira yang ketakutan.
Bukannya menjauh malah James malah memeluk tubuh Savira dan mengendus leher Queen nya itu yang terasa begitu memabukan.
"Apa yang kau lakukan? tolong jangan makan aku!" ucap Savira yang semangkin ketakutan mengingat film horor manusia pemakaian manusia beberapa minggu lalu.
"Jangan takut Queen aku hanya tidak akan mungkin melukaimu, sepeti apa yang telah otak cantik mu pikirkan itu. Lain kali jangan menonton film horor lagi!" ucap King wolf itu dengan suara yang lebih berat dan serak karna yang telah menguasai tubuhnya sekarang adalah Jay jiwa serigala James.
"Lalu kenapa kau mengendus leher ku tadi jika tidak ingin memakan ku?" ucap Savira dengan kesal.
"Karena aku menyukai wangi mawar dan kayu manis yang ada pada tubuh mu sangat harum dan menenangkan," ucap Jay dengan datar tapi tidak sedatar James, dan kemudian merapatkan tubuh mereka berdua.
"Pakaian mu aneh, kau bukan manusia?" ucap Savira dengan spontan, entahlah rasa takutnya yang tadi telah menghilang karna dekapan lembut dari tubuh kekar pria yang asing tapi sangat tampan menurutnya.
"Iya aku memang bukan manusia, aku Jay King wolf dan kau Queen wolf kita adalah soulmate jadi kau tidak perlu takut lagi karna sangat mustahil jika aku melukai kamu."ucap Jay dengan percaya diri dan sedikit angkuh.
Padahal didalam kepalanya James sedang protes karna seharusnya Jameslah yang berkenalan kepada Queennya itu terlebih dahulu.
"Wah benarkah? tapi kau tidak terlihat seperti siluman serigala?" ucap Savira Antara kagum dan Bingung.
"Baiklah suatu saat nanti kita akan bertemu dengan wujud serigalaku, sekarang Queen kau harus bicara pada diriku yang lain..emmuuu....ach...." ucap Jay yang kemudian mengakhiri ucapannya itu dengan mengecup bibir Savira dan setelah itu Jay bertukar dengan James.
James malah asik meneruskan ciuman panasnya, pada bibir Savira yang menyebabkan bibir ratunya itu sedikit bengkak karna ciuman hotnya.
"Huft..huh...huh.. apakah bakau ingin membuat ku mati sesak napas, kau berkata tidak akan memakan ku tapi kenapa kau memakan bibirku?" ucap Savira dengan polos.
"Bibirmu sangat manis.... dan nikmat bahkan aku rasa mungkin aku akan memakan mu lagi, lagi, dan lagi. Jika bukan karena takut kau kehabiasan napas. Aku tidak mau kau tidak bisa bernapas lagi!" ucap James menyeringai licik dan tersenyum melihat wajah Savira yang sepertinya di dominasi kebingungan dan rasa takut membuatnya terkesan bertambah cantik dan seksi apalagi dengan bibir Savira yang sedikit tebal karena ulah James tadi.
Jangan lupa simpan keperpustakaan dan review juga, Terimakasih kepada pembaca.