Ini bukan pertama kalinya Jian mengalami hal tersebut, dia tidak memberitahu siapapun. Karena takut bahwa hal ini dijadikan sebagai potensi untuk memperemah dirinya bagi musuh.
Jian mengetahui bahwa dia akan merasakan sakit ini hanya dalam beberapa waktu saja, sehingga dia hanya perlu menyendiri.
Setelah beberapa saat, sakit yang dirasakannya menghilang. Seolah tidak pernah terjadi apapun sebelumnya, gadis itu memperbaiki tatanan rambutnya, setelah rambutnya rapih kembali. Jian menatap pantulan dirinya lagi.
Bukan tanpa sebab Jian melakukan ini terus-menerus, dia ingin memastikan bahwa sosok yang berada dalam sekelebatan ingatannya itu benar-benar dia atau sosok lain. Tapi setelah sekian lama, Jian masih tidak bisa mengidentifikasi apakah itu dia atau sosok lain.
Jian menghela napasnya lembut, "Aku harus mempersiapkan diri." Jian bergumam lalu bangkit dari duduknya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com