webnovel

Bab76. Berani melukai kakak ku!

Bing Xing kini tersadar bahwa kekuatan fisiknya saja sudah cukup untuk membunuh para Siluman, dia mengayunkan pedangnya melakukan Jurus Tarian Pedang Falcon.

Pedang di tangannya terdengar sebuah jeritan burung Falcon, aliran kecil Qi di pedangnya menjadi sebuah embun beku yang keluar terus menerus dari pedangnya.

Dengan kekuatan fisiknya yang mendorong Jurus Tarian Pedang Falcon, pedang Bing Xing bagaikan senjata dari dewa kematian, dia hanya butuh satu tebasan untuk membunuh beberapa Siluman.

Ne Zha di atap rumah yang mengamati hal tersebut tersenyum kecil, hal seperti kekuatan fisik memanglah remeh tapi hal remeh itu bisa menjadi kekuatan yang besar.

Su Lihwa memperhatikan gerakan yang dikeluarkan oleh Bing Xing terpana, dia menyadari bahwa Qi yang dikeluarkan oleh Bing Xing hanya sedikit. Tapi membuat serangan yang sangat mengerikan.

Tiba-tiba dia juga tersadar bahwa dari awal dia tidak terlalu mengontrol Qi yang digunakannya untuk bertarung. Dia selalu menggunakan Qi secara besar untuk menghabisi banyak Siluman.

Tidak lama setelah mereka terpojok, Bing Xing berhasil menyelamatkan mereka dan dengan cepat membantai para Siluman.

Jumlah Siluman sudah mengurang banyak hingga Bing Xing tidak kerepotan, dia hanya butuh beberapa menit untuk menghabisi semua Siluman tersebut.

Gadis sedingin Es itu menyatungkan pedangnya, tidak ada keringat sedikitpun pada dirinya. Rasa puas memenuhi wajah gadis tersebut. Dia telah belajar hal yang baik dalam pertarungan ini.

Ne Zha, Han Xiao, Ren Yanyu dan Nuren Yexing turun dan menghampiri ketiga gadis tersebut, dengan cekatan Ne Zha mengobati luka pada Su Lihwa lalu Xia Shiva. Luka yang didapat kedua gadis itu tidak bisa dibilang ringan karena punggung mereja terkoyak.

"Sialan! Siluman itu merusak kulitku," rutuk Su Lihwa dengan kesal, dia sungguh malu ketika Ne Zha mengobati lukanya.

"Tenanglah, dengan ramuan dan pil yang kuberi lukamu akan menghilang tanpa bekas sedikitpun," ucap Ne Zha sedikit lembut pada Su Lihwa.

Su Lihwa hanya mengangguk ringan, dia percaya pada Ne Zha, beberapa kali dia terluka dan hilang karena pil dari Ne Zha. Namun yang membuatnya cemas adalah luka kali ini sangat parah.

"Istirahatlah dengan baik, renungkan pertarungan tadi apa yang menjadi kekurangan kalian." Ne Zha menyelesaikan pengobatannya lalu berkata seraya berjalan kembali ke penginapan.

Su Lihwa berlari kecil mengikuti Ne Zha, yang lainnya juga kembali ke penginapan. Urusan mereka tentang Siluman di desa ini telah selesai, namun malam masih panjang sehingga Ne Zha dan Han Xiao memutuskan untuk menuju desa terdekat dari sini.

***

Ren Yanyu tak henti-hentinya menyenandungkan lagu disepanjang jalan, Bul Bul sang Banteng Biru juga melakukan hal yang sama.

Fu Daiyu sudah mengetahui bahwa Ren Yanyu telah bertemu Han Xiao, kini dia mengatakan bahwa tujuannya akan ke Kota Xianxie karena ingin menemui seseorang disana.

Hanya Bul Bul yang mengikuti perjalanan mereka kali ini, Kuda Bergas mereka tinggalkan di desa yang nanti akan diambil oleh orang dari Kekaisaran. Bagaimanapun Kuda Bergas masihlah aset berharga untuk perjalanan.

"Kau bisa menilainya?" ucap Han Xiao kecil pada Ne Zha yang kini ada disampingnya. Mereka berlari di depan untuk memimpin jalan berdua, sehingga percakapan mereka tidak terdengar.

"Saat Ren Yanyu dekat denganku aku merasakan keberadaan Leyra," balas Ne Zha seraya menengok ke belakang, dia tersenyum melihat Ren Yanyu yang sedang menyenandungkan lagu untuk bernyanyi.

"Seluruh hal yang dimiliki Leyra ada pada Ren Yanyu, aku sungguh sulit membedakannya. Wajahnya tidak terlihat seperti gadis-gadis di dunia ini, dia memiliki bentuk wajah yang spesial.

Aku sangat mengenal sedara terperinci seluruh wajah Leyra, tanda lahir pada tangannya bahkan persis seperti milik Leyra. Aku sekarang bahkan seperti benar-benar menerima hal mustahil seperti Reinkarnasi." Ne Zha menghela napasnya yang berat, sungguh kejadian kali ini membuatnya terasa benar-benar hidup.

Han Xiao tersenyum, dia mulai melihat Ne Zha yang bawel seperti dulu lagi, pemuda yang kembali mendapatkan hal yang hilang dari dirinya. Tentu ini juga membuatnya senang. Tingkah konyol, gila, absurd yang dimilikinya tidak lain hanya untuk menghibur Sahabatnya tersebut.

Boom!!!

Suara ledakan membuat Han Xiao dan Ne Zha terkejut, mereka menghentikan langkah mereka, begitu juga Bul Bul dan para gadis.

"Ini aura Raja Siluman!" ujar Ne Zha terkejut.

"Ayo cepat kesana, itu suara pertarungan." Han Xiao melesat secepat mungkin diikuti oleh Ne Zha, Bing Xing, Su Lihwa dan Bul Bul.

Xia Shiva dan Nuren Yexing tersenyum pahit, mereka berdua tidak bisa berlari melesat secepat itu, Nuren Yexing walaupun berada di Ekspansi Istama tapi dia kalah telak dalam kecepatan.

"Huft ditinggal ya?" kata Nuren Yexing dengan helaan napas.

"Tidak bisakah kau berlari seperti mereka?" Xia Shiva bingung.

"Tidak, kelemahanku adalah kecepatan. Walaupun aku bisa melesat secepat itu tapi aku harus menggunakan semua kemampuanku," jawab Nuren Yexing pahit.

"Baiklah jika begitu kita berlari sebisa kita saja," ujar Xia Shiva lalu berlari ke atah Han Xiao dan lainnya.

***

"Tuan Putri awas!"

"Argh!"

Sosok besar berkuku panjang berhasil mendaratkan serangan pada gadis yang mengenakan hanfu ringan berwarna biru air.

Darah merembes keluar dari gadis tersebut, matanya menunjukan jejak kemarahan.

"Kau!"

"Jurus Ombak Menelan Karang!"

Gadis itu mengatunkan pedangnya dengan sangat ganas bagaikan ombak yang besar, pedangnya menghantam sosok besar tersebut.

Sosok besar itu terpental jauh hingga membuat sebuah suara besar ketika dia mendarat.

Boom!!!

Sosok gadis itu kembali menjadi setenang air, dia adalah Yang Shui, dia menatap luka pada pingangnya, pendarahan masih berlanjut dari sana, Yang Shui meminum pil yang dikeluarkannya dari Cincin Spasial.

Pendarahannya segera berhenti, Yang Shui mengambil sehelai kain dari Cincin Spasialnya untuk menutupi bagian tubuhnya yang terbuka.

"Sialan kau Siluman jelek!" kutuk Yang Shui.

Raja Siluman yang diterbangkannya segera bangkit lagi, Raja Siluman itu terlihat marah pada Yang Shui. Dengan segera dia menyerang pada Yang Shui.

"Tuan Putri dia kembali menyerang!" Ling Ba dan lainnya segera memasang penjagaan di hadapan Yang Shui.

Boom!!!

Belum sempat Raja Siluman sampai di tempat mereka, tubuh besar milik Raja Siluman terhempas dengan sangat kuat ke tanah hingga membuat sebuah lubang.

"Kurang ajar kau berani melukai kakaku!" suara teriakan marah terdengar disana, debu yang berterbangan juga mulai reda.

Sosok pemuda riang dengan wajah kesal keluar dari lubang tersebut seraya menarik telinga Raja Siluman.

Raja Siluman sudah tidak bergerak, dia dalam keadaan pingsan saat ini.

Ling Ba dan lainnya tersedak saat melihat serangan kuat pemuda itu berhasil membuat Raja Siluman pingsan seketika.

Next chapter